Tidak Ada Kesyirikan Dalam Tahlilan

Sarkub Share:
Share
TahlilanTahlilan dianggap syirik oleh Mahrus Ali, seorang kakek tua yang mengaku-ngaku sebagai Mantan Kyai NU, dengan alasan karena didalamnya terdapat Shalawat Nariyah dan qasidah yang dianggap bid’ah dan  penuh dengan kesyirikan. Karena adanya shalawat bid’ ah dan penuh kesyirikan ini maka  menurut  Mahrus Ali dengan sendirinya tahlilan ini  juga bid’ah dan penuh kekufuran
Mengenai  tuduhan syirik terhadap tahlil akibat adanya shalawat Nariyah ini, akan kami (Tim Sarkub) beberkan dalam  artikel terpisah untuk menjawab tuduhan shalawat Nariyah.

Sedangkan  bacaan lainya yang dianggap syirik oleh Mahrus Ali dalam tahlilan sehingga tahlilnya pun ikut syirik pula adalah adanya  shalawat bid’ah lainya.
Diantara shalawat lain dalam tahlil yang dianggap bid’ah oleh Mahrus Ali adalah:
اَللَّهُمَ صَلِّ اَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
   ” Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menjadi sinar petunjuk, penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu, dikala orang – orang yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa tidak berdzikir kepada-Mu”
 اَللَّهُمَ صَلِّ عَلَى  اَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ سَمْشِ الضُّحَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
” Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk-Mu yang paling bahagia, yang menyinari waktu dhuha (pagi ),penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu, dikala orang – orang yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa tidak berdzikir kepada-Mu”
 اَللَّهُمَ صَلِّ اَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى اَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ  بَدْرِ الضُّجَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ عَدَدَ مَخْلُوْقَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
” Wahai Tuhanku, tambahkanlah kesejahteraan yang paling utama kepada makhluk-Mu yang paling bahagia,yang menjadi penerang seolah-olah bulan purnama di waktu pagi, yang menyinari waktu dhuha (pagi ),penghulu, dan pemimpin kami, yaitu Muahammad berikut kepada keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak bilangan yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta kalimat – kalimat-Mu, dikala orang – orang yang ingat berdzikir dan dikala orang – orang lupa tidak berdzikir kepada-Mu”
Mahrus Ali WahabiKata Mahrus Ali, ”Kalimat tersebut tidak pernah dilafalkan / diucapkan oleh para shahabat dan tidak pernah diajarkan oleh Rasululloh SAW. Dan tidak dikenal di kalangan tabi’in. Entah siapa yang mengarang shalawat tersebut . Setiap pengarang kebid’ahan, tidak mau menampakkan namanya. Mungkin khawatir ternoda atau namanya merosot dan takut dikritisi . Saya telah mencari shalawat tersebut di dalam Ensiklopedi Fatwa Lajnah Da’imah lil Buhuts al- ‘Ilmiyah wal Ifta’ al Su’udiyah, kumpulan fatwa ulama al- Azhar, al- Utsaimin. Majmu’ Fatawa karya Ibnu Taimiyah dan didlam buku – buku tafsir dan hadits, tenyata saya tidak menjumpainya. Jadi ulama sedunia, tiada yang mengarang shalawat seperti itu. Untuk kalimat:
كَلَّمَا ذَكَرَ كَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْن
Insya Allah bias dijumpai dalam kitab Dalailul Khairat yang menurut seluruh ulama Saudi, kitab tersebut merusak akidah. Jadi besar kemungkinan  shalawat tersebut pengarangnya dari Indonesia, entah dari Jawa atau Banjarmasin.
Sekali lagi bila alasan melarang, membid’ahkan, mensyirikkan dan mengkufurkan shalawat, tidak perlu kami ulangi lagi. jawabanya sama dengan permasalahan shalawat. Dan bagi kami penganut Ahlussunnah Wal Jamaah sudah berketetapan hati, bahwa semua bentuk shalawat itu adalah salah satu cara berdo’a kepada Alloh dengan tawassul. Dan cara seperti itu dibenarkan bahkan diperintahkan oleh agama berdasarkan kitabullah dan Sunnah Rasululloh SAW.
Untuk menuduh kesyirikan tahlil, H. Mahrus Ali menyatakan,” Di penghujung majlis tahlilan bisaanya ditutup dengan dua kasidah syirik sebagai berikut:
هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِى تُرْجَى شَفَاعَتُهُ       لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ اْلاَهْوَالِ الْمُقْتَحَم
“ Dia ( Muhammad ) kekasih yang syafaatnya selalu diharap pada setiap bahaya yang menimpa”
Menurut Mahrus Ali,” Kesyirikan di sini menyatakan bahwa Muhammad SAW merupakan satu figure yang syafaatnya diharapkan untuk melenyapkan segala bahaya dan penderitaan di dunia maupun di akhirat bukan disandarkan kepada Alloh.
Hal senada juga dikemukakan H. Mahrus Ali  dalam bukunya,”  Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat Dan Dzikir Syirik “ .Dia mengatakan  yang diantaranya dibaca dalam tahlil sebagaimana disebut diatas dan juga bait – bait lainya dalam kasidah burdah itu berlumuran syirik. Ia dengan mengutip pendapat Ibnu al- ‘ Utsaimin mengatakan, “ Kalimat tersebut sangat kufur, melampaui batas dalam memuji Rasulullah SAW . Bagaimana pantas seorang penyair menyekutukan Alloh dengan sesuatu. Rasulullah SAW mulia  bukan karena namanya Muhammad, tapi karena beliau adlah hamba dan utusan-Nya”
Syaikh al- ‘Utsaimin melanjutkan perkataanya,” Sang penyair justru berlindung kepada Rasulullah SAW di akhirat, bukan kepada Alloh Ta’ala. Penyair itu merasa akan binasa bila tidak mendapat pertolongan Muhammad, sementara lupa kepada Alloh SWT yang di tangan-Nya segala bahaya, manfaat, pemberian dan penolakan. Dialah Alloh SWT yang akan menyelamatkan para kekasihnya dan orang – orang yang taat. Sang penyair menjadikan Rasulullah SAW sebagai penguasa dunia akhirat, dan menganggapnya sebagai bagian dari kedermawanan beliau. Dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengetahui perkara ghoib dan mengetahui tulisan di Lauh Mahfuzh. Ini adalah kekufuran yang nyata dan keterlaluan dalam memuji. Kita mohon kepada Alloh SWT agar diselamatkan darinya. 
Kritikan H. Mahrus Ali bertentangan dengan aqidah umat Islam di seluruh dunia yang meyakini adanya syafaat Nabi Muhammad SAW.  Pernyataan ini berarti secara jelas dia tidak mengakui adanya keagungan Rasululloh SAW yang diberi keistimewaan oleh Alloh untuk memberi syafaat kepada umatnya. Dan pernyataan ini juga bertetangan dengan sabda Rasululloh SAW yang menyatakan bahwa beliau mendpoatkan maqam mahmud , yaitu diberi izin khusus oleh Alloh untuk memberikan syafaat kepada umatnya.
Banyak sekali hadits – hadits Rasululloh SAW tentang syafaat ini. Diantaranya adalah:
“ Abu Hurairah RA berkata,”  Kami bersama Rasulullah SAW dlam suatu undangan, maka dihidangkan kepada beliau daging paha kambing  yang memang kesukaan beliau, dan ketika menggigitnya beliau bersabda,” Sayalah yang paling terkemuka dri semua orang pada hari kiamat. Tahukah kamu mengapa itu ? Alloh mengumpulkan orang – orang yang dahulu dan yang terakhir dalam suatu lapangan, hingga dpat terlihat semua dan terdengar semua dan mathari lebih dekat pada mereka, hingga manusia telah risau yang tidak terderita rasanya. Mka orang – orang mulai berkata,” Tidkkah kamu fikirkan penderitaan kami ini, tidakkah diusahakan siapakah yang memberikan syafa’atnya kepda Tuhan. Maka berkata sebagian ,” Ayah kami Adam. Maka pergilah mereka kepada Adam dan berkata:”  Wahai Adam, engkau ayah manusia, Alloh telah menjadikan kau dengan tangan-Nya, dan dan meniupkan kepadamu dari ruh dan menyuruh Malaikat bersujud dan menempatkan kau dalam surg. Tidakkah engkau suka memberikan syafaatmu kepada Tuhan untuk kami, tidakkah engkau lihat bagaimana penderitaan kami ini ?” Jawab Adam:” Tuhanku kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini dan Ia telah melarang saya dri pohon, mendadak saya langgar, diriku , diriku, diriku, lebih baik kamu pergi kepda selain aku, pergilah kepada Nuh. Maka pergilah rombongan itu kepada Nabi Nuh dan berkata,” Wahai Nuh, engkau utusan Alloh yang pertama ke bumi dan Alloh menamakan engku hamba syukur , tidakkan perhatikan  keadaan kami ini, tidakkah engkau memberikan syafaatmu kepada kami ini ?” Jawab Nuh,” Tuhan kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini, dan do’ – do’a yang diberikan Alloh untukku telah saya pergunakan membinasakan kaumku, diriku , diriku, diriku, pergilah kepada Ibrahim. Maka mereka pergi kepada Ibrahim, dan berkata,”  Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabiyulloh dan Khalilulloh  dari penduduk bumi, berikan pembelan syafaatmu  untuk kami menghadap Tuhan, tidakkah engkau lihat kedaan kami ini ? “ Jawab Ibrahim,” Tuhan kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini, dan saya telah tiga kali berdusta, diriku , diriku, diriku, pergilah kamu kepda Musa. Maka mereka pergi kepada Musa dan berkata,” Wahai Musa, engkau adalah utusan Alloh, dan Alloh telah mengutamakan engkau dengan risalah dan bicara-Nya, tolonglah berikan syafaatmu untuk kami kepada Tuhan, tidakkah engkau lihat kedaan kami ini ? “ Jawab Musa,” Tuhan kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini, dan saya telah membunuh jiwa yang tidak diperintahkan kepada saya,  diriku , diriku, diriku, pergilah kamu kepada Isa Maka mereka pergi kepada Isa dan berkata,” Wahai Isa, engkau adalah utusan Alloh dan Kalimatullah yang telah diturunkan kepada Maryam dank au telah dapat berbicara sejak di buaian, tolonglah berikan syafaatmu untuk kami kepada Tuhan” Jawab Isa “Tuhan kini telah murka yang belum pernah murka semacam ini, pergilah kamu kepada Muhammad SAW, maka mereka dating kepadaku, dan berkata,” Hai Muhammad, engkau adalah utusan Alloh dan penutup dari para Nabi,  dan telah diampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan dating, tolonglah berikan syafaatmu untuk kami kepada Tuhan, tidakkah engkau perhatikan keadaan kami ini”. Maka saya pergi ke bawah Arasy lalu bersujud, dan Alloh mengilhamkan kepada saya berbagai pujian yang kemudian diperintahkan kepadaku:
يَا مُحَمَّدُ اِرْفَعْ رَأْسَكَ ,سَلْ تُعْطَهْ ,وَاشْفَعْ تُشْفَعْ,فَأَرْفَعُ رَأْسِى فَأَقُوْلُ: أُمَّتِى يَارَبِّ, أُمَّتِى يَارَبِّ, أُمَّتِى يَارَبِّ,فَيُقَالُ: يَا مُحَمَّدُ ! أَدْخِلْ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَحِسَابَ عَلَيْهِمْ مِنَ الْبَابِ اْلأَيْمَنِ  مِنْ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ, وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ  فِيْمَا سِوَى ذَلِكَ مِن اْلأََبْوَابِ, ثُمَّ قَالَ: وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ اِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَعَيْنِ مِنْ مَصَارِعِ الْجَنَّةِ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرَ, أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَ بَصْرَى.متفق عليه 
“ Wahai Muhammad, angkatlah mukamu dan mintalah akan diterima, dan berilah syafaat, maka saya bangun dan berkata,” Ummatku, hai Tuhan, Ummatku, hai Tuhan, Ummatku, hai Tuhan”, maka diperintahkan:” Wahai Muhmmad, masukkan dari umatmu yng tiada dihisab ke surga dari sebelah kanan, dan lain pintu bersama lain – lain orang (ummat ) . kemudian Nabi bersabda,” Demi  Alloh yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya antara dua ambang pintu surga itu bagaikan jarak antara Makka dan Hajar, atau antara Makkah dan Bashrah” ( H.R.Bukhari – Muslim )
Memahami hadits ini, tentu kita semua bertanya, mengapa umat manusia pada saat itu berlindung kepada para Nabi, kemudian nabi – nabi itu tidak ada yang sanggup menolong mereka, sehingga kemudian mereka meminta pertolongan kepada  Rasululloh SAW ? Mengapa mereka tidak meminta pertolongan secara langsung kepada Alloh saja ?  Dalam hadits – hadits  sebenarnya telah dijelaskan bahwa umat manusia dan para nabi tidak ada yang berani memohon perlindungan kepada  Alloh secara langsung, karena pada saat itu Alloh menampakkan kemurkaan-Nya yang begitu hebat yang belum pernah ditampakkan sebelum dan sesudahnya.
Dalam hadits – hadits shahih disebutkan bahwa  para nabi itu ketika dimintai pertolongan, mereka memberikan jawaban:
اِنَّ رَبّى قَدْ غَضَبَ الْيَوْمَ لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ  مِثْلَهُ  وَلَنْ يَغْضَبَ بَعْدَهُ مِثْلَهُ .رواه البخارى (4343)
 “Sesungguhnya Tuhanku kini telah murka dengan kemrahan yang belum pernah terjadi sebelum dan sesudhnya” ( Shahih Bukhari ,4343 )
Kemurkaan Alloh pada hari kiamat yang membikin gentar dan takut seluruh makhluk termasuk para nabi tersebut, oleh Bushiri  diekspresikan dalam keindahan bait al- Burdah berikut ini:
اِذَا الْكَرِيْمُ تَجَلَّى بِاسْمِ مُنْتَقِمِ
“ Pada saat Alloh menampakkan kemurkaan-Nya
Dan inilah yang disebut dengan al- syafa’at al – uzhma ( pertolongan agung ) yang hanya dimiliki oleh Rasululloh SAW.  Sementara nabi – nabi yang lain tidak ada yang memilikinya. Dengan syafa’at yang agung ini, seluruh umat manusia baik yang beriman maupun yang kafir, kelak  akan memuji jasa Rasululloh SAW karena telah mengeluarkan mereka dari ketakutan dan kesusahan besar pada saat  itu. Dan ini yang disebut oleh umat manusia dengan al – maqam al- mahmud. Dalam al-Qur’an ditegaskan:
“ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji “ ( Q.S.al Isra’ : 79 )
Sebenarnya persoalan al- syafa’at al – uzhma dan al – maqam al- mahmud tersebut telah menjadi kesepakatan kaum muslimin, termasuk kelompok Wahhabi, Al- ‘Utsaimin sendiri menyebutkan al- syafa’at al – uzhma dan al – maqam al- mahmud tersebut dalam kitabnya  Syarh al ‘ Aqidah al-Wasithiyah ( hal. 525 – 528 )  dengan mengutip hadits Bukhari –Muslim. Akan tetapi persoalanya menjadi lain, ketika Al- ‘Utsaimin melihat al- syafa’at al – uzhma  ini  diekspresikan dalam keindahan sebuah syair oleh al-Bushiri, yang shufi sunni dalam Burdah-nya. Karena terbawa kebenciannya terhadap ajaran tashawwuf dan paradigmanya yang sempit dalam soal tawassul dan bid’ah. Al- ‘Utsaimin berupaya mencari celah untuk dapat mengkafirkan penulis al- Burdah dan para penggemarnya dari kalangan pecinta tashawwuf, walaupun dengan bait – bait Burdah secara tidak proporsional.
Sehubungan dengan syafaat ini Rasululloh SAW bersabda lagi:
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِكَلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ  مُسْتَجَابَةٌ يَدْعُو بِهَا, وَأُرِيْدُ اَنْ أَخْتَبِئَ  دَعْوَتِى شَفَاعَةٌ ِلأُمَّتِى فِى اْلأَخِرَةِ .متفق عليه
“ Abu Hurairah RA berkata,” Rasululloh SAW bersabda,” Setiap nabi mempunyai sebuah do’a yang dikabulkan, yang dengannya ia berdo’a. Saya ( Nabi SAW) bermaksud menyimpan do’akuy itu yakni untuk memberikan syafaat kepda ummatku di akhirat” ( H.R.Bukhari – Muslim )
Imam Muslim menambahkan sabda beliau SAW itu dengan:
فَهِىَ نَافِلَةٌ اِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَيُشْرِكُ بِاللّهِ شَيْئًا
“ Syafaat itu akan diperoleh insya Alloh Ta’ala bagi siapa yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan sesuatu apapun dengan Alloh”
عَنْ  عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ يُسَمُّوْنَ الْجَهَنَّمِيِيْنَ.رواه البخارى ابوداود وابن ماجه
Dari ‘Imran bin Hushain RA,berkata,” Rasululloh SAW bersabda,” Ada satu kaum keluar dari neraka dengan syafaat Muhammad SAW lalu mereka itu sama memasuki surga dan mereka diberi nama Jahannamiyin ( bekas ahli Jahannam)” ( H.R.Bukhari,Abu Dawud dan Ibnu Majah )
Atas dasar hadits – hadits Rasululloh SAW ini nyatalah bahwa pernyataan Mahrus Ali adalah kebohongan besar dan sangat menyimpang dari ajaran aqidah Islamiyah, terutama Kitabullah dan Sunnah Rasululloh SAW.dimana kita umat manusia pada hari kiamat sewaktu dalam keadaan ketakutan dan kesusahan  sangat membutuhkan syafaat dari baginda Rasululloh SAW. Hanya Mahrus Ali dan para pengikutnya saja yang tidak membutuhkan syafaat Rasululloh SAW karena sudah mendapatkan tiket khusus untuk masuk surga. Dan dari sini jelas pula kedudukan do’a atau bacaan shalawat al-Burdah yang dibaca dalam acara tahlilan tidak termasuk bacaan yang dilarang, apalagi mengandung unsur kesyirikan dan kekufuran.
khutbah-jumat

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

25 Responses

  1. mr.jhon15/04/2013 at 21:58Reply

    Alhamdulillah..
    Terimakasih atas artikelnya sangat bermanfaat dan makin mantab akan islam yang saya yakini,,…menurut pendapat saya yang awam tidak ada salahnya memberikan pujian pada orang apalagi kepada junjungan kita Rasululloh SAW, dan kasihan pada saudara kita yang sempit pemahamanya dan lebih membesarkan perbedaan ketimbang menghargai perbedaan yang itu menjadi khasanah dalam kekayaan berfikir dalam islam…semoga cepat dapat hidayah pada saudara2 kita yang mungkin lagi di sanjung dan di agung2kan syeatan yang terkutuk…

    • shimada21/09/2013 at 06:34Reply

      yah… kebanyakan mereka lupa dg tangisan rosululloh saw ini, ketika beliau saw dimintai syafaat ketika dipadang masyar, setelah manusia berkumpul dan memohon syafaat kpd beliau saw, maka beliau saw memuji dan mengagung-agungkan asma ALLAH swt kemudian meminta ijin untuk memberi syafaat kepada umatnya, dan ALLAH swt mengijinkan, namun hanya sebagian dari umatnya yg mendapat syafaat sedang sebagian yg lain di masukan kedalam neraka. maka menagislah Rosululloh saw dan merintih,”umatku…umatku…umatku…., ya ALLAH bukankah mereka adalah umatku….???”, maka ALLAHpun menjawab : “ya muhammad benar mereka adalah umatmu, tapi engkau tidak tahu apa yg mereka lakukan sepeninggamu .

      semoga hadist ini menjadi pertimbangan bagi para saudaraku kaum mslimin semua. ”apa yang dimaksud engkau tidak tahu apa yg mereka lakukan sepeninggalmu……..?????????????? sehingga mereka masuk neraka”

      • Mas Derajad21/09/2013 at 10:49Reply

        @shimada :

        Sebutkan haditsnya Kang

  2. Ridwan Pagaralam16/04/2013 at 10:23Reply

    Mungkinkah salafi wahabi telah kafir terhadap Rasulullah SAW?

  3. Brigadir16/04/2013 at 10:37Reply

    Assalamu `alaikum wr.wb.
    Kepada Team Sarkub yang kami cintai,
    saya cari alamat email untuk menghubungi belum dapat,
    kami lokasi di seberang pulau yang laskar-laskar generasi penerusnya sangat terbatas untuk membentengi serangan khawarij, disini sudah mulai menyebar.
    sebentar lagi ponakan-ponakan akan lulusan, rencana minta referensi untuk Ponpes area Jkt dan sekitarnya yg rekomended, kami disini terbatas informasi. karena beberapa bulan kemarin mereka melakukan tes-tes untuk rekrut santri-santri untuk dikirim ke Markasnya (sepertinya). mungkin hal ini bisa kita lakukan juga.
    mohon info dikirim ke : brigadirnoltiga@yahoo.com, jika sudah dibaca pesan ini agar di delete (tidak ditampilkan) terimakasih, kami tunggu informasinya.

  4. awamiyun17/04/2013 at 17:56Reply

    Setahu awak, yg dianggap bid’ah terutama adalah tata caranya baik tahlilan maupun sholawatan, jk ada satu sj hadits bhwa pr shahabat ato tabiin melakukan kegiatan semacam ini mk sdh ckp bg awak mngenai ketidakbid’ahanya.
    Untk mslh syirik biasanya mnyangkut kalimat yg brlbihan dlm mamuji nabi saw, sprti “nurul fawqo nuuri” dn kalimat2 smcamnya. Mhn dijelaskn agar awak jd terang.

  5. Prabu Minakjinggo19/04/2013 at 07:41Reply

    Jika maulidan, tahlilan dan sholawatan dikatakan bid’ah oleh wahabi dan kalau semua bid’ah itu dikatakan sesat dan kalau sesat itu masuk neraka, maka semoga Allah Azza wa Jalla tetap memberi kekuatan pada diri saya di neraka untuk tetap tahlilan, maulidan dan sholawatan agar api neraka dengan ijin dan ridlo Allah Azza wa Jalla akan menjadi dingin, Amiiin…

    • shimada21/09/2013 at 05:50Reply

      sampean telalu berani menantang hadist Nabi yg mulia, segeralah bertaubat.

      • Mas Derajad21/09/2013 at 10:47Reply

        @shimada :

        Hadits sing pundi Kang ???

      • Mas Derajad21/09/2013 at 10:47Reply

        @shimada :

        Hadits sing pundi Kang ???

        • raihandary15/08/2017 at 13:49Reply

          Hadits 6
          Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

          أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

          “Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).

          Dalam riwayat lain dikatakan,

          إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى

          “(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050).

          Lengkapnya di https://muslim.or.id/11456-hadits-hadits-tentang-bidah.html

  6. Ipmawan Rdt20/04/2013 at 23:51Reply

    Thanks..Tim SARKUP..atas artikel penjelasanya terhadap artikelnya nantan kiyai nu.. PENJELASAN TIM SARKUP CERDAS DAN RASIONAL bangets..Dulu saya sangat perihatin membaca artikel mantan kiyai nu sebelum tim sarkup membahasnya, tapi sekarang udah plong, dan tolong tim sarkup bersedia membahas artikel kusus tentang bid`ah sebab masih banyak umat islam yang masih rancu didalam memahaminya..kalau menurut saya apapun di dunia ini pasti mempunyai dua sisi positif dan negatif semisal contoh = menikah adlah sebagian sunah Rosul dan mempunyai nilai ibadah..tetapi kalau nikah mud`ah pasti haram hukumnya dan tercela, contoh lain = BEKERJA mencari rejeki karunia Alloh itu bagus dan termasuk sebagian dari ibadah tapi bila BEKERJA di dalam tempat kemaksiatan semisal mencari rejeki sebagai pelacur atau penjudi atau penjual miras jelas hukumnya haram dan tercela.., contoh lain MENCURI adalah perbuatan terlarang dan tercela..tapi kalau MENCURI perhatian atau MENCURI hati orang yang di cintainya maka hukumnya sah sah saja dan tidak ada yang terlarang..dan masih ada seribu contoh semisal lagi..yang seharusnya contoh”semisal di atas bisa di aplikasikan dalam memahami persoalan bid`ah yang baik dan bid`ah yang terlarang.. DAN lagi kasus sejarah maulid NABI yang oleh wahabi banyak di belokan pada opini ulang taun kelahiran Nabi, lalu oleh wahabi di benturkan kepada Al-Qur`an dan hadist untuk dalilnya ini jejas sangat rancu akhirnya, SANGAT jelas fakta sejarah Maulid adalah momen yang di cetuskan Shalahudin untuk mengingatkan kaum muslim akan PENTINGNYA PERJUANGAN DAN PENGORBANAN YANG DILAKUKAN ROSULULLOH DAN PARA SAHABATNYA DALAM MEMPERTAHANKAN KEHORMATAN AGAMA ISLAM.. YANG AKHIRNYA BERTUJUAN membangkitkan semangat juang dalam JIHAT dalam masa perang salib..dan ini bila di benturkan kepada Al-Qur`an dan hadist akan jelas ketumu banyak dalilnya YAITU JIHAD..jadi jalas Maulid bukan perayaan ulang taun seperti tuduhanya kaum wahabi yang sangat cerdas dan sok alim tapi yang sangat tunduk kdp amerika itu.. DAN lagi situs WWW.FARINDA.COM adalah situs yang patut di waspadai.

  7. Kasbun23/04/2013 at 12:41Reply

    H. Mahrus Ali … kelihatannya orang hebat,.. segera berubah ketika mengetahui bahwa apa yang telah mereka lakukan di masa lalu tidak ada dasar hukumnya.. bisa menjadi contoh …

    • Author

      Tim Sarkub23/04/2013 at 13:37Reply

      benar,, orang yg pengen numpang tenar saja dengan cara mengaku2 sebagai Kyai NU. padahal hasut dan dengki sama NU.

  8. Zahdan Razzaq23/04/2013 at 13:18Reply

    Tim Sarkub says:
    16/04/2013 at 12:51
    maaf kami tidak menerim AL-ALBANI. tidak ada dalam kamus kami.

    Sombongnya si-sarkub ini !!
    Habib rizieq Shihab saja menyebut beliau : Syeikh Albani Ahli Hadits !!
    hayoo mau apa? apa anda mau ngomong : kami tdk menerima Habib Rizieq ??
    atau anda mau bilang : kami tidak menerima FPI ??
    Jawab Kub !!

    Tambah lagi ketika habib Rizieq bedakwah di depan misionaris apa yg habib sampaikan :
    “Tauhid uluhiyah, Rububiyah dan Asma Wa Shifat”
    Sekarang SEKALI LAGI saya tanya wahai sarkub apa anda juga menyesatkan Habib Rizieq ???
    Jawab jangan tidur !!

    • Author

      Tim Sarkub23/04/2013 at 13:36Reply

      dimana habib rizieq mengatakan syaikh albani ahli hadits? coba tunjukkan mana!

  9. toto24/04/2013 at 07:16Reply

    disini saya liat tim sarkub lgsng menvonis p makhrus ali tdk percaya adanya syafaat,ini sustu vonis yang salah,krn yg dimaksud beliau kata2 syirik dlm syair tsbt adalah SETIAP BAHAYA YG MENIMPA,bisa difahami saat kt hidup didunia ini ,kalo bab syafaatul uzhma dan maqom mahmudah sy yakin p mahkrus jg mengimani akan hal ini.

    • Author

      Tim Sarkub24/04/2013 at 16:58Reply

      Kalau anda tidak percaya silahkan buka bukunya Pak Mahrus Ali itu.

  10. zahdan razzaq28/04/2013 at 14:37Reply

    Itulah anda, sok paling benar dan paling tahu padahal sebaliknya.
    Silahkan anda simak DVD ceramah habib rizieq berjudul “ayah bunda Rasulullah SAW benarkah mereka kafir & musrik ?” Di markaz syari’ah petamburan jakarta.
    Disitu anda akan dengar habib rizieq mengatakan : syaikh albani ahli hadits!

  11. zahdanrazzaq30/04/2013 at 13:20Reply

    kalo sy jadi tim sarkub mungkin sy akan buru2 bikin judul :
    “HABIB RIZIEQ MEMBUNGKAM TIM SARKUB”!!
    hehehe
    Tapi utung sy bukan orang kayak begituan jadi gak begitu.

  12. huda30/04/2013 at 17:48Reply

    Bersihkan aqidah dari Syirik,
    Bersihkan ibadah dari Bid’ah,
    Bersihkan jiwa dari Dengki,
    dan Bersihkan badan dari Najis.

  13. Saivullah01/05/2013 at 12:35Reply

    assalamu.alaikum semua.a…
    salam sejahtera…

    pengen nyoba buka ruang sharing lg nih…

    ada preseden (pendapat) dr kalangan syi’ah yg menggugat metodologi Qiyas yg dipergunakan oleh kalangan 4madzhab selaku representatif kalangan sunni..

    mereka mencoba mempertimbangkan Qiyas dgn landasan sisi “ahammiah” (keutamaan) dr satu perkara…

    salah satu pertanyaan yg dilontarkan syi’ah kpd kalangan sunni adalah sbb:
    “lebih utama mana antara sholat dgn puasa..?”
    tentu saja jawaban kita adalah sholat..karena bgitu banyak ayat2 dan hadits yg menunjukan.a..juga sholat sendiri dalam hirarki rukun islam adl rukun yg kedua sdangkan puasa adalah ke.empat..

    kemudian timbul pertanyaan lg dr kalangan syi’ah sbb:
    “jika memang sholat lebih utama drpda puasa, knp seorang wanita yg menstruasi harus mengganti puasa.a d.hari2 yg lain sedangkan dlm sholat tidak..? harusnya puasa itu di qiyas kan kpd sholat dgn melihat sisi keutamaan.a..jd sholat saja tdk di qadha maka seharus.a tidak ada qadha jg dlm puasa. tetapi Syari’at telah menentukan hal tersebut, dan mengindikasikan bahwa qiyas tdak dipergunakan.”

    pertanyaan yg lain adalah:
    “mengapa saksi dlm perzinahan harus empat org sedangkan dlm pembunuhan hanya dua org, pdhal pembunuhun itu tingkat kemungkaran.a lebih besar..?”

    atau:
    “mengapa ketika keluar air mani diharuskan mandi besar sedangkan ketika kencing cukup dgn berwudhu, pdahal air mani itu suci sdangkan air kencing itu najis..?”

    pertanyaan2 itu dilontarkan untuk menggugat metodologi qiyas yg dipakai oleh kalangan sunni, bukan untuk menggugurkan ketentuan syari’at yg ada dlm al-qur’an dan hadits.

    lalu..kita selaku kalangan sunni harus bagaimana menetralkan pendapat mereka..jawaban apa yg harus kita berikan agar menpertahankan dipergunakan.a metode qiyas ini..?
    saya sendiri kesulitan menjawab itu..tolong sharing.a yah..
    trims..
    Wsslm….

  14. msy02/11/2013 at 12:17Reply

    Lebih baik pencerahan tentang sholat berjemaah yg sempurna, amalan sholat tahajud, membaca quran dgn membaca terjemahan, amal sedekah dsbnya ketimbang membahas materi yg kontroversi

Tinggalkan Balasan