Lailatul Qadar Antara Harapan vs Kenyataan

Lailatul qadar malam seribu bulan qodar
Sarkub Share:
Share

Oleh karena itu dalam illustrasi penulis, manusia haruslah sadar akan:

1. Nafsu (Kotoran/noda) Manusia membutuhkan pakaian yang bersih, noda tidaklah bersih hanya dengan ditergen (pembersih) biasa (ibadah yang masih labil)

2. Ramadhan (Detergent berkualitas) Noda akan bersih Insya Allah hanya dengan detergent yang berkualitas, yaitu (ibadah) Ramadhan.

3. Puasa (Sikat pembersih) Kemudian noda yang tertinggal akan bersih dengan disikat, yaitu Puasa.

4. Takbir (Air pembilas) Noda yang terlepas dari pakaian akan sirna apabila dibilas dengan air yang bersih, yaitu gema takbir.

5. Zakat (Pemeras air) Agar pakaian cepat kering dan bersih hendaklah diperas dahulu, yaitu dengan zakat fitrah dan zakat harta.

6. Shalat I’id (Pengering/jemuran) Pakaian yang sudah diperas hendaklah dikeringkan agar tidak mudah terkena noda kembali, yaitu shalat I’id.

7. Silaturrahmi (Mesin setrika) Pakaian yang sudah kering agar lebih indah dan rapi hendaklah disetrika terlebih dahulu, yaitu silaturrahmi untuk saling memaafkan serta berbagi suka dengan sesama.

Dengan demikian nafsu yang selama ini menjadi pengendali sikap buruk manusia akan lebih terarah, apabila sadar dan memahami akan hikmah Ramadhan, terlebih mampu mempergunakan lima kesempatan, yaitu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, sempat sebelum sempit, muda sebelum tua dan kaya sebelum miskin. Sehingga  dihari yang fitri nanti setiap mukmin benar-benar bersih dari dosa dan noda.

Berpegang teguh dengan tali (agama) Allah melalui Ukhuwah Islamiyah dan silaturrahmi akan memberikan kontribusi kekuatan moril maupun  materiil dalam menegakkan kalimat Allah.

Dengan demikian, kenyataan nilai kemuliaan ibadah di malam Lailatul Qadar yang sangat diharapkan ini dapat diraih dengan kesempurnaan, bukan harapan mendapat sebuah kemulian lewat ritual sesaat ibadah tahunan. Sangatlah tidak bijaksana manakala dalam upaya meraih keselamatan dan kebahagiaan ini hanya terpaku dengan kemuliaan Lailatul Qadar semata. Bukankah dibalik kemuliaannya ada pesan moral untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam usia yang pendek ini? Kemuliaan malam Lailatul Qadar itu hanya dapat diraih oleh orang-orang yang Istiqamah dalam ibadahnya. Wallahu A’lam

Narra Sumber : Dr Ibnu Mas’ud, MKub  Universitas Menyan Indonesia,

 

Untaian Do’a 10 Hari Akhir Ramadhan

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

2 Responses

  1. Aulia ya lia21/07/2014 at 20:57Reply

    Insun

Tinggalkan Balasan