
Mencium tangan orang yang saleh, penguasa yang bertakwa, dan orang kaya yang saleh adalah perkara yang mustahabb (sunnah) yang disukai Allah, berdasarkan hadits-hadits Nabi dan atsar para sahabat.
Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan lainnya:
أَنَّ يَهُودِيَّيْنِ اتَّفَقَا عَلَى أَنْ يَأْتِيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَسْأَلاَنَهُ عَنْ تِسْعِ آيَاتٍ أَنْزَلَهَا اللَّهُ عَلَى مُوسَى فَلَمَّا بَيَّنَ لَهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ عَجِبَا وَقَبَّلَا يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ
“Dua orang Yahudi bersepakat untuk mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya tentang sembilan ayat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa. Ketika Nabi menjelaskan kepada keduanya, keduanya terkejut dan langsung mencium kedua tangan Nabi dan kakinya.”
Imam at-Tirmidzi berkomentar tentang hadits ini: “Hasan sahih”.
Abu asy-Syaikh dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ka’ab bin Malik -semoga Allah meridlainya- dia berkata:
لَمَّا نَزَلَتْ آيَةُ التَّوْبَةِ عَلَيَّ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْتُ يَدَيْهِ وَرِكْبَتَيْهِ
“Ketika turun ayat tentang taubatku, aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mencium kedua tangan dan lututnya.”
Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya Al-Adab al-Mufrad bahwa Ali bin Abi Thalib -semoga Allah meridlainya- telah mencium tangan Abbas dan kedua kakinya.
Dalil Tentang Kebolehan
Dalam kitab At-Talkhish al-Habir karangan al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani disebutkan:
فِي بَابِ تَقْبِيلِ الْيَدِ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ جَمَعَهَا أَبُو بَكْرِ بْنُ الْمُقْرِئِ فِي جُزْءٍ وَمِنْهَا حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ فِي قِصَّةٍ قَالَ فَدَنَوْنَا مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْنَا يَدَهُ وَرِجْلَهُ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
“Dalam masalah mencium tangan ada banyak hadits yang dikumpulkan oleh Abu Bakar bin al-Muqri dalam satu juz, di antaranya hadits Ibnu Umar dalam suatu kisah beliau berkata: Maka kami mendekat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu kami cium tangan dan kakinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud.”
Kesimpulan
Mencium tangan orang yang saleh dan penguasa yang bertakwa adalah perkara yang mustahabb (sunnah) yang disukai Allah, berdasarkan hadits-hadits Nabi dan atsar para sahabat. Tidak ada dalil yang sahih yang melarang, bahkan banyak hadits yang membolehkan mencium tangan dan berpegangan tangan sebagai tanda hormat dan kasih sayang.
Pustaka Menyan
yayan iskhaq14/10/2011 at 09:08
matur nuwun atas penjelasanipun Mbah ..
salam ta’dhim + cium tangan saking kulo ingkang faqir niki ..
:D
Luqman Firmansyah15/10/2011 at 22:08
nggeh sami-sami mbah yayan iskhaq,,
matur nuwun mpun mampir ^_^
Jawaad23/11/2011 at 15:45
Bagus artikelnya, izin share yah.. makasih :)
Luqman Firmansyah23/11/2011 at 22:17
monggo pak, silahakan ^_^
khailut03/08/2016 at 16:15
Luar biasa pemahaman yang dalam, aku suka