Profil Pondok Pesantren Nurul Iman Parung, Bogor

Sarkub Share:
Share

Saat ini yargon-yargon ayo mondok sedang menggema di kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama yang merupakan wadah Ahlushshunnah waljama’ah Asy’ariah maturidiah. Berbagai profil pondok pesantren kemudian diiklankan dari pesantren salaf sampai dengan pondok yang modern yang memasukkan bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai alat komunikasi di pondok..

Tema kali ini tim sarkub melaporkan bagaimana profil Pesantren Nurul Iman di Parung Bogor.

Pondok Pesantren ini telah menggratiskan hampir 15.000 orang santrinya. Pertanyaannya kok bisa?

Dari mana sumber dananya?

Pertanyaan ini terjawab setelah kami melakukan kunjungan ke pesantren ini. Kami diajak keliling dan ditunjukkan ke beberapa unit usaha pesantren ini. Usaha roti yang memproduksi dan dikelola secara mandiri oleh pesantren dengan melibatkan para santri yang telah lulus S1, sekaligus memberikan bekal kewirausahaan bagi mereka ternyata mampu menggerakkan ekonomi pesantren.

Tidak hanya itu, usaha percetakan untuk memproduksi semua kebutuhan pondok dalam proses belajar mengajarnya dikelola dan diproduksi sendiri melalui sistem ekonomi mandiri (yang presiden soekarno menyebutnya dengan Berdikari), diterapkan secara konsisten dengan komitmen tinggi untuk tidak bergantung pada pihak lain melalui sistem Turn over (perputaran asset ekonomi secara internal).

Perjalanan kami berlanjut ke dapur umum pesantren yang siap menyediakan makan 3x sehari untuk 15.000 santrinya. Pengelolaan dapur dengan tenaga uap ini juga penuh inspirasi, uap yang dihasilkan dari pembakaran kayu dialirkan untuk ke seluruh tungku dan berbagai kebutuhan pondok.

Mereka juga memproduksi tahu dan susu kedelai sendiri yang ampasnya dikelola untuk pakan ternak (beberapa peternakan sapi di areal yang lain– termasuk kandang kambing).

Bahkan sampah yang diproduksi oleh pesantren ini dikelola secara mandiri, baik organik (yang kemudian diolah menjadi pupuk– bagi berbagai lahan pertanian yang dimiliki) maupun non organik (yang setelah dilakukan proses sortir dilelang secara terbuka secara online ke berbagai pihak).
Pesantren ini juga memiliki lahan pertanian yang mampu menghasilkan 7 juta perbulan yang dapat dikonsumsi oleh para santri. Selain itu 9 hektar tambak ikan/empang yang hasilnya dipasarkan di luar pondok karena dianggap lebih menguntungkan untuk selanjutnya ditransaksikan bagi usaha pesantren lainnya yang prospektif.
Hal menarik lainnya atas pesantren ini adalah juga menguatkan karakter para santri melalui konsep santri bela negara. Bahkan kedisiplinan santri dibangun dengan ketat yang terintegrasi dengan tugas ke pesantrenan dengan berbagai kegiatan ektrakulikuler yang banyak. Untuk menegaskan kedisiplinan ini setiap santri wajib memiliki beragam tanggungjawab pengabdian serta punishment yang mendidik (sebagai contoh mereka dilarang meludah sembarangan, merokok, bahkan mengambil buah buahan tanpa ijin di sekitar pesantrenpun), semua itu dinilai secara materi yang mereka harus menggantikannya kelak setelah lulus (sebagai wujud keterikatan atas pesantren).

Setiap santri dilatih menjadi pengusaha secara nyata bahkan para santri dilarang untuk menjadi pegawai (kelak setelah lulus), mereka didorong untuk berani mandiri sebagai wirausaha sebagaimana bekal modal aktifitas yang selama ini telah dibangun di pesantren.Mungkin masih banyak hal lain yang sangat luar biasa yang ditunjukkan oleh pesantren Nurul Iman.

Satu kesimpulan sederhana yang kami peroleh dari studi ke Pesantren Nurul Iman yaitu ternyata bahwa perpaduan antara kedermawanan, ketawakkalan, keberanian dan kemandirian mampu melahirkan keajaiban yaitu turunnya berkah dari langit.
terima kasih atas inspirasinya…
Semoga banyak pesantren di Indonesia yang memiliki kemandirian sebagaimana pesantren ini serta mampu mewujudkan pendidikan murah (gratis) bagi masyarakat bangsa Indonesia ini.

Akh. Muwafik Saleh,
Bogor,10 Agustus 2016. Dekan Ekonomi Univ. Brawijaya

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan