Bulan Ramadhan Bulan Turunnya Rizki

Sarkub Share:
Share

rejeki turun dari langitBulan Ramadhan sangat identik dengan bulan kenaikan harga-harga termasuk kebutuhan sehari-hari, tapi juga disebut bulan turunnya rizki dimana para dermawan baik dari kalangan pengusaha, artis, dermawan berlomba-lomba bersedekah mengadakan buka puasa bersama dengan anak yatim, menyumbang ke masjid, mengirim sembako kepada para dhuafa dan sebagainya..

Mengapa demikian, Almaghfurlah Habibana Munzir Almusawa pernah memberikan tausiah singkat kepada jama'ah Majelis Rasulullah, tim sarkub mengutip tausiah singkat beliau ketika masih sehat wal'afiat :

" Hadirin hadirat di bulan Ramadhan Allah luaskan rizki hamba-hamba yang beriman, semoga aku dan kalian termasuk orang-orang yang beriman dan diluaskan rizki kita oleh Allah di bulan Ramadhan. Rizki yang dzahir dan rizki yang bathin, maka tidak berpengaruh bagi kita dengan kenaikan beras, kenaikan harga minyak, dan kenaikan harga sembako yang lainnya jika Allah naikkan pula limpahan rizkinya. Inilah janji Rabbul 'alamin di bulan Ramadhan.

Dan tentunya juga Allah beri keluasan rizki bathin, sehingga kita diberi kekuatan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Semoga yang sakit di bulan Ramadhan diberi kesembuhan, semoga yang masih sulit untuk menjalankan puasa Ramadhan diberi kemampuan untuk menjalankannya, dan yang sudah mampu menjalankannya semoga diberi kekuatan untuk menjalankan puasanya lebih sempurna.

Puasa pancainderanya, puasa hatinya sehingga mencapai pada tingkatan puasa khawas alkhawas ( puasa para nabi dan shiddiqin ) puasanya orang yang penuh kecintaan dan keikhlasan, yang senantiasa memikirkan Allah dalam hati dan pikirannya dan menghindarkan diri dari segala hal duniawi yang menjadikannya lalai terhadap Allah. Dan semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk bisa melakukan shalat tarawih di setiap malam malam luhur ini,aamiin"

Kecuali bagi orang-orang yang melakukakan hal-hal di bawah ini :

1. Hilangnya Rasa Tawakkal Kepada Allah

Kadang kala ketika rezeki kita mulai mengalir, ada rasa bangga dalam diri. Seolah-olah kita merasa bahwa ini semua adalah hasil dari kerja keras dan semangat pantang menyerah yang ada dalam diri kita. Kita merasa super hebat dan luar biasa. Kita lupa bahwa kesemuanya itu tidak terlepas dari Maha Pemurah dan Pengasihnya Allah.

Ketika itu terjadi, maka bersiaplah karena itu adalah titik balik dari tanjakan kesuksesan kita. Dan itulah titik balik di mana kita bukannya naik malah terus meluncur ke bawah. Bukankah Allah sudah berfirman “… Aku adalah seperti prasangka hambaku…”. Maka, pada saat kita berpongah-pongah ria dan lupa kepadaNya, maka Allah SWT akan menganggap kita tidak membutuhkannya lagi.

2. Terlalu Banyak Dosa

Terlalu banyak dosa akan membuat hati kita tertutup debu. Memupuskan setiap doa yang dipanjatkan ke langit. Bahkan ada seorang Syekh terkenal yang mengatakan bahwa penutup dari pintu rezeki adalah dosa yang terlampau banyak. Sedangkan pembukanya adalah taubat. Jadi kalau Anda merasa rezeki seret, cobalah bercermin dosa apa saja yang sudah Anda perbuat selama ini.

Allah itu adil. Siapa yang berusaha maka pasti akan diberikan hasil. Ada hukum tanam benih tuai hasil. Selama kita usaha, ada hasil dibalik semua itu. Kalau kita tekun pasti berhasil. Tapi kalau tidak berhasil, dosa apa coba yang ada dalam diri kita. Jadi segeralah bertobat. Saya pikir itu wajar dan bisa dianalogikan dengan mudah. Bayangkan saja Anda adalah karyawan di sebuah perusahaan. Kira-kira kalau perilaku Anda tidak baik, kerja pernah beres, mudah dapat promosi kenaikan jabatan kan? Kira-kira atasan melirik Anda tidak akan dinaikkan jabatannya? Apalagi Allah yang punya kuasa menaikkan atau meurunkan rezeki dan kedudukan kita.

3. Berbuat Maksiat dalam Mencari Nafkah

Jaman sekarang jujur itu susah, orang yang tidak jujur aja kadang masih susah dapat duit. Akhirnya mark up sana mark up sini. Demi mencari uang melimpah. Sikut sana sikut sini, kalau perlu pakai dukun atau sewa orang untuk melakukan hal yang tidak-tidak. Ini terang-terangan membuat rezeki kita ditahan oleh Allah. Andaikata kita merasa dapat banyak duit itu semua tidak berkah.

Dan ciri-ciri harta yang tidak berkah di antaranya :

– Sering dibelanjakan untuk hal yang sifatnya sia-sia belaka. Tidak banyak mendatangkan manfaat, baik dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

– Sering dilanda penyakit, baik itu penyakit lahir maupun penyakit batin (iri, dengki, dll)

– Sulit sekali hatinya tergerak untuk membelanjakan harta berlebih tersebut di jalan Allah. Padahal di setiap harta kita, ada hak orang lain yang mesti diberikan.

4. Dalam Bekerja Sering Melupakan Allah

Ciri-ciri paling mudah ditemui adalah meremehkan Shalat. Ketika kita benar-benar sibuk dan tiba waktunya shalat, kita cenderung menunda-nunda. Lebih penting bekerja daripada shalat. Bahkan yang kebangetan, sampai tidak shalat gara-gara kerja. Atau bisa juga berupa ketidak jujuran dalam berbisnis. Kita menganggap tidak ada yang tahu kebohongan kita. Itu artinya, kita sudah melupakan Allah yang selalu mengamati dan mengetahui setiap tindakan kita. Kalau Anda lupa padanya, Dia pun dengan mudah melupakan Anda.

5. Enggan Bersedekah

Sedekah itu memiliki beberapa kelebihan jika dilakukan dengan ikhlas. Menolak “bala” yang datang kepada kita, entah itu berupa penyakit, musibah, atau pun hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Kalaupun terpaksa terjadi (karena kehendak Allah), maka skalanya akan menjadi lebih kecil untuk kita.

Pupuk Kebaikan. Maksudnya dengan kita rajin bersedekah, sama artinya kita menebar pupuk-pupuk kebaikan. Ini nantinya akan menyuburkan pohon kebaikan dan berujung pada hak kita untuk memetik buah kebaikan itu sendiri. Bukankah sudah janji Allah bahwa setiap kita bersedekah dengan ikhlas, Alah akan melipat gandakan gantinya untuk kita. Cobalah dan buktikan sendiri.

Menjadi pelicin turunnya rezeki. Sudah banyak orang sukses yang merumuskan teori “Makin banyak memberi, makin banyak menerima”. Keluarkan sebagian harta Anda untuk sedekah dan tunggulah, sesungguhnya akan datang lebih banyak ganti yang diberikan oleh Allah. Itulah mengapa orang-orang sukses kelas dunia (Donald Trump, Warren Buffet, Bill Gates, dll) berlomba-lomba menyumbangkan sebagian harta atau pun penghasilan dari bisnisnya untuk kegiatan sosial. Dan Anda lihat, bukannya bangkrut, malah bisnis mereka semakin besar.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa contoh yang dikemukakan pada (Donald Trump, Warren Buffet, Bill Gates, dll) sangat tidak cocok dengan uraian penjelasannya. Pernyataan 1 – 4 kontraproduktif. (Kenapa Rasulullah yang banyak bersedekah, hingga habis harta kekayaan istrinya, sampai akhir hayat beliau, beliau tidak pernah kaya  lagi ?).

Ingat Allah tidak selalu menganti sedekah uang akan diganti lagi dengan uang pula.

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ   ٢٠:١٣

Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.
 
Semoga Allah SWT memberikan kita semua ummat Kanjeng Nabi kemudahan, keberkahan, keselamatan, melimpahkan rejeki yang banyak, halal, dan berkah, dan memampukan kita melaksanakan ibadah puasa ini sampai akhir bulan Ramadhan, aamiin..aamiin..Allahumma aamiin..
 
Sumber : Majelis Rasulullah, Habibana Munzir Almusawa dan berbagai sumber lainnya

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

Tinggalkan Balasan