Sejarah Shalat 5 Waktu

Sarkub Share:
Share

shalatSholat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim.Sholat menjadi tolak ukur kesalehan seseorang, bahkan sholat merupakan amal kunci bagi segala amal lainnya. Meski demikian jarang sekali orang mengerti bahwa masing-masing waktu sholat yang lima itu mengandung hikmah dan memiliki sejarah masing-masing.

Sholat Subuh adalah sholat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam As, dua raka'at Subuh dijalankan oleh Nabi Adam As di bumi setelah diturunkan dari surga.

Waktu itu pertama kalinya Nabi Adam As melihat kegelapan, begitu gelapnya sehingga ia merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang. Itulah pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua raka'at Subuh dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas datangnya kecerahan.

Nabi Ibrahim As adalah orang pertama yang melaksanakan sholat Dhuhur, Empat raka’at dhuhur dilaksanakan, ketika Allah Swt menggantikan Nabi Ismail As yang rencananya disembelih sebagai Qurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang, tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat raka’at itu menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim, satu raka’at adalah penanda kesyukuran atas digantikannya Nabi Ismail As. Satu raka’at karena kegembiraan, satu raka’at untuk mencari keridloan Allah Swt dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur atas domba pemberian Allah Swt.

Kemudian riwayat sholat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus As. ketika diselamatkan oleh Allah Swt dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan yang menelan Nabi Yunus mengarungi lautan. Dikisahkan, bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung, namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus As merasakan empat macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus As keluar ketika matahari mulai condong ke barat dan sholat lah beliau empat raka’at sebagai penanda terbebas dari empat macam kegelapan itu.

Sedangkan tiga raka’at sholat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Isa As ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung senja. Tiga raka’at sangat bermakna bagi Nabi Isa As. Satu rakaat menandai perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan kecuali Allah. Satu raka’at untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu rakaat yang terakhir.

Dihilangkannya empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa As oleh Allah Swt ketika meninggalkan kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya sholat Isya empat rakaat. Tercatat empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Nabi Harun As, anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua kesedihan itu diangkat oleh Allah Swt di waktu malam, Nabi Musa As pun melaksanakan sholat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.

Demikianlah semua hikmah yang melatar belakangi lima sholat fardhu yang diwajibkan kepada semua orang muslim hingga kini sesuai dengan tuntunan syariah.
(Dinukil dari kitab Sulamunnajah karya Syaikh Nawawi atau nama lengkat Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Ra tanara Al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi)

Hadits tentang Sholat Wajib 5 Waktu

Jabir bin Abdullah Ra menceritakan bahwa pada suatu siang sebelum Matahari benar-benar di atas titik atas tertinggi, Rasulullah Nabi Muhammad Saw kembali didatangi oleh Malaikat Jibril As seraya berkata kepadanya : Bangunlah Wahai Rasulullah dan lakukan sholat.

Mendengar panggilan ini, Maka Nabi Muhammad Saw pun segera melakukan sholat Dzuhur ketika Matahari telah mulai tergelincir.

Ketika bayang-bayang tampak telah mulai lebih panjang dari sosok asli benda-benda, Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat lagi.

Demi mendengar perintah ini pun, Rasulullah Saw kemudian segera melakukan sholat Ashar ketika panjang bayangan segala benda melebihi panjang benda-benda. Kemudian waktu Maghrib menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat. Maka beliau Nabi Muhammad Saw melakukan sholat Maghrib ketika matahari terbenam.

Kemudian waktu Isya` menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangun dan lakukan sholat. Maka Nabi Muhammad Saw pun segera melakukan sholat Isya` ketika syafaq mega senja merah menghilang. Waktu sholat Isya’ ini menjadi waktu sholat terpanjang karena Malaikat Jibril As baru membangunkan kembali Nabi Muhammad Saw ketika fajar kedua telah mulai menjelang.

Kemudian waktu Subuh menjelang dan Malaikat Jibril As berkata : Bangunlah wahai Rasulullah dan lakukanlah sholat. Maka Rasulullah Saw melakukan sholat Subuh ketika waktu fajar menjelang.
(HR. Imam Ahmad dan Imam Nasa’i dan Imam Tirmidzi)

Tentang waktu sholat Subuh ini Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bersabda : Orang yang mendapatkan satu rakaat dari shalat subuh sebelum terbit matahari, maka dia termasuk orang yang mendapatkan sholat subuh. Dan orang yang mendapatkan satu rakaat sholat Ashar sebelum matahari terbenam, maka dia termasuk mendapatkan sholat Ashar. (HR Imam Muslim)

Sumber : Catatan Maung Bodas Siliwangi

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

3 Responses

  1. Hasni29/06/2015 at 06:02Reply

    like

  2. Habib D Lee Monte02/07/2015 at 02:42Reply

    Alhamdulillah, terimakasih atas sharingnya, kalo boleh saya yg awam ini bertanya
    kenapa tidak dipaparkan hadits riwayat nasa'i tersebut secara utuh?
    kenapa hanya menyampaikan sepotong sepotong?…tergelincir matahari saja yg di cantumkan, kenapa tentang 1 bayangan untuk zuhur n 2 bayangan untuk ashar tidak dicantumkan?
    tergelincir matahari apa pengertiannya seperti sebuah benda tergelincir dari meja?
    kenapa hanya berpatokan pada kata tergelincir sedangkan disana ada 2 syarat, MATAHARI TERGELINCIR DAN BAYANGAN SUATU BENDA TELAH SAMA PANJANGNYA DENGAN BENDA TERSEBUT.kenapa hanya tergelincir saja yg jadi patokan utama
    bukankah kalau matahari tergelincir dari dari posisisnya sudah kiamat lah artinya.
    kenapa sekarang waktu sholat zuhur tidak seperti yg dicontohkan Rasulullah SAW?
    zuhur pun belum 1 bayangan sudah adzan..
    asharpun belum 2 bayangan sudah adzan
    maghrib belum syafaq merah,matahari belum terbenam n langit masih terang benderang sudah adzan
    subuh belum fajar shadiq pun sudah adzan
    kenapa patokan jam? bukan contoh yang diberikan Rasulullah SAW.
    sunnah n hadist siapa yg harus diikuti?
    perintah siapa yang harus diikuti dalama hal waktu sholat?
    apakah perbedaan itu berarti ingkar pada ALLAH n Rasulullah?

    KENAPA?…KENAPA?

  3. Indis Dedi12/11/2015 at 00:43Reply

    Watur suhunn

Tinggalkan Balasan