Hikmah Ibadah Haji (Khutbah Jum’at)

Sarkub Share:
Share

 

الحمدلله الذي بنعمه تتم الصالحات، وأمرنا بعبادته وتقواه بامتثال المأمورات واجتناب المنهيات،

أشهد أن لا اله الله رب المشرق والمغرب ورب العرش والسماوات، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أمره الله بالدكر بعد الصلاة شكرا للنعم والمنات.

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ونبينا ومولنا محمد صلى الله عليه وسلم نبي الرحمة بعثه الله بأكمل الشرائع رحمة لجميع المخلوقات. أما بعد.

فيا أيهاالناس ! اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون


 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Mari kita selalu berusaha meningkatkan taqwa dengan sungguh-sungguh. Taqwa dalam arti – mematuhi semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ini arti taqwa yang sebenarnya. Kita sadar, bahwa hanya dengan kualitas taqwa yang kuat – akan selamat dunia dan akhirat.


 

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.

Di bulan ini, Jama’ah Haji dari segala penjuru dunia – berduyun-duyun datang di kota Suci Makkah dan Madinah. Mereka ingin menyempurnakan rukun Islam yang lima. Mereka ingin melaksanakan ibadah haji. Mereka ingin mensucikan diri. Dengan perasaan yang penuh harap dan cemas – meninggalkan tanah air dan negaranya masing-masing, memenuhi panggilan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Mereka mempunyai harapan besar, untuk mendapatkan maghfirah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas semua dosa dan khilafnya yang telah dilakukan selama ini. Mereka ingin jika nanti suatu saat harus segera kembali menghadap Ilahi Rabbi, dirinya dalam keadaan suci – seperti baru lahir dari kandungan sang ibu.

Di samping itu, perasaan mereka ada yang diliputi kecemasan. Apa yang akan terjadi selama di tanah suci. Mampukah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji itu dengan baik. Atau jatuh sakit dan banyak rintangan? Dapatkah meraih suatu kualitas haji yang mabrur atau tidak? Dapatkah dosa-dosa terampuni oleh Allah Tuhan Yang Maha Suci? Bagaimana pekerjaanku? Bagaimana tokoku ? bagaimana sawah ladangku ? Bisakah kembali lagi ke tanah air – bertemu keluarga dan sanak family ? Dan masih banyak lagi kecemasan-kecemasan lainnya yang muncul silih berganti.

 

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Tidak perlu cemas dan tidak perlu takut. Sebab Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya kurang lebih: “Barangsiapa yang memulai pakaian ihram, maka sejak itu dosa-dosanya diputihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala”. Subhanallah. Sungguh sangat luar biasa kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taqarrub – mendekatkan diri kepada-Nya – untuk mendapatkan maghfirah-Nya.

Baru saja memakai pakaian ihram, Allah Yang Maha Pengampun itu sudah berkenan dengan senangnya memberi maghfirah yang luar biasa itu. Diputihkan dari segala dosa dan khilafnya. Belum rangkaian ibadah yang lain. Tentu akan lebih memutihkan diri, meningkatkan kuwalitas hidup dan memperbanyak pahala yang luar biasa pula.

Juga jangan cemas, segala urusan di tanah air sudah diatur dengan baik oleh Tuhan Penguasa alam semesta. Karena itu, lupakan dan relakan serta serahkan semuanya itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah adalah Tuhan Yang Memiliki segala-galanya dan Maha Pengampun serta Maha Penyayang. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Surat Ali Imran ayat 129 sebagai berikut:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran: 129).

 

Saudara-saudaraku kekasih Allah yang berbahagia.

Ibadah haji itu indah. Ibadah haji itu menyenangkan. Dan, ibadah haji itu merindukan. Betapa tidak? Di tanah Suci kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita dari seluruh penjuru dunia. Ada dari Asia. Ada dari Afrika. Ada dari Eropa. Ada dari Amerika. Dan ada pula dari benua Australia. Pendeknya, mereka datang dari seluruh penjuru dunia.

Ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam. Ada yang berkulit agak kuning, ada yang sawo matang. Ada yang berpostur tinggi, ada yang sedang dan pendek. Ada yang sudah usia tua, ada yang masih muda gagah perkasa. Ada yang tampak orang kaya dan mewah, ada yang sederhana dalam penampilannya. Walau mereka datang dari negara yang berbeda, dan warna kulit yang bermacam-macm, namun, rasa saling hormat dan kasih sayang – memancar terang dari raut wajah mereka. Yang keluar dari mulut mereka ucapan yang bagus-bagus, assalamu’alaikum – assalamu’alaikum, apa khabar ? dan seterusnya.


Pada dasarnya mereka datang dari satu akar yang sama, yaitu Nabi Adam ‘alaihissalam dan Siti Hawa. Hakekatnya, mereka itu satu dan bersaudara yang harus saling memperbaiki hubungan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’anul Karim surat An-Nisaa’ ayat 1 sebagai berikut:“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’: 1).

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ibadah haji itu sungguh menggembirakan. Doa-doa dikabulkan. Permohonannya tidak ada yang tertolak. Mengapa, di samping mereka adalah kaum yang suci. Tempat-tempat untuk memanjatkan doa itu juga suci dan mustajabah. Di Masjidil Haram – ada Babus Salam. Ada Multazam. Ada Maqam Ibrahim. Ada Hijir Ismail. Ada bukit Shafa dan Marwah. Di Tanah Suci ada padang Arafah. Tempat yang dipakai wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ada pula Muzdalifah. Ada Mina. Dan di Madinah ada Masjid Nabawi yang sangat megah dan menawan hati. Di dalamnya ada Raudhah. Menurut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tempat itu adalah Taman Surga yang indah.

Saudara, tempat-tempat yang kami sebutkan tadi – adalah tempat yang mustajabah. Tempat yang siapa berdoa di situ – tidak tertolak. Doanya – dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Subhanallah……

 

Ma’asyiral Muslin Rahimakumullah

Ibadah haji itu menghapus dosa. Bahkan akan dapat mengembalikan kesucian dirinya, bagai baru lahir dari kandungan sang ibu. Sungguh sangat menggembirakan dan menjanjikan ibadah haji itu bagi yang bercita-cita mulia untuk hidup masa depan. Mari kita perhatikan Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Imam Muslim sebagai berikut ini:


Dari Abu Hurairah ra ia berkata, saya telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ


“Barangsiapa berhajji karena Allah, tidak berkata kotor dan tidak fasik, maka ia kembali bagaikan baru dilahirkan oleh ibunya”. (HR. Bukhari Muslim)

 

Subhanallah. Betapa sucinya – setelah pulang dari Tanah Suci. Betapa bersihnya jiwa ini. Dan, betapa indahnya kehidupan ini. Hidup bersih tanpa dosa dan noda. Hidup yang bersih dan suci, menjadikan dunia – terang benderang. Tak ada mendung, dan tak ada awan yang menghalang. Semuanya berjalan atas petunjuk dan bimbingan Allah Yang Maha Rahman. Suasana kehidupan semacam ini adalah menjadi idaman dan cita-cita semua insan. Ibadah haji mampu menghantarkan suasana kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan. Haji adalah bukan saja suatu kuwajiban. Melainkan, suatu cita-cita yang mulia. Setiap insan yang beriman ingin menggapainya.

 

Saudara-saudaraku kaum Muslimin yang budiman.

Rasulullah Saw juga menjanjikan bahwa haji yang mabrur mendapat balasan surga. Sebagaimana sabda beliau dalam sebuah hadits :

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ: أنَّ رَسُولَ صلى الله عليه وسلم قال: " العُمْرَةُ إلى العُمْرَةِ كفّارةٌ لِمَا بيْنَهُما، والحجُّ المبْرورُ لَيْسَ له جَزَاءٌ إلا الجنّةُ ". (متفق عليه)


“Umrah satu ke umrah yang lain adalah sebagai penghapus bagi dosa antara keduanya. Dan hajji yang mabrur itu tidak ada balasan baginya kecuali surga”. (HR.Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah ra)


Benar bahwa ibadah haji adalah suatu cita-cita kaum Muslimin untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Mari kita berniat dengan sungguh-sungguh agar bisa memenuhi panggilan Allah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Karena itu Allah Swt memanggil umat manusia pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Sebagaiana firman-Nya di dalam al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 97 sebagai berikut ini:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ


“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran: 97).

Istitha’ah itu ada tiga unsur. Pertama, kemampuan harta. Kedua, kesehatan. Dan ketiga, aman jalannya. Setiap insan yang telah memiliki tiga unsur tadi, sudah mempunyai kuwajiban untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan ibadah haji itu – rukun Islam kita akan menjadi sempurna. Seyogyanya, mari kita segera niat berangkat haji. Jangan ditunda-tunda lagi. Umar bin Khatthab ra pernah berkata, segeralah berangkat haji (selagi ada kemampuan). Jangan ditunda-tunda. Siapa tahu, besuk engkau akan menjadi kufur.

Alangkah ruginya dalam hidup ini, bila diri kita berbalik dari keadaan beriman – lalu menjadi kufur. Na’udzu billahi min dzaalik. Jangan sampai kita mengalami keadaan seperti itu. Oleh karenanya, bagi yang belum sempat menunaikan haji – mari kita berniat dengan sepenuh hati – untuk memenuhi panggilan suci itu. Pergi ke kota Suci, menunaikan ibadah haji.

Saya berdoa, mudah-mudah kita semua diberi kesempatan yang mudah oleh Allah untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima itu. Amin ya rabbal alamin.

Tetapi, harus diingat. Niat haji itu harus ikhlas. Niat haji harus lillahi ta’ala. Jangan ingin dipuji orang. Dan jangan ingin hanya sekedar dipanggil dengan sebutan “Pak Haji”. Tanpa keinginan seperti itu, Allah SWT telah mencatat kita sebagai oang yang telah menunaikan haji, insya Allah.

Panggilan “Pak Haji” dari tetangga atau lainnya, itu tidak penting. Sebab ibadah kita hanya karena Allah semata. Allah yang menilai. Lain tidak. Mari kita ingat Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إنما الأعمال بالنيات وانما لكل امرئ مانوى

“Sesungguhnya amal itu harus dengan niat. Dan tiap-tiap urusan itu tergantung niatnya”. (HR. Muslim)

Betapa pentingnya menata niat yang benar dalam melaksanakan ibadah haji. Sungguh, niat sangat menentukan kualitas ibadah itu. Oleh karenanya, jangan keliru menata niat. Tidak ada niat, kecuali lillahi ta’ala. Hanya karena Allah ta’ala.

 

Akhirnya, mari kita berdoa – semoga kita segera mendapat panggilan Nabi Ibrahim as untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dengan mudah. Dan, mendapatkan haji yang mabrur. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


 

Khutbah Jumat Kedua

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِير

اللهم صَلِّ على سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

فيا أيها المسلمون، اتقواالله ما استطعتم وأطيعوه فلن تزالوا بخير ما أطعتم وأكثروا من الصدقة والإستغفار وصلة الأرحام، ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام، فقد أمركم الله بذالك

فقال إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيهاالذين آمنوا صلو عليه وسلموا تسليما.

اللهم أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا، إِنَّهَا سَاءتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات وللحجاج والمعتمرين كلهم ولمن له حقوق علينا ولمن أحسن إلينا برحمتك يا أرحم الراحمين.

اللهم اجعل حجهم حجا مبرورا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وتجارة لن تبور.

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بالله. ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار،

عباد الله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربي وينهى عن الفحشاء والمنكر يعظكم لعلكم تذكرون أذكر الله العظيم ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون. أقيموا الصلاة.

 

Sumber : DR Asimun Mas'ud, MKub Dekan Universitas Menyan Indonesia Pusat

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan