Penyakit Hati Was-was Dan Pengobatannya

Sarkub Share:
Share

was-wasSalah satu surah didalam Al Quran yang bicara secara jelas tentang bahaya was-was adalah surah an-Nas. Surah ini, pada setiap akhir ayatnya, selalu diakhiri dengan huruf sin yang bila dilafalkan akan terdengar bunyi desis. Desis huruf sin ini seakan mengajak kita untuk selalu ingat akan bahaya was-was itu sendiri.
Umum diketahui, was-was adalah penyakit yang sangat berbahaya. Ia bisa menggerogoti sebagian besar otak dan hati seseorang dan menghambatnya untuk melangkah maju karena terlalu banyak perhitungan, alias “takut” risiko. Padahal, sebuah kesuksesan atau keberhasilan itu tidak mutlak hanya dengan pikiran rasional semata. Kesuksesan dan keberhasilan lebih ditentukan beberapa faktor, diantaranya: keberanian, kesanggupan berkorban, dan hal-hal tertentu yang terkait dengan kematangan emosional dan spiritual.

Was-was bukan hanya merupakan penyakit hati yang membuat seseorang ragu dalam melangkah dan menjadi takut dalam mengambil keputusan lantaran yang terbayang didepan matanya hanya risiko dan kegagalan. Was-was juga, dan ini jauh lebih berbahaya, adalah penyakit hati dimana seseorang selalu dihantui perasaan takut atau khawatir yang berlebihan tidak memperoleh apa-apa yang diinginkan. Akibatnya, seseorang tidak pernah merasakan ketenangan dan kebahagiaan didalam menjalani hidup.

Bagaimana mengobatinya?

Kiat Mengobati Penyakit Hati
Cara pertama untuk mengobati penyakit hat ini, menurut Imam Al-Ghazali, adalah dengan mencari guru yang mengetahui penyakit hati kita. Ketika kita datang kepada guru tersebut, kita harus datang dengan segala kepasrahan. Kita tidak boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan penyakit hati kita.

Amirul Mukminin Umar Ibn Al-Khatab berkata, (RA) “Aku menghargai sahabat-sahabatku yang menunjukkan aib-aibku sebagai hadiah untukku.” Seorang guru harus mencintai kita dengan tulus dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus. Apa pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah. Kita juga harus mencari guru yang lebih sedikit penyakit hatinya daripada diri kita sendiri.

Kedua, mendapatkan sahabat yang jujur.
Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang `membenar-benarkan’ kita. Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan yang menganggap apapun yang kita lakukan itu betul.

Ketiga, jika sulit mendapatkan sahabat yang jujur, kita bisa mencari musuh dan mempertimbangkan ucapan-ucapan musuh tentang diri kita. Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan lebih jujur ketimbang sahabat kita sendiri.

Keempat, memperhatikan perilaku orang lain yang buruk dan kita rasakan akibat perilaku buruk tersebut pada diri kita. Dengan cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal ini sangat mudah karena kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain yang buruk daripada perilaku buruk kita sendiri.

Sebuah kisah dari Jalaluddin Rumi  Alkisah, di sebuah kota ada seorang pria yang menanam pohon berduri di tengah jalan. Walikota sudah memperingatkannya agar memotong pohon berduri itu. Setiap kali diingatkan, orang itu selalu mengatakan bahwa ia akan memotongnya besok. Namun sampai orang itu tua, pohon itu belum dipotong juga. Seiring dengan waktu, pohon berduri itu bertambah besar. Ia menutupi semua bagian jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan,tapi juga melukai pemiliknya. Orang tersebut sudah sangat tua. Ia menjadi amat lemah sehingga tidak mampu lagi untuk menebas pohon yang ia tanam sendiri.

Di akhir kisah itu Rumi memberikan nasihatnya, “Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar (Haidar adalah nama kecil Imam Ali), potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali.”

Yang dimaksud Rumi dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada daya kita untuk menghancurkannya

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nas "Katakanlahaku berlindung kepada Tuhannya manusia (1) Penciptamanusia (2) Pemelihara manusia (3)Dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi (4) Dia berbisik dalam dada manusia (5) Dari golongan jin dan manusia (6)" Dari ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa was-was itu sumbernya dari syeitan.

Dan Iman Ghozali dalam minhajnya mengatakan beberapa teori untuk menghadapi kejahatan syeitan:
1- Lawan, jangan dengarkan apalagi ikuti, Sebab setan meski terdengar semanis apapun
bisikannya tak ada tujuan baginya kecuali menyesatkan. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam haditsnya: “Tatkala seseorang diantara kalian tengah duduk dalam sholat, Setan seringkali meniup bagian bawah tubuhnya (seolah ada angin yang keluar darinya), apabila terjadi yang demikian maka janganlah keluar dari sholatnya kecuali jika telah benar-benar mencium baunya atau mendengar suaranya“

2- Mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syeitan. Sebab hanya Dialah sumber kekuatan kita, dan tatkala hati kita mengingatNya itu adalah senjata terbesar untuk kita mengalahkan musuh manapun.
Nabi Muhammad SAW mengatakan tentang tafsir dari surat An-Nas ayat 4 (Dari kejahatan bisikan syeitan yang suka bersembunyi):
" Syeitan bersembunyi tatkala seseorang mengingat Allah SWT dan dia akan menguasai tatkala orang tersebut lupa kepada Allah SWT " Maka setiap was-was itu datang konsentrasikan pikiranmu mengingat Allah dan mohonlah agar Dia menjagamu dari godaan syeitan. Kemudian lihatlah bahwa bisikan- bisikan itu akan berkurang. Jika dua hal di atas ini selalu kau lakukan setiap kali was-wasmu datang akan ada waktu dimana was-was hanya akan menjadi masa lalu. Sehingga barangkali kalau nanti ada seseorang bertanya kepadamu: “Pernah kena was-was?“ Kamu akan berkata: “Sudah lupa tuh''.
Semoga kita dan keluarga kita serta kaum muslimin selalu diberi perlindungan oleh Allah dari godaan syeitan.

Semoga Bermanfaat

Sumber : adnanyusufi.wordpress.com ; kababitak7.blogspot.com ; halal1malaysia.blogspot.com

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

4 Responses

  1. Jajang01/10/2013 at 16:19Reply

    assalamualaikum,salam kenal dari jajang bandung,

Tinggalkan Balasan