Syaikh Quro Karawang

Sarkub Share:
Share

Berdakwah di Karawang

Satu sumber mengisahkan, Syaikh Quro berasal dari Champa, pertama kali mendarat ke tanah Jawa pada tahun 1338 Saka atau tahun 1416 Masehi, tepatnya di Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Sumber lain mengatakan, pada tahun 1418 Masehi, Syaikh Hasanudin datang ke tanah Jawa. Beliau menumpang armada Laksamana Cheng Ho yang berlayar menuju Jawa dalam ekspedisi menjalin persahabatan dengan kerajaan Jawa. Syaikh Hasanudin turun di pelabuhan Pura Dalem Karawang sedangkan Laksamana Cheng Ho meneruskan perjalanannya menuju Pelabuhan Muara Jati Cirebon.

Di Karawang, Syaikh Hasanudin mendirikan pesantren sekaligus masjid. Beliau tinggal di Pelabuhan Bunut Kertayasa, posisinya sekarang berada di Kampung Bunut Kelurahan Karawang Kulon Kecamatan Karawang barat Kabupaten Karawang. Pondok pesantrennya dinamakan Pondok Quro yang berarti tempat belajar Al-Qur’an. Dari situlah, Syaikh Hasanudin digelari Syikh Quro.

Syaikh Quro datang ke tanah Jawa didampingi santri-santrinya antara lain : Syaikh Abdurrahman, Syaikh Maulana Madzkur. Syaikh Quro kemudian menikah dengan Ratna Sondari, putri Ki Gedeng Karawang dan dari pernikahan itu, lahir seorang putra yang bernama Syaikh Ahmad yang kelak menjadi penghulu pertama di Karawang.

Di Karawang, beliau berhasil menarik minat masyarakat karena beliau menyebarkan Islam dengan cara yang damai, tidak menggunakan paksaan dan kekerasan. Sehingga Pondok Quro pun tidak lama dipenuhi para santri yang menuntut ilmu. Syaikh Quro mempunyai santri bernama Syaikh Abdiullah Dargom atau Syaikh Darugem bin Jabir Modafah alias Syaikh Maghribi keturunan Sayyidina Utsman bin Affan r.a., Syaikh Darugem ini kelak dikenal sebagai Syaikh Bentong alias Tan Go dan dijadikan anak angkat Syaikh Quro. Syaikh Bentong ini memliki istri yang bernama Siu Te Yo dan mempunyai putri yang bernama Siu Ban Ci.

Ketika Syaikh Ahmad beranjak dewasa, Syaikh Quro berwasiat kepada anak-anaknya dan santri-santrinya untuk menyebarkan dakwah agama Islam. Syaikh Abdurrahman dan Syaikh Maulana Madzkur di tugaskan berdakwah ke selatan Karawang, tepatnya di Kecamatan Teluk Jambe, Ciampel, Pangkalan dan Tegalwaru. Sedangkan Syaikh Ahmad ditugaskan untuk meneruskan Pondok Quro menyebarkan dakwah Islam di Karawang dan sekitarnya.

Sedangkan Syaikh Quro akan menyebarkan Islam ke bagian utara Karawang didampingi istrinya, Ratna Sondari, dan santrinya Syaikh Bentong. Di Pulo Bata, Syaikh Quro sempat membuat sumur yang bernama Sumur Awisan yang sampai sekarang masih dipergunakan.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan