Tasbih Salah Satu Ucapan Yang Dicintai Allah SWT

Sarkub Share:
Share

Waktu saya mondok di pondok pesantren Al-Irsyad,Rembang Jawa Tengah  setiap masuk adzan shubuh, sesudah melakukan Qobliah shubuh  kami para santri semua merutinkan dzikir Subhannallahi Wa bihamdihi Subahannallahil ‘adziim Astaghfirullaah sebanyak 100 kali. Setelah saya membaca  haditsnya, barulah sy mengerti bahwa dzikir ini dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad SAW :

Ditulis oleh : Habib Munzir Al-Musawa

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH 100X pada harinya, maka berjatuhanlah dosa dosanya walau sebanyak buih di lautan” (Shahih Bukhari) “Wama taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an”, demikian riwayat Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy “tiadalah seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal kecuali Ku-jawab kedekatan kepadanya satu hasta”.

“Wama taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a, jika hamba-Ku mendekat dan mencintai-Ku dengan mendekat satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa”.

“wa in atayna maasyiyan ataytuhu harwalah, jika ia datang padaku dengan melangkah Aku datang padanya dengan bergegas”. Menunjukkan jawaban cinta Allah lebih besar selalu menjawab cinta hamba-Nya. Sebesar apapun rindu hamba-Nya, Allah lebih rindu kepadanya.

“Man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Cinta Allah Swt ini tidak akan bisa diputus, cinta yang tidak terputus di dunia dan di akhirat adalah cinta Allah dan cinta yang ada sangkut – pautnya dengan cintanya Allah tidak bisa diputus dengan kematian, tidak bisa diputus dengan matinya jasad.

Barangsiapa yang mengucap satu harinya “Subhanallahi Wabihamdihi sebanyak 100X berjatuhanlah dosa – dosanya sebanyak buih di lautan”. Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Orang yang mensucikan Allah Swt berarti ia mengagungkan Allah, berarti ia menjadikan Nama Allah itu agung dan suci di hatinya. Allah tidak perlu disucikan karena sudah Maha Suci tapi ucapan itu menunjukkan kesetian hamba dan cinta hambanya pada Allah. Wabihamdihi artinya dan banyaknya puji untuk-Nya.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” juga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim “ahabbul kalimah ilallah, kalimat yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdihi”. Al Imam Ibn Hajar “afdholul kalimah laa ilaha illallah, seagung – agung kalimat adalah Lailahailallah”.

Berkata Imam Ibn Hajar menukil satu pendapat dari para muhadditsin bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” sudah terangkul didalamnya kalimat Lailahailallah. Karena “Lailahailallah” mentauhidkan Allah dari segala sesembahan selain Allah sedangkan kalimat Maha Suci Allah dan segala puji tentunya salah satu bentuk dari kesempurnaan pemahaman kalimat Lailahailallah. Ketika seseorang memahami kalimat Lailahailallah dan mendalami hakikat maknanya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah maka sampailah ia kepada samudera cinta kepada Allah maka ia selalu mensucikan dan memuji Allah. Dalam keadaan seperti itu orang yang mempunyai bibir dan sanubari yang mensucikan dan memuji Allah 100X dengan kalimat ini dalam harinya, pupus dan berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan.

Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah. Itu berjatuhan dengan perasaan cintamu kepada Allah yang terbuahkan dengan kalimat Subhanallah Wabihamdihi.

Kalimat Subhanallahi Wabihamdihi ini kalimat yang sangat agung diajarkan oleh Sang Nabi saw kepada kita karena besarnya keinginan Sang Nabi saw agar kita dekat kepada Allah, agar kita dicintai oleh Allah, agar kita tidak terjebak dengan terjauhnya dari Allah sebab dosa – dosa kita. Teriwayatkan di dalam hadits Shahih hal – hal yang menghapus dosa tentunya hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah namun ini salah satu daripada beribu – ribu gerbang kasih sayang Illahi yang ditawarkan kepada kita setiap siang dan malam. Dalam munajat, dalam dzikir, dalam doa, dalam perbuatan baik, dalam perbuatan meninggalkan kemunkaran, memerintahkan pada kebaikan, dalam segala hal itu terdapat gerbang – gerbang kasih sayang Illahi dan salah satunya adalah Subhanallahi Wabihamdihi. Ini jika di amalkan, kalimat ini juga membawa ketenangan hati.

Boleh dicoba bagi mereka yang membaca setiap harinya Subhanallah Wabihamdihi, jangan setiap hari dulu tapi satu hari dulu, rasakan di pagi hari kau membacanya dalam keadaan suci Subhanallahi Wabihamdihi 100X, rasakan hari itu betapa berbedanya dengan hari yang lainnya. Lebih sejuk, lebih tenang, lebih banyak kemudahan, lebih banyak terselesaikan permasalahan dan sakinah yang sangat mahal yaitu kedamaian jauh dibanding hari yang kau tidak membaca padanya Subhanallahi Wabihamdihi. Dan dengan itu Insya Allah lanjutkan selagi kau mampu dan jangan sesekali kau tinggalkan karena membacanya 100X itu tidak menghabiskan waktu sampai 10 menit, barangkali tidak sampai 10 menit, beberapa menit saja kau akan dapatkan sejuknya harimu disaat itu.

Sang Maha Berkasih Sayang Rabbul Alamin yang selalu memperhatikan setiap hamba – hambaNya karena mereka yang hidup itu adalah milik Allah dan inilah sebaik – baik pemilik. Dialah pemilik tunggal segenap kehidupan, pemilik tunggal segenap apa – apa yang ada di alam semesta dan Dialah yang paling memperhatikan semua kehidupan hamba-Nya maka itu manusia, jin maupun hewan dan tetumbuhan.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menyampaikan satu hikayah kejadian yang pernah terjadi pada Nabi sebelum beliau. Ketika Nabi itu duduk dibawah sebuah pohon dan disaat ia duduk ia digigit oleh seekor semut yang menyakitkan, gigitannya berbisa. Gigitannya semut tidak mematikan cuma menyakitkan maka Nabi itu berdiri dari duduknya dan memanggil kaumnya untuk membakar sarang semut itu semuanya karena membahayakan. Al Imam Ibn Hajar mensyarahkan hadits ini Nabi itu berbuat hal yang benar karena semua hewan yang mengganggu manusia boleh untuk dibunuh namun Allah menurunkan Jibril as untuk Nabi itu bukan Nabi Muhammad saw. Nabi itu sebelum Nabi Muhammad saw seraya berkata “Hallaa namlatun waahidah..?, wahai Nabi-Ku bukankah yang berbuat Cuma seekor semut saja yang menggigitmu kenapa harus semua dimusnahkan?, kata Allah. Maksudnya apa? Allah melihat seekor semut yang berbuat jahat pada Nabi-Nya mengganggu tapi kan satu ekor itu yang mengganggu, kata Allah. Sedangkan yang lain tidak mengganggu, bagaimana engkau seorang Nabi? Orang yang sangat dekat kepada Allah membunuh makhluk yang dicipta oleh Allah yang tidak bersalah?

Imam Ibn Hajar mensyarahkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi itu tidak salah secara syari’ah, namun Allah ingin mengingatkan kepada Nabi itu betapa Allah itu melihat seluruh perbuatan hamba-Nya dan hamba Allah itu menyayangi setiap makhluk hidup yang dicipta-Nya. Kalau seekor semut saja diperhatikan oleh Allah, siapa yang menyakitinya, siapa yang mengganggunya, apalagi keturunan Adam as, lebih – lebih lagi ummat Nabi Muhammad saw. “Innahu kaana tawwaaba, sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat”. Kalimat ini hadirin jika kita renungkan “innahu kaana tawwaba” kalimat ini menjawab semua keputus-asaan hamba yang tenggelam dalam samudera dosa. Kalimat ini menghibur mereka bahwa cinta Allah pasti mereka dapatkan “innahu kaana tawwaba” Dia (Allah) Maha menerima semua taubat.

Mereka yang telah tenggelam dalam gelapnya dosa dan kesalahan, jangan sampai menyangka tidak akan bisa mencapai cinta Allah. Masih ditawarkan untuk mereka yang ingin dicintai oleh Rabbul Alamin, “Sungguh Aku Maha Menerima Taubat”, kata Allah. Apa itu taubat? Taubat itu anugerah bagi pendosa yang menyesali dosanya. Dapat anugerah dari Allah bukan hukuman, yang datang bukan hukuman. Ketika seseorang berbuat dosa lalu ia menyesal kepada Allah, kepada Sang Pemilik dirinya, Sang Pemilik setiap debu yang diinjaknya, Sang Pemilik langit dan bumi ini, ia menyesali kesalahannya, menyesali bahwa perbuatan ini menyakiti hati Tuhannya maka Allah berikan kepadanya ampunan dan Allah dekatkan ia kepada-Nya Swt.

(Dikutip dari Pengajian Majelis Rasulullah oleh : Habibana Munzir Almusawa, Senin 2 Maret 2009)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

2 Responses

  1. kijenar11/04/2013 at 10:36Reply

    Mhn ijin mengamalkan

  2. Lilik19/02/2014 at 03:37Reply

    mudah-mudahan tiasa ngamalkeun

Tinggalkan Balasan