Suamiku Ketularan MTA

Sarkub Share:
Share

Ini adalah kisah nyata yang terjadi di daerah Sragen Jawa Tengah. Sragen adalah kota yang berjarak sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Daerah itu dilewati jalan utama Solo-Surabaya. Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Di Kabupaten inilah MTA memiliki perwakilan yang berkembang pesat hingga bisa mendirikan dan mengelola radio swasta bernama Radio Persada FM.

Suatu hari seorang ibu datang ke Pondok Pesantren Salamah Wa Barokah di Desa Sanden, Kecamatan Ketro, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sambil menahan isak tangis. Sayang, ia tidak bertemu langsung dengan Kiai Ma’sum Abi Darda’, pengasuh pesantren itu, karena Kiai Ma’sum sedang berada di luar rumah. Lantas ia ditemui Nyai Mutmainnah Katsroh, istri Kiai Ma’sum. Kepada Nyai asal Magelang itulah wanita tadi menumpahkan kekesalan hatinya.

“Saya Sedang sedih, Nyai. Saya akan dicerai sama suami saya,” tutur wanita yang aktif dalam kegiatan Muslimat NU itu. Pandangan matanya dijatuhkan ke lantai. Nyai Mutmainnah tampak manggut-manggut berusaha memahami persoalan. “Lha sebabnya apa, kok sampai akan dicerai?” Nyai Mutmainnah ingin tahu lebih jauh.

Sudah sekian tahun ia menikah dengan suaminya dan telah dikaruniai anak. Sekian lama mengarungi rumah tangga, kehidupan mereka terbilang cukup harmonis. Meski tidak terlalu kaya secara materi, namun mereka tidak sampai kekurangan. Suami wanita itu juga terbilang warga yang baik. Ia rajin menjalankan shalat lima waktu dan menghadiri pengajian-pengajian. Ia juga rutin mengikuti siaran dakwah di radio Persada FM.

Nah, justru dari pengajian itulah persoalan bermula. Padahal seakan telah menjadi rukun dalam pengajian itu, amaliah-amaliah keagamaan masyarakat di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur dikafirkan-kafirkan atau dibid’ah-bid’ahkan. Rupanya ajaran MTA telah merasuk ke dalam diri lelaki itu. Cekcok mulut dengan istri pun hampir setiap hari terjadi. Persoalan yang menjadi masalah adalah khilafiyah. Istri tetap berpegang teguh pada amaliah seperti yang mereka lakukan sejak dulu, sedangkan suami anti pada amaliah-amaliah itu.

Karena sama-sama ngotot, akhirnya ikatan suci mereka di ujung tanjuk, rumah tangga mereka diambang kehancuran. Anak-anak pun terancam terlantar. Suami tetap ngotot cerai, sementara istri sangat berkeberatan. Maka ia sengaja sowan pada Kiai Ma’sum untuk meminta dicarikan jalan keluar.

Mendengar penjelasan itu, Nyai Mutmainnah memberikan buku “Tahlil dalam Perspektif Al-Quran dan Sunnah”. Nyai Mutmainnah meminta agar dia mendalami isi buku itu sehingga bisa memberi pengertian kepada suami, kalau perlu datang lagi bersama suaminya.

Lama tak terdengar kabar, ternyata persoalan rumah tangga mereka telah teratasi dan berjalan baik-baik saja. Ketika bertemu dengan Nyai Mutmainnah di lain kesempatan, wanita itu tak pernah lagi menyinggung perselisihan rumah tangganya. Wanita itupun tetap aktif dalam kegiatan Muslimat NU. “Tampaknya si suami sudah tobat,” demikian cerita Kiai Maksum yang juga Rais Syuriah PCNU Sragen.

(Disadur oleh Tim Sarkub dari Majalah AULA NU)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

7 Responses

  1. an2dia09/06/2012 at 15:27Reply

    Berbahagialah orang yg asing. Islam mulanya datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing di kemudian hari…

    • elli07/10/2012 at 07:18Reply

      fitnah keji

  2. taufik13/09/2012 at 10:25Reply

    Semoga kita terhindar dari fitnah. Karena fitnah, adalah dosa besar, yg bisa menghilangkan semua amal kita. Bayangkan siksa NERAKA

  3. mantan ahlul bid'ah mungkarat30/09/2012 at 00:41Reply

    Ya Alloh berikanlah kekuatan pada hambamu ini,dan jauhkanlah dari sifat dengki,perbuatan fitnah dan mengada-ada . amin

    • Author

      Tim Sarkub30/09/2012 at 11:56Reply

      benar, jauhkanlah kami dari fitnah wahabi. amiin.

  4. 'Rachmat Wardono19/05/2013 at 16:07Reply

    Alhamdulillah

  5. Keris Mulyani19/05/2013 at 16:45Reply

    Menungso Tatanane Angel… itu juga mereka ndiri yang menjulukinya…,

Tinggalkan Balasan