“Dua Rakaat Dilakukan Dengan Istiqomah Lebih Baik Daripada 1000 Karomah “

Sarkub Share:
Share

istoqomah2Dalam tulisan saya terdahulu tentang ISTIQOMAH ,ada pertanyaan sederhana dari Akhinal Karim Kang Ahmed Alkhudhori. Belaiu bertanya , apakah makna istiqomah itu?

Pertanyaan yang langsung menghantam kepala saya bagai palu godam dan menyadarkan saya seketika. Berapakali, mungkin beribu kali saya mengatakan, menganjurkan atau menulis tentang ISTIQOMAH tetapi apa benar saya sudah mengetahui hakekat maknanya yang sebenarnya ? tidak hanya sekedar makna paling sederhana yakni ISTIQOMAH = Ajeg atau Lumintu dalam bahasa jawa

 Untuk itu saya ucapkan beribu terima kasih kepada beliau atas inspirasinya untuk kesadaran saya mencari hakekat makna Istiqomah. Amma Ba'du.

 Allah Ta'ala berfirman dalam Surah Al Ahqaf ayat ke 13 :

" Sesungguhnya orang-orang yang berkata  ; Allah adalah Tuhan kami . Dan kemudian mereka berlaku istiqomah.."

Sesudah Allah menyebut tentang Tauhid dan disusul dengan keistiqomahan, maka Istiqomah ini adalah sebuah Puncak dan kesempurnaan dari Tauhid itu sendiri.

Tiada menyembah selain Allah. Menyadari sepenuhnya rububiyyah Alloh Ta'ala. Sehingga menjadi lurus aqidahnya, ucapan serta amal perilakunya terus menerus dalam keadaan yang sempurna hingga ajal datang menjemputnya.

Puncak dari istiqomah jika begitu adalah ketika seseorang didalam semua unsur di dirinya sesuai dalam kebenaran Ilahi.Melakukan SEMUA yang di perintahkan dan meninggalkan SEMUA yang dilarang agama.

Bisa dikatakan , seseorang yang berlaku istiqomah adalah seseorang yang telah sempurna kema'rifatannya. Sempurna hal akhwalnya. Bersih hatinya di setiap amal-amalnya. Aqidahnya lurus dan terbebas dari noda kesesatan dan kebid'ahan. Sempurna awwal akhir dhohir bathin.

Demikian berat makna istiqomah membuat Al Imam Abil Qosim Alqusyairi berkomentar :

"Orang-orang yang tidak mampu beristiqomah maka akan sia-sia jerih payahnya dan sesat jalannya. Tiada orang yang mampu melakukan istiqomah kecuali seorang yang tinggi maqam derajatnya."

Rasululloh SAW pun menyadari langka dan sukarnyanya istiqomah ditemukan dalam diri manusia. Maka beliau berkata dlm satu hadits riwayat Imam Muslim ra :

" Beristiqomahlah kalian, [walaupun sebenarnya] kalian nanti tidak akan mampu melakukannya"

Termasuk sandaran pokok tentang Istiqomah adalah Hadits riwayat Imam Muslim :

"Katakanlah, Aku beriman kepada Alloh Kemudian istiqomahlah kamu ."

Dalam hadits ini Rasulullah SAW dlm satu kalimatnya mengumpulkan dua dasar yang agung yaitu Iman dan Islam dalam dua makna yang agung yakni Tauhid dan keta'atan.

Tauhid masuk dalam kalimah A-MANTU BILLAH , dan ketaatan masuk dalam kalimah TSUM_MAS TAQIM.

Sehingga keistiqomahan dinyatakan sebagai PELAKSANAAN SEGALA PERINTAH DAN MENINGGALKAN SEGALA LARANGAN ALLAH didalam setiap I'tiqad,ucapan maupun amal perbuatan. Sebuah keadaan yang teramat berat menjalankannya.

Sayyidina Abdullah Ibnu Abbas ra. Menafsiri ayat dalam Surah Hud yakni  ayat : Fastaqim Kama umirta [ “beristiqomahlah kamu, sebagaimana yang telah diperintahkan kepadamu”]

beliau berkata : "Tidak ada satu ayat dari alqur'an yang turun yang bagitu berat bagi rasulullah SAW mengalahkan ayat ini. Sampai-sampai sesudah ayat ini turun para Shahabat melihat ada perubahan drastis dari rambut suci beliau yang semakin banyak tumbuh uban.

Para shahabat bertanya, "Duhai,betapa semakin banyaknya uban di rambut anda, Ya Rasululloh.."

Maka serta merta Rasulullah SAW menjawab :  "Membuatku beruban begini ini adalah Surah Hud.."

Dan Imam Abi Hatim meriwayatkan , sesudah ayat ini turun Rasululloh SAW begitu meningkatkan intensitas ibadah dan khaliyahnya sedemikian rupa sampai-sampai tidak pernah lagi terlihat beliau tertawa sesudahnya.

Ala kulli haal, Istiqomah sejati adalah kelurusan dalam aqidah, amal ibadah serta akhlaq budi pekerti manusia.

Aqidahnya tidaklah Ta'thil [ mengkosongkan Alloh dari sifat-sifat yg sempurna dan terpuji] dan tidak pula Tashbih [menyerupakan allah dengan makhluk].

Amaliyahnya tidaklah di tambah [dengan kebid’ahan] ataupun dikurangi [karena kemalasan]

Akhlaqnya jauh dari Ifrath [ keterlaluan , kewaswasan] dan terbebas pula dari Tafrith [kesembronoan].

Sebuah keadaan yang sangat agung yang tidak sembarang orang mampu menjalaninya. Maka tidak salah jika satu ibadah yang sedikit jumlahnya jika dilambari dengan keistiqomahan maka akan menjadi agung nilai serta derajatnya.

Hal itu karena menilik keistiqomahannya. Maka berkatalah salah seorang dari Shalihin di masa lampau :

 

" Dua rokaat yang dilakukan dalam keistiqomahan lebih utama disbanding 1000 karomah."

 

Semoga tulisan ini bermanfa'at. Wallohu a'lam bisshowab

Dikutip dari tulisan Muhajir Madad Salim yang diambil dari kitab : Fathul Mubin Hal.180 ; Tafsir Nawawi Vol.I Hal.39 ; Iqdul Yawa-qit Hal 38

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

4 Responses

  1. Izzu Pro Grande14/02/2014 at 16:10Reply

    I LIke THis

Tinggalkan Balasan