Palembang Sebagai Pusat Keilmuan Islam

Sarkub Share:
Share

Kalau kita membaca karya-karya yang membahas tentang jaringan ulama Nusantara terutama abad ke 18 hingga awal 20 masehi, kita akan menemukan begitu banyak nama ulama Nusantara yang berasal dari Palembang. Tentu hal ini menjadi hal yang menarik untuk disimak, sejauh mana pengaruh para ulama Palembang tersebut terhadap perkembangan keilmuan Islam, terutama ilmu hadits ini. Seperti kita tahu, zaman keemasan jejaring ulama Nusantara, seperti yang disebutkan Prof. Azyumardi Azra dalam desertasinya, adalah sekitar abad 18 hingga awal abad 20. Sepanjang masa itu, para ulama Nusantara ikut menjadi pioneer ulama di bidang keilmuan masing-masing yang pusatnya berada di Haromain. Dan dalam ilmu hadits, kebanyakan para mualif (pengarang kitab) tidak lupa mengambil sanad dari para ulama Nusantara, terutama ulama Palembang.

Disebutkan dalam Qurrotu ‘Ainil Muhtaj Fi Syarhi Muqaddimati Shohih Al Imam Muslim bin Al Hajaaj karya Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam bin Musa Al Ithyubi, bahwa penulis mengambil sanad “Kitab Shohih Muslim” dari beberapa ulama Nusantara terlebih kebanyakan ulama Palembang. Beberapa ulama Palembang tersebut adalah :

  1. Syaikh Muhammad bin Kenan Al Falimbangi, guru dari Syaikh Nawawi bin Umar Al Bantani
  2. Syaikh Abdus Shomad Al Falimbangi, wafat 1203 H/ 1788 M
  3. Syaikh Aqib bin Hasanuddin Al Falimbangi
  4. Syaikh Hasanuddin bin Ja’far Al Falimbangi, murid dari Imam ‘Id bin Ali Al Namrasi Al Mishri (w. 1140 H/ 1727 M), seorang ulama besar abad 12 H/ 18 M

Hal ini menjadi fakta bahwa ulama Nusantara terutama ulama Palembang , sudah berkiprah dan menjadi musnid bertaraf internasional sejak paruh pertama abad ke 12 H atau 18 M.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan