Mauidzoh Hasanah Tentang Pahala Yang Tidak Terputus

Sarkub Share:
Share

Dalam mauidzoh hasanah Kyai Munawir dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya mertuanya beliau mengupas hadits: “3 Amalan Yang Tidak Terputus Pahalanya”

عن أبي هريرة رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع يه أو ولد صالح يدعو له

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.” (HR Bukhori dan Muslim)

Penjelasan : Rasulullah bersabda bila seseorang telah meninggal dunia maka terputus untuknya pahala segala amal, kecuali dari 3 hal yang kekal : 1. Shodaqoh Jariah  2. Ilmu Yang bermanfaat, dan 3. Anak sholeh yang senantiasa mendoakannya.

Syarah Hadits di atas maksudnya adalah PALING TIDAK/MINIMAL/SETIDAKNYA kita harus memiliki ketiga asset di atas JUGA BUKAN berarti bila suaminya meninggal istrinya tidak bisa mendoakannya atau sebaliknya. JUGA BUKAN berarti tetangga, saudara dan kerabatnya tidak bisa mendoakannya. Kasihan sekali seperti saya yang sampai saat ini masih belum dikaruniai anak sehingga tidak ada yang bisa mendoakannya.

Sungguh sempit pemikiran saudara-saudaraku muslim lainnya yang menganggap bahwa kiriman do’a, sedekah, bacaan-bacaan Qur’an, talqin tidak berguna sama sekali. Bagi golongan yang menganggap selain 3 di atas tidak berguna atau tidak sampai, maka apabila si fulan mati seluruh apa yang dia yakini benar-benar tidak akan sampi kepada si mayit walaupun para ahlinya sudah melakukannya, sesuai dengan Hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

Aku sesuai dengan persangkaan hamba-KU  kepada-Ku

 

Jika Nabi SAW berkhutbah dan berdoa dan hingga sekarang dilakukan oleh seluruh ulama’ secara ijma’ dengan doa sebagai berikut :

“Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat wal mu’minina wal mu’minat”

(Ya Allah ampun semua muslim lelaki & perempuan, mukmin lelaki dan perempuan)

Apakah doa nabi sia-sia? Karena Nabi bukan putranya muslimin dan muslimat?

Dan berarti tidak berguna bagi jama’ah yang mendoakan mayit ketika sholat jenazah karena jama’ah tidak semuanya anak-anak si mayit? Bahkan jama’ah membaca doa :

“Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu..”

(Yaa Allah jangan halangi kami akan pahala yang kami hadiahkan kepadanya, dan jangan repotkan kami setelah kematiannya). Apakah itu semua sia-sia???

Maka janganlah persempit hamparan pahala yang Allah berikan kepada kita. Di manapun kita bisa memproduksi pahala walau kita nongkrong di diskotik, dengan hasil setiap hari ada saja orang-orang yang bergaul dengan kita hingga bertaubat.

Sungguh Indah ajaran Ahlushshunnah waljama’ah sehingga kita bisa berlomba menebar pahala baik untuk diri pribadi kita sendiri maupun untuk saudara-saudara kita yang masih hidup dan sudah mendahului kita..

Dan tak lupa Kyai Munawir berpesan kepada para hadirin yang datang

“Bila saya mati nanti tolong saya dibacakan tahlil, doa, sedekah bacaan Qur’an, sholawat agar saya bisa mendapatkan tambahan pahala dan kebaikan dari panjenengan semuanya..

Aamiin..aamiin.. Yaa Mujibassailiin..

 

(Tim Sarkub dari mauidhoh hasanah Kiyai Muhammad Munawir Muslih, Bogor)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. MenyanTube20/07/2016 at 21:57Reply

    Siiip… mantab

Tinggalkan Balasan