Rasulullah, Sosok Sederhana dan Bersahaja

Sarkub Share:
Share

Tidak Pernah Menikmati Roti Sampai Kenyang Hingga Ajalnya

Kesederhanaan Rasulullah ﷺ dan bersahajanya kehidupan beliau, bukan berarti mengajak seluruh umat Islam hidup miskin. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil tentang sikap bersyukur dan qonaah (cukup). Tentang memaknai hidup, bahwa kehidupan adalah kehidupan akhirat. Tentang tidak sibuk dengan dunia hingga wafat tidak membawa amal, bekal kehidupan yang sesungguhnya. Tentang keluh kesah kita, padahal banyak yang harus kita syukuri dari apa yang kita enyam dan rasa. Karena kekasih Allah ﷻ pun tidak semewah kita. Tentang, tentang, dan tentang lainnya…

:ن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يشير بإصبعه مرارًا يقول:

والذي نفس أبي هريرة بيده، ما شبع نبي الله صلى الله عليه وسلم وأهله ثلاثة أيام تباعًا من خبز حنطة حتى فارق الدنيا.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkali-kali mengarahkan jarinya ke mulutnya, sembari mengatakan, “Rasulullah ﷺ dan keluarganya tidak pernah merasa kenyang dalam tiga hari berturut-turut karena memakan roti gandum. (Keadaan tersebut terus berlangsung) Hingga beliau berpisah dengan dunia”. (HR. Muslim 2976 dan Ibnu Majah 3343).

 : اَنَّهُ مَرَّ بِقَوْمٍ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ شاَةٌ مَصْلِيَةٌ َدَعَوْهُ فَاَبَى اَنْ يَأْكُلُ قاَلَ : عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

خَرَجَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الدُّنْياَ وَلَمْ يَشْبَعْ مِنَ الْخُبْزِ الشَّعِيْرِ.

Juga dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, suatu hari beliau melewati orang-orang yang sedang menikmati daging kambing yang dipanggang. Mereka mengundang Abu Hurairah, tetapi dia tidak mau memakannya. Abu Hurairah berkata, “Sampai dengan saat wafatnya Rasulullah ﷺ Tidak pernah kenyang oleh roti yang terbuat dari gandum”. (HR. al-Bukhari 5098).

Membaca hadits ini, rasanya kita hendak menangis. Rasulullah ﷺ yang kita cintai hingga demikian perjalanan hidupnya. Sementara kita, tak terhitung berapa kali merasa kekenyangan yang menyesakkan celana. Hingga makanan terbuang sia-sia. Hanya kepada Allah ﷻ kita memohon ampun.

 

Gurat Tikar Di Pipi

Umar berkisah tentang kebersamaannya dengan Rasulullah ﷺ, “Aku pernah berkunjung menemui Rasulullah ﷺ. Waktu itu beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas. Di bawah kepalanya ada bantal dari kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya daun penyamak terkumpul. Di atas kepalanya, kulit kambing tergantung. Aku melihat guratan anyam tikar di sisi perutnya, maka aku pun menangis.”

Beliau mengatakan, “Apa yang menyebabkanmu menangis (ya Umar)?” “Wahai Rasulullah, Kisra dan Kaisar dalam keaadan mereka (selalu di dalam kesenangan, kemewahan, dan serba cukup), padahal engkau adalah utusan Allah.” Jawab Umar. Umar hendak menyatakan, Anda lebih layak menikmati isi dunia dibanding raja-raja itu karena Anda adalah utusan Allah. Rasulullah menjawab,

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الآخِرَةُ

“Apakah engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat untuk kita?” (HR. al-Bukhari 4629 dan Muslim 1479).

 

Penutup

Rasulullah ﷺ pernah merasakan kekayaan, saat itu beliau berderma. Kedermawanannya bagaikan debu yang tertiup angin. Dan beliau mencintai kesederhanaan. Beliau merasa cukup dalam segala keadaan. Allah ﷻ kumpulkan keadaan tersebut pada diri beliau ﷺ agar semakin sempurna keteladanan yang beliau miliki.

(Ditulis Oleh: Ghozali Mahasiswa STAI Al Khozini, Penerima Beasiswa Sarkub Peduli)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. risma22/04/2017 at 04:13Reply

    Rasulullah adalah sebenar-benanrya panutan bagi kita umat muslim, tiada yang mampu menyamai apalagi sampai menandingi apa yang telah ia lakukan untuk agama Allah, semoga kita semua mendapat syafaat dari beliau. amin
    mari kita berkumpul dan berdiskusi di transparan.org

Tinggalkan Balasan