Salah Kaprah Dalam Menafsirkan QS.Ar-Ra’d : 11 tentang nasib

Sarkub Share:
Share

Banyak para da’i dalam dakwah mereka kepada umat untuk mau bekerja keras meraih kesuksesan hidup dengan mengutip ayat 11 Surat ar-Ra’d, sebagai dasar dakwah mereka, yaitu :
إنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Dengan mengartikan مَا pada perkataan مَا بِقَوْمٍ dan مَا pada perkataan مَا بِأَنْفُسِهِمْ dengan makna nasib, sehingga makna lengkap ayat di atas adalah :

"Sesungguhnya Allah tidak merobah nasib sesuatu kaum sehingga mereka merobah nasib mereka sendiri"

مَا dalam ayat di atas secara bahasa adalah isim mausul yang berarti sesuatu, apa saja. Secara mufradat tidak ada bermakna nasib. Apalagi kalau kita terjemahkan seperti di atas, sungguh bertentangan dengan kenyataannya.

Contoh : Ada terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya orang tidak berusaha untuk kaya tetapi tiba-tiba dia menjadi kaya, tanpa diduga-duga, dia mendapat warisan berlimpah dan sebaliknya, ada orang yang berusaha siang dan malam dengan kerja keras tetapi Allah tidak menghendakinya kaya, dan lagi pula itu bertentangan dengan rukun iman yang ke-enam, percaya kepada qadha dan qadar datang dari Allah.

Lalu apa makna مَا pada ayat di atas ?
Ayat al-Qur’an adakalanya menafsirkan ayat lainnya yang kurang jelas, demikian dijelaskan dalam Ulumul Qur’an. Oleh karena itu, mari kita perhatikan ayat yang lain yang mirip dengan ayat ini, yaitu dalam

Surat al-Anfal : 53
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ 
Artinya : Yang demikian itu (siksaan Allah) adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (dengan berbuat maksiat) dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. al-Anfal : 53)

مَا pada perkataan مَا بِقَوْم adalah "bermakna nikmat, bukan nasib". Ini akan lebih jelas lagi apabila kita perhatikan ayat 11 Surat ar-Ra’d di atas secara lengkap, yaitu : 

Apabila kita sesuaikan dengan maksud ayat 53 Surat al-Anfal di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa makna
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah nikmat sesuatu kaum sehingga mereka merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dengan demikian, maksud ayat ayat 11 Surat ar-Ra’d dan ayat 53 Surat al-Anfal adalah pada tempatnya, Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tidak merubah ketaatan dan bersyukur kepada Allah kepada perbuatan maksiat. Penafsiran seperti ini telah disebut oleh pengarang Tafsir Jalalain,1 Tafsir Shawy,2 Tafsir Baidhawy 3 dan lain-lain dari kalangan ahli tafsir yang muktabar.
 

Ditulis Oleh : Ustadz Teuku Alizar Usman
1. Al-Jalalain, Tafsir al-Jalalain, dicetak dalam Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
2. Ahmad al-Shawy, Tasir al-Shawy, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. II, Hal. 267
3. Al-Baidhawy, Tafsir al-Baidhawy, Muassasah Sya’ban, Beirut, Juz. III, Hal. 148

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. ริโอ อัรมันดา26/07/2015 at 02:00Reply

    kalau memang sudah salah kaprah, sebenarnya bisa diluruskan dengan takdir mualaq dan mubrom supaya orang ga tambah keblinger.

Tinggalkan Balasan