Silaturrahim Kepada Para Pendahulu Yang Mulia

Sarkub Share:
Share

Menyambung cerita tentang pemugaran di kompleks pemakaman Sunan Bonang yang kurang berkenan baik bagi para anak cucunya, sanak kerabatnya, maupun pecinta ulama pada umumnya, kami ingin mengulas sedikit bagaimana keutamaan bersilaturrahim kepada Para Pendahulu Yang Mulia yang sangat agung agar kita bisa menghargai dan menghormati perjuangan mereka dalam menegakkan Aqidah Ahlusshunnah Waljamaah juga ikut menyempurnakan akhlak ummat Nabi Muhammad SAW

Bagi setiap muslim ada kewajiban moral dan perintah Rasulullah SAW untuk berikhtiar menyambung persaudaraan, terutama yang ada hubungan kerabat/nasab, karena silaturrahim mengandung banyak manfaat diantaranya bisa melapangkan rezeki,

Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahmi.” (HR. Bukhari).

Islam mengajarkan kepada setiap generasi untuk menghormati para pendahulunya (leluhurnya), yang memiliki keluhuran budi dan kemuliaan di sisi ALLAH SWT. Salahsatu upayanya adalah menapaktilas sebagai wujud kepedulian dan penghormatan.

Setiap ulama / orang sholeh selalu berharap dan berjuang agar keturunannnya menjadi orang-orang sholeh yang menyenangkan hati, dalam makna hakiki.

Para orang tua, sesepuh, dan leluhur (yang sudah wafat) akan berseri-seri wajahnya apabila keturunan yang ditinggalkannya dalam keadaan taat kepada Allah dan Rasulnya; mereka bahagia dan memohon pada ALLAH agar keturunannya senantiasa mendapatkan kebahagiaan dunia – akhirat, dan mereka dikabulkan karena kesholehannya dan yang didoakannyapun juga sholeh; karena diantara mereka ada hubungan yang nyambung. Sebaliknya bila keturunannya  fasid (rusak agamanya), maka wajah mereka muram dan gelisah. Oleh karena itu jangan sakiti mereka sehingga tidak Ridlo yang menyebabkan ALLAH SWTpun marah.  

Cahaya kenabian Nabi Muhammad SAW merambah kepada umatnya, semakin sholeh seseorang akan semakin besar mendapatkan percikan cahaya nabi, karena itu para ulama / sholihin adalah pelita-pelita bumi menyinari orang yang mendekatinya, bagi orang-orang yang di langit, yaitu para arwah suci dan malaikat, cahaya-cahaya itu jelas dilihatnya sekalipun bumi dalam keadaan gelap; maka Beruntunglah generasi penerus yang leluhurnya adalah ulama / sholihin.

Apabila generasi ini mau menapaktilas jejak leluhurnya dan peduli bersilaturrahim, maka itu adalah jalan yang paling efektif untuk mendapatkan cahaya Nabi sehingga masuk ke dalam barisan orang-orang sholeh karena kedekatannya, apalagi ada faktor keturunan / darah. Sebaliknya apabila generasi tersebut melupakan dan menjauhi leluhurnya yang sholeh-sholeh dikhawatirkan tidak mendapatkan cahaya nabi; ibarat orang yang sedang haus tapi tidak melihat sumber air jernih di depan matanya.

Unsur-unsur cahaya kenabian itu berhubungan satu dengan yang lain karena memang bersumber dari satu sumber cahaya yang besar. Pada hakikatnya cahaya kenabian itu bersifat multidimensi : cahaya dunia akhirat, cahaya lahir batin, dan cahaya ilahiah (yang akan mengantarkan kedekatan hambanya kepada Tuhannya). Jika ke-3 unsur cahaya ini diurai lebih lanjut, maka akan terdapat amat banyak warna-warninya yang mampu menyinari lahir batin seseorang, karena cahaya kenabian datang dari Zat yang Mutlaq, Allah azza wa jalla. Pada hakikatnya ALLAH akan menunjuk hamba-Nya yang berhak mendapatkan cahaya-NYA.

Untuk melahirkan potensi kebaikan yang telah diperjuangkan para leluhur yang sholeh (mendapatkan BERKAHnya), yaitu dengan menggunakan media yang sudah diteladani Rasulullah SAW dan dilakukan oleh para ulama / sholihin seperti membaca zikrullah, ayat-ayat, dan doa, yang semua pahalanya dihadiahkan kepada leluhur / pendahulu kita, yang diawali dengan Istighfar sebagai permohonan ampun dan tobat dari perilaku kita yang tidak baik, dan berniat untuk kembali kepada Allah, karena dengan wasilah kita akan ditunjukkan jalan yang benar sesuai dengan Firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah Swt dan carilah jalan / wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses). (QS. al Maidah : 35)

 (Ditulis oleh Ustadz Munawir Muslih)

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. Ahmad Irfan AW16/10/2012 at 21:26Reply

    Assalamu’alaikum…. SubhanAllah wal Hamdulillah. Saya sangat suka dengan tulisan ini. Mohon ijin share dan Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan