Ekonomi Susah? Jangan Resah

Sarkub Share:
Share

Ada kalanya di saat ekonomi kita berada di bawah, kita resah, bimbang dan hati bertanya apa maksud dari semua cobaan yang bertubi-tubi ini? Lalu karena tak dapat jawaban, akhirnya timbul rasa iri, dengki pada orang lain dan akhirnya kita terjerumus pada maksiyat. Lalu jawaban apa yang bisa kita berikan agar keresahan itu tidak menguasai kita agar kita bisa berbesar hati menghadapi cobaan?

Dawuhipun Gusti Allah dalam surat Al Baqarah 155 :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh bakal Kami beri cobaan kepada sampeyan semua, berupa beberapa hal yang menimbulkan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, lemahnya jiwa dan kekurangan buah-buahan. Lalu besarkanlah hati orang-orang yang sabar”

Dalam tafsir Baghawi, diriwayatkan Imam Syafi’i dawuh, bahwa cobaan yang dimaksud ayat ini adalah ketakutan berupa takut murka Gusti Allah berupa siksa di dunia dan akhirat, kelaparan berupa susah payah dalam berpuasa bulan Ramadhan, kekurangan harta berupa beratnya hati dalam bersedekah dan berzakat, lemah jiwanya berupa sakit, dan kehilangan buah-buahan yaitu kehilangan anak sebab kematian atau hal lain, karena anak adalah buah hati seorang manusia. Namun dalam tafsir tersebut juga secara global dimaknai cobaan berupa kekurangan dalam hal duniawi dan materi. Dan semua cobaan itu adalah kepastian yang bakal dicampakkan kepada semua manusia, tidak pandang bulu. Jadi tidak ada orang yang selamat dari cobaan tersebut.

Maka Mbah Yai Anwar Manshur Lirboyo pun dawuh, hidup di dunia ini kok terkena cobaan, jangan heran, itu sudah menjadi ketentuannya. Dan semua cobaan itu pasti ada tujuannya, yaitu melatih kesabaran agar tetap kokoh berdiri, tidak mudah putus asa menghadapi ruwetnya hidup.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan