Tebuireng dan Berkah Habaib

Tebuireng habaib sarkub
Sarkub Share:
Share

Hubungan dan keakraban Hadratus Syech KH. Hasyim Asy’ari beserta keluarga besar Pesantren Tebuireng Jombang dengan para Habaib (Dzuriyah Rasul) sudah terjalin sejak lama. Dari salah satu keluarganya yaitu Gus Cecep bin KH. Abd. Karim bin KH. Hasyim Asy’ari, Tim Sarkub juga banyak mendapatkan informasi dan wejangan semasa beliau masih ada. Lahul fatehah.

Artikel menarik berikut ini wangsit copas dari fp Atunk dengan judul  “Tebuireng dan Berkah Habaib”. Semoga bermanfaat. Amiien.

Alhamdulillah, beberapa waktu lalu saya berjumpa dengan Pengasuh Pesantren Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau Kiai Kikin di sebuah hotel di Jakarta. Sebagai santri, rasa senang tak terhingga bisa sowan beliau kembali. Mendengar wejangan, kisah, sampai harapan-harapan baik beliau untuk seluruh alumni serta keluarga.

Di sela-sela santap pagi, Kiai Kikin menuturkan beberapa kisah yang jarang atau bahkan saya baru tahu. Salah satunya, sebuah sejarah bahwa dahulu saat Hadratussyekh K.H.M. Hasyim Asy’ari menggelar pengajian hadits banyak santri-santri ajaib berdatangan. Maklum, pengajian kitab Shahih Bukhari dan Muslim cukup langka saat itu, Tebuireng menjadi semacam “the center for the study of hadith studies” pada abad ke-20.

Pengajian digelar sejak Sya’ban hingga Ramadhan. Tebuireng di bulan itu selalu menjadi jujukan mahasantri. Entah dari mana para santri dadakan itu berasal, ada yang usianya terlampau sepuh ada pula yang muda belia. Oleh Kiai Hasyim, ketika melihat ada Sadah Ba’alawy (kalangan sayid, atau habaib muda) ikut ngaji, maka beliau spesialkan. Mereka dipersilakan bertempat di barisan paling depan. Di samping sebagai penghormatan, boleh jadi beliau berharap jika ada kesalahan bacaan, dari kalangan ‘Alawiyin itu bisa mentashihnya.

Memandang wajah habaib di barisan depan majelis pengajiannya, bagi Kiai Hasyim tak ubahnya memandang wajah teduh guru-gurunya dahulu saat di Makkah. Dari para kalangan Alawiyin Hadrami banyak yang menjadi guru utama beliau. Sanad-sanad keilmuan beliau pun bersambung muttashil kuat.

Tak hanya dalam tatap muka, Kiai Hasyim juga menggandrungi kitab-kitab karya para sayyid. Salah satu yang pernah saya temukan ialah Syarah al-Qamus bertajuk Taj al-‘Arus berjilid-jilid besar karya Sayid Muhammad Murtadha Az-Zabidi, mahaulama yang menguasai banyak mozaik keislaman.

Di halaman dalam di kitab itu tertera, ensiklopedia besar tersebut pemberian wakaf dari Haji Abdurrahman Pucuk kepada Kiai Hasyim, lalu putra, cucu, cicit, santri, dan seluruh umat muslim. Bertanggal 22 Jumadi Tsani 1344 atau 17 Desember 1925. Kini masih tersimpan baik di Perpustakaan Tebuireng di Jombang Jawa Timur.

 

Tradisi penghormatan kepada habaib juga menurun kepada anak cucu Kiai Hasyim. Almarhum Ir. K.H. Salahuddin Wahid juga punya banyak koneksi di kalangan ‘Alawiyin. Ketika beliau baru memimpin Tebuireng, Habib Umar Bin Hafidz dan rombongan dari Hadramaut Yaman pun datang berkunjung dan mendoakan beliau beserta sanak famili. Doa Habib Umar terkabul, di bawah kepemimpinan Gus Sholah, Tebuireng semakin berkembang dan bahkan berhasil membuka banyak cabang di luar Pulau Jawa.

Tak sampai di situ, ketika saya boyong dan hidup di Jakarta, saya mencoba melanjutkan studi lagi. Di tengah kebimbangan, ada seorang habib guru besar sosiologi agama yang membimbing saya. Sejak itulah karier intelektual dan debut kepenulisan saya lebih disiplin. Cerita punya cerita ternyata beliau adalah sahabat karib Gus Sholah. Dan tanpa sadar saat saya di Tebuireng, Gus Sholah pernah mempertemukan kami, meskipun waktu itu saya belum paham dan tidak menahu.

Alhasil, Kiai Hasyim, Gus Sholah, Kiai Kikin, dan seluruh keluarga besar Tebuireng seakan-akan memberikan sebuah ‘wisik’ ke telinga saya, “Dekat dengan habaib sama saja dekat dengan Sang Kakeknya”. Di situlah hidup saya menjadi lebih tenang dan merasakan berkahnya di berbagai bidang. Sampai detik ini.

Ciputat, 14 Juli 2023

.

Bacaan Pustaka

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan