Ulama Lebanon Ingatkan 3 Kelompok Ektrem

Sarkub Share:
Share

Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang menerima kunjungan ulama dari Universitas Lebanon, Syekh Samir Abdurrahman Al-Khauli. Ia hadir dalam kuliah tamu Sekolah Tinggi Agama Islam “Ma’had Aly Al-Hikam” Malang dengan tema “Madhaar Al-Guluw fi Al-Din” (Bahaya Ekstremisme dalam Agama) di gedung induk Pesma Al-Hikam Malang, Jawa Timur, Ahad Siang (08/12). 

Syekh Samir Abdurrahman Al-Khauli mengatakan, muslim di manapun harus selalu waspada dengan faham-faham eksterim dan radikal di dalam agama Islam. Karena gerakan ini memiliki misi besar dalam menghancurkan generasi muslim. 

“Dengan memperkuat akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita bisa menghindari ancaman yang menyerang kita,” kata Syekh Samir dalam acara kuliah tamu tersebut. 

Dia mennyatakan bahwa gerakan radikal dan ekstrem itu ada tiga kelompok, yakni Wahabi, Hizbul Ikhwan, dan Hizbut Tahrir. Wahabi dicirikan di antaranya dengan sikapnya yang selalu menganggap kafir semua orang yang berbeda faham dengannya.

“Bahkan, ada seorang khatib di salah satu  masjid Mekkah, yang berargumen dalam khotbahnya bahwa mungkin saja orang muslim yang ada saat ini hanyalah kalian yang berada di masjid ini. Ini salah satu akidah mereka yang sesat,” ungkap Syekh Samir.

Selain itu, menurut Samir, mereka (kelompok Wahabi) sering menuduh bid’ah ritual-ritual umum seperti tasyakuran dalam acara maulid. Padahal, isi acara dalam maulid adalah membaca al-Quran, membaca sejarah Nabi Muhammad, kemudian makan dan minum yang baik dan halal. Apalagi menurut mereka binatang yang disembelih dalam acara maulid itu lebih haram daripada daging babi sekalipun. 

Mengenai kelompok Hizbul Ikhwan pada awalnya gerakan ini sangat moderat. Gerakan yang dipimpin Hasan Al-Banna ini mengajak kebaikan secara menyeluruh. Namun hal ini sangat berbeda dengan Hizbul Ikhwan yang ada pada masa ini. Mereka hampir sama dengan gerakan Wahabi yang sering menuduh bid’ah dan mengkafirkan kelompok lain. 

Terkait kelompok Hizbut Tahrir, sambungnya, gerakan ini berkeyakinan bahwa tidak ada syariat yang wajib dijalankan ketika negara khilafah didirikan. Lebih ekstrem lagi, shalat Jumat tidak wajib jika khilafah belum ditegakkan.  

Menurutnya, para generasi muslim harus mempelajari strategi dan taktik penyerangan mereka dengan memahami faham-faham sesat yang sering mereka lontarkan. Jangan terkelabui dengan slogan-slogan semisal memurnikan keimanan dan tauhid, menghindari bid’ah dan kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah.

“Seperti Wahabi yang memiliki konsep bahwa allah itu duduk di Arsy-nya. Padahal Imajinasi apapun tentang Allah itu sangat dilarang oleh Nabi,” ungkap Syekh Samir.  (sumber: www.nu.or.id)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. Dani Ar14/12/2013 at 04:54Reply

    Sekarang belum ngomong begitu,….namun yg pasti HTI adalah musuh ideologis NKRI, jika anda mendukung HTI silahkan angkat kaki dari bumi pertiwi ..Indonesia

Tinggalkan Balasan