Mematahkan Argumen Orang Bodoh Itu Mudah

Mematahkan argumen orang bodoh itu mudah, tapi membuatnya menerima kebenaran itu sulit. Sayidina Ali bin Abi Thalib
Sarkub Share:
Share

Mematahkan Argumen Orang Itu Bodoh Mudah, tapi Membuatnya Mengakui Kebenaran Itu Yang Sulit. Kutipan hikmah dari Sahabat Nabi: Sayidina Ali bin Abi Thalib – Karamahullahu Wajhah..

Dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam, seringkali kita dihadapkan pada tantangan: bagaimana menyampaikan kebenaran kepada orang yang menolak atau belum siap menerimanya.

Salah satu hikmah emas datang dari Sayidina Ali bin Abi Thalib RA, yang berkata:

إِثْبَاتُ الْحُجَّةِ عَلَى الْجَاهِلِ سَهْلٌ لَكِنَّ إِقْرَارَهُ بِهَا صَعْبٌ

Artinya:  “Mematahkan argumen orang bodoh itu mudah, tapi membuatnya menerima kebenaran itu yang sulit.”*

 

Penjelasan

Ucapan ini bukan sekadar pernyataan filosofis, tapi cerminan realitas sosial yang masih relevan hingga hari ini. Dalam berdebat atau berdiskusi, kita mungkin dengan mudah membantah kesalahan logika, data, atau pemahaman seseorang — terutama jika lawan bicara kurang ilmu atau emosional. Namun, memenangkan argumen tidak sama dengan memenangkan hati.

Sayidina Ali bin Abi Thalib RA mengajarkan kita bahwa inti dakwah dan pendidikan bukan pada “siapa yang benar”, tapi “bagaimana kebenaran itu diterima”. Orang yang jahil (bodoh) secara ilmu atau akhlak seringkali menutup diri karena ego, ketakutan, atau kebiasaan. Mereka butuh kesabaran, kelembutan, dan pendekatan personal — bukan sekadar kekuatan logika.

Dalam konteks pendidikan Islam, ini menjadi pelajaran penting bagi guru, orang tua, dan da’i. Anak atau murid yang salah tidak cukup hanya koreksi; mereka perlu bimbingan dengan kasih sayang agar kebenaran itu meresap ke dalam hati, bukan hanya oleh akal.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl, ayat 125:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

 

Kesimpulan

Hikmah Sayidina Ali bin Abi Thalib RA ini mengajak kita untuk lebih bijak, sabar, dan strategis dalam menyampaikan kebenaran. Karena tujuan akhir bukan menang debat, tapi menang hati — dan itu jauh lebih mulia.

 

Pustaka Menyan

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan