Di solo banyak sekali tempat yang biasa untuk ziarohi. Diantaranya ialah KH. Hasan Mukmin yang dimakamkan di sebelah selatan kota Satelit Solo Baru, tepatnya di Langenharjo, Grogol, Sukoharjo yang merupakan salah satu guru dari KH Mansur Popongan Klaten. Makam K.H. Umar Said beliau dimakamkan di desa Nglawu, Grogol, Sukoharjo. Makam K.H. Minhajul Abidin dimakamkan di Gabudan, Baturono, Pasar Kliwon tidak seberapa Jauh makam beliau terdapat makam Habib Alwi Alhabsyi yang merupakan putra dari wali qutub Habib Ali Alhabsyi pengarang kitab Simthut Durar terletak disebelah selatan masid Ar-Riyadh.
Makam K.H. Umar Abdul Manan pendiri pondok pesantren Al-Muayad yang terletak di jalan K.H. Samanhudi 64. Pada umr 17 tahun beliau sudah dapat hafal al-Quran dan mendapatkan sanad langsung dari K.H. Munawir Krapyak kemudian melanjutkan mondoknya di Pesantren Termas serta nyantri pada K.H Zainudin pengasuh Pesantren mojosari, Nganjuk. Makam Ki Ageng Henis, merupakan putra dari Ki Ageng Selo leluhur seluruh raja-raja Mataram Islam. Dahulu semasa hidup Gus Mik sering ziarah kesini.
Selain itu juga di Solo terdapat makam ulama karismatik yakni KH. Idris Jamsaren pengasuh Pondok Pesantren Jamsaren Solo makamnya berada di komplek Makam Haji beberapa puluh meter dari Jalan raya Slamet Riyadi. Bila dibandingkan para makam ulama diatas makam K.H. Idris Jamsaren bisa dikatan kurang terawat. Atapun bila dibandingkan dengan makam K.H. Ahmad Siraj yang tepat berada disampingnya yang cukup terwat dengan baik. Kyai Ahmad Siroj diyakini sebagai waliyullah ini pernah berguru kepada beberapa ulama besar. Di Pesantren Mangunsari yang berada di Nganjuk, Jawa Timur, beliau menimba ilmu kepada Kyai Bahri. Di Pesantren Tremas yang berlokasi di Pacitan, Jawa Timur, beliau berguru kepada K.H. Dimyati At-Tirmizi, dan di Semarang, beliau berguru kepada Kyai Sholeh Darat.
No Responses