Hikmah Mengikuti Ulama

Sarkub Share:
Share

Ada lagi penjelasan dari Ulama Nusantara, KH. Muhyiddin Abdus Shomad, bahwa ayat tersebut justru membenarkan orang yang mengirim pahala kepada orang mati. Karena pada hakikatnya pahala yang dikirimkan kepada ahli kubur yang dimaksud merupakan bagian dari usahanya sendiri. Seandainya ia tidak berbuat baik ketika masih hidup, tentu tidak akan ada orang yang mengasihi dan menghadiahkan pahala untuknya.

Contoh ceritanya begini, Pak Ahmad bergaul dengan baik, sehingga punya teman banyak, tetangga dan handai taulan yang akrab sekali. Lalu menikah dan mempunyai keluarga besar yang juga mencintainya. Nah, ketika Pak Ahmad itu meninggal, banyak orang mengirim pahala dan doa untuk Pak Ahmad karena saking sayang dan cintanya teman, tetangga, handai taulan, akibat usaha (berupa pergaulan yang baik) dari Pak Ahmad ketika dia hidup. Maka atas usaha Pak Ahmad itulah, pahala sedekah amal kebajikan dan doa dari orang yang masih hidup terus mengalir walau Pak Ahmad sudah mati.

Maka dari penjelasan dari berbagai sumber tersebut, jelas bahwa sebenarnya orang yang mati masih bisa memperoleh manfaat berupa pahala amal baik yang dikirimkan oleh orang yang masih hidup akibat usahanya ketika hidup. Orang masih bisa mengirim berbagai amalan untuk ahli kubur. Dalam I’anatut Tholibin, ada nukilan perkataan Syaikh Muhib At-Thabry yang secara tegas mengatakan, akan sampai pada mayit setiap ibadah yang disedekahkan orang hidup baik berupa ibadah wajib ataupun sunnah.

Sedangkan orang yang menolak sebenarnya tidak masalah, hanya saja itu seperti mempersulit agama, mempersempit diri dan menolak kemurahan yang diberikan Allah SWT. Sedangkan menolak kemurahan Allah SWT, dalam hadits shohih Rasulullah SAW bersabda, merupakan tanda orang yang kurang bersyukur atas nikmat.

Maka sebagai hikmah terbesar mengikuti dan menuntut ilmu dari ulama adalah kita menjadi umat yang pandai bersyukur atas nikmat dan karunia Allah SWT. Dengan tulisan ini, kami mengajak, mari menimba ilmu kepada ulama yang ilmunya bersanad hingga Nabi Muhammad SAW, agar membuka cakrawala kita tentang apa kebesaran dan kemurahan Allah SWT yang sudah dijelaskan dalam firman-firman-Nya dan dijelaskan oleh Rasuullah SAW beserta pengikutnya, sehingga kita mampu bersyukur.

Wallahua’lam.

Penulis : Tim Sarkub

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan