Sarkub Share:
Share

Selanjutnya dengan sabarnya Team Sarkub menunggu kedatangan Afrokhi yang tidak tak kunjung tiba. Hampir dua jam Team Sarkub masih berada di ruang tamu rumah Afrokhi, tapi –Alhamdulillah- sudah mendokumentasikan obyek-obyek penting di rumah Afrokhi. Akhirnya Mbah Pengemis Makam ke luar ruangan untuk kebul-kebul sejenak sambil mengamati situasi, lalu diikuti Ust. Dafid Fuadi dan menghampiri seorang remaja berjenggot yang ada di samping kiri rumah Afrokhi. Dafid Fuadi bertanya : “Kira-kira Pak Afrokhi ke mana, ya ?”. Remaja tadi menjawab : “Maaf, saya kurang tahu persis, tadi kayaknya mengantarkan putranya ke Mbahnya, paling-paling tidak lama”.

Team Sarkub sudah mulai tidak enak perasaannya, apalagi jika memperhatikan penjelasan-penjelasan seorang pemuda dewasa tadi sepertinya mengharapkan agar Team Sarkub harus secepatnya pergi dari situ.

Lalu Team Sarkub mencoba mengorek keterangan dari tetangga dekat Afrokhi yang rumahnya berada di sebelah selatan mepet dengan rumah Afrokhi.

Team Sarkub bertanya : “Maaf Pak! biasanya Pak Afrokhi ada di rumah jam berapa saja ?”.

Tetangga menjawab : “Tidak tentu, bapak-bapak ini apa ingin ketemu Pak Afrokhi ?”. Team Sarkub : “Ya, tapi katanya masih keluar”.

Tetangga : “Oo….”.

Team Sarkub : “Biasaya Pak Afrokhi kalau bepergian naik kendaraan apa?”.

Tetangga : “Kalau dekat ya paling2 naik sepeda motor revo atau megapro, tapi kalau jauh biasanya pake mobil merah”.

Team Sarkub semakin tidak enak perasaannya, karena yang pasti sepeda motor dan mobil merah (keluaran tahun lama) yang biasa dipakai Afrokhi itu masih ada semuanya. Belum habis rasa curiga Team Sarkub, tiba-tiba si tetangga nyelethuk : “Tadi saya dengar batuk-batuknya Pak Afrokhi, masa’ gak ada di rumah”.

Lalu Team Sarkub mohon diri dari si tetangga tersebut. Setelah bermusyawarah sebentar Team Sarkub memutuskan untuk segera meninggalkan lokasi, karena semakin banyak kejanggalan dan aroma tidak beres yang semakin menyengat.

Akhirnya Team Sarkub mohon diri dan berpamitan kepada seorang pemuda berjenggot yang ada di samping rumah Afrokhi, bahkan saat itu Team Sarkub mencoba minta nomor telepon rumah Afrokhi pun hanya dijawab : “Maaf, saya kurang tahu nomornya”.

Selanjutnya Team Sarkub pergi meninggalkan lokasi dengan sejuta tanda tanya.

Dalam perjalanan selanjutnya Team Sarkub singgah di sebuah Pon Pes. Darus Salam Sumbersari Kencong Kepung Kediri yang diasuh oleh KH. A. Zainuri Faqih untuk sholat Ashar dan mengorek data lebih lanjut tentang Afrokhi. Pesantren ini dihuni sekitar 1000 santri, jaraknya kurang lebih 6 km dari rumah Afrokhi. Di pesantren inilah Afrokhi pernah belajar agama bahkan sampai tamat. Menurut data-data santri yang ada di pesantren ini, Afrokhi tidak tergolong santri yang pintar, bahkan pelajaran-pelajaran pesantren yang mestinya harus dihafalkan, Afrokhi tidak pernah berhasil menghafalkan.

Dalam penelusuran Team Sarkub ada temuan yang menarik, berdasarkan keterangan dari tokoh-tokoh agama yang berada di sekitar Pare – Kandangan, bahwa beberapa bulan belakangan ini ada sejumlah petugas dari Kepolisian yang berpakaian preman yang terus berusaha mencari informasi tentang Afrokhi dari tokoh-tokoh agama setempat. Dikarenakan pengajian-pengajian Afrokhi di mana-mana mulai menimbulkan keresahan masyarakat, untungnya masyarakat masih menahan diri.

Demikian, laporan Team Sarkub, semoga Allah melindungi kita semua dari segala fitnah, bala’ , petaka di dunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin.

oleh Thariqat Sarkubiyah pada 15 Februari 2011 jam 11:58  On facebook