Makam Sultan Hasanuddin Dirusak

Sarkub Share:
Share
Situs Makam Sultan Hasanuddin yang terletak di Komplek Makam Sultan Hasanuddin, Jl Pallantikang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dirusak orang tak dikenal. Kerusakan meliputi nisan di bagian puncak makam, papan nama, serta pusara di bagian dalam bangunan makam.
Dari pantauan FAJAR, dua nisan pada bagian puncak makam diduga dihancurkan dengan menggunakan alat berat, seperti godam dan linggis. Begitu juga dengan papan nama yang terbuat dari marmer, dihancurkan dengan cara dihantamkan benda keras. Bagian bangunan yang hancur ini kemudian dibiarkan jatuh di depan portal masuk ke dalam makam Sultan Hasanuddin.
Selain merusak bagian luar bangunan makam, pelaku juga masuk ke bagian dalam makam lalu mencabut nisan yang menjadi pusara Sultan Hasanuddin. Pelaku lalu meletakkan pusara Raja Gowa XVI itu di samping pendopo, sekitar 20 meter dari makam Sultan Hasanuddin.

Bukan hanya itu, cincin replika yang dikenakan di jari tengah tangan kiri pada patung Sultan Hasanuddin di pendopo komplek makam juga hilang. Padahal, cincin tersebut tidak bernilai sama sekali karena hanya terbuat dari fiberglass. Begitu juga dengan bagian makam berlambang Ayam Jantan — Sultan Hasanuddin juga digelar Ayam Jantan dari Timur karena keberaniannya — juga tak berhasil ditemukan.
Komplek Makam Sultan Hasanuddin sendiri terdiri dari 25 situs makam, di mana sembilan di antaranya merupakan makam Raja Gowa. Selain Sultan Hasanuddin, makam raja lainnya adalah ayah Sultan Hasanuddin, Sultan Malikus Said (Raja Gowa XV), kakek Sultan Hasanuddin, Sultan Alauddin (Raja Gowa XIV), putra Sultan Hasanuddin, Sultan Amir Hamzah (Raja Gowa XVII), cucu Sultan Hasanuddin, Sultan Muhammad Ali (Raja Gowa XVIII), Sultan Abdul Jalil (Raja Gowa XIX), Karaeng Data Tunibatte (Raja Gowa XI) dan Tunatangka Lopi (Raja Gowa VI).
Namun dari seluruh situs makam yang ada di dalam komplek makam tersebut, hanya makam Sultan Hasanuddin yang dirusak pelaku. Situs-situs lainnya terlihat dalam kondisi seperti biasa.
Kabar rusaknya makam Sultan Hasanuddin pun menggemparkan warga Sungguminasa. Sejak pukul 09.00 Wita, ratusan warga sudah berkerumun di dalam komplek makam untuk melihat situs makam pahlawan nasional kebanggaan mereka. Sejumlah warga pun nampak marah dan mengeluarkan umpatan serta caci-maki atas perbuatan para pelaku.
Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo juga datang melihat kerusakan pada situs Makam Sultan Hasanuddin itu. Ichsan pun tampak sangat emosional. Dia bahkan sempat meluapkan emosinya kepada para petugas yang terlibat langsung dalam penjagaan makam tersebut. Tetapi beberapa saat, emosinya mereda.
Bupati meminta Kapolres AKBP Totok S Lisdiarto agar segera menemukan siapa pelaku di balik perusakan makam. Di saat yang sama, dia juga meminta agar situs Makam Aru Palakka yang terletak di bukit lainnya, dilipatgandakan jumlah penjaganya.
“Jangan sampai ada yang mengaitkan kejadian ini dengan politik,” kata bupati dua periode tersebut. Kapolres Gowa AKBP Totok S Lisdiarto mengatakan polisi sudah meminta keterangan beberapa penjaga makam. Namun dia mengakui informasi yang dihimpun polisi sifatnya masih simpang siur. Seperti keterangan penjaga makam yang mengaku meninggalkan area makam pada Kamis dinihari, sekitar pukul 04.00, dan baru menemukan situs sudah dirusak sekitar pukul 07.30 Wita.
“Kalau dilihat dari cara kerja pelaku, pasti memakan waktu berjam-jam. Mungkin pelaku memulai aksinya saat penjaga meninggalkan lokasi ini. Dan di sekitar sini kan banyak orang yang lalu-lalang kalau pagi,” kata Kapolres.
Kemarin, polisi langsung memasang garis polisi di dua situs makam, yakni makam Sultan Hasanuddin dan Makam Sultan Malikussaid. Garis polisi juga dipasang di sekitar nisan pusara Sultan Hasanuddin, yang ditemukan di samping bangunan pendopo. Totok menegaskan kasus perusakan situs bersejarah itu akan menjadi prioritas utamanya.
Bupati Gowa menambahkan, pihaknya akan menunggu hingga selesainya proses penyelidikan oleh polisi. Jika garis polisi sudah dicabut, maka pihak pemkab serta para arkeolog akan mulai bekerja untuk perbaikan makam.
Di tempat yang sama, putra mahkota Raja Gowa XXXVI, Sultan Muhammad Abdul Kadir, Andi Kumala Andi Idjo mengutuk aksi vandalisme tersebut. Andi Kumala yang kini menjabat Camat Somba Opu itu tak habis pikir ada orang yang tega merusak makam Raja Gowa yang sangat dihormati oleh masyarakat Gowa tersebut.
“Saya yakin ini bukan perbuatan orang Gowa. Orang Gowa tidak mungkin akan berbuat seperti ini,” kata Andi Kumala menahan emosi.
Andi Kumala yakin pelaku memang hanya mau merusak situs itu untuk tujuan tertentu. Karena di makam tersebut memang tidak tersimpan benda atau harta pusaka yang bernilai tinggi. Seluruh harta kerajaan yang berharga, di simpan di Museum Balla Lompoa.
Kasus perusakan makam tersebut juga baru pertama kali terjadi sejak Sultan Hasanuddin mangkat pada 12 Juni 1670 lalu. “Kami dari keluarga keturunan Raja Gowa berharap polisi secepatnya mengungkap dan menangkap pelaku. Karena dia sudah menodai simbol kebanggaan orang Gowa,” ucapnya. (aha/sil) FAJAR.CO.ID

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan