Ratib Al-Attos – Teks Arab

Sarkub Share:
Share

Ratib Al-Attos ini dikarang oleh Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas dan sekarang telah berusia kira-kira 400 tahun. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan (rattaba) berarti mengatur atau menyusun.

Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Ratib al-Attos mengandung zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah disusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang juga dibaca pada waktu-waktu yang tertentu. Istilah Ratib digunakan kebanyakkan di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya pendek dengan bilangan  zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40 kali).

Ratib ini hingga kini banyak dibaca di berbagai negara seperti di Afrika termasuk Darussalam, Mombassa dan Afrika Selatan. Juga di Inggris, Burma (Myanmar), India dan negara-negara Arab. Di Afrika disebarkan oleh murid-murid al-Habib Ahmad bin Hasan seperti al-Habib Ahmad Masyhur al-Haddad dan lain-lain. Di India, Kamboja dan Burma oleh al-Habib Abdullah bin Alawi al-Attas. Sehingga sekarang kumpulan-kumpulan ratib al-Habib Umar atau Zawiyah masih diamalkan di Rangoon dan di beberapa daerah di Burma. Tetapi mereka lebih terkenal di sana dengan Tariqah al-Attasiyah.

 

Keutamaan Ratib Al-Attos

Berkata sebagian ulama ahli salaf, diantara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan Allah.

Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwudlu, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dikabulkan oleh Allah. Para salaf berkata Ratib amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.

Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah tetangganya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang berkuda. Ratib ini mengandungi rahasia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”

Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad SAW.

Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular niscaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut niscaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.”

Pernah datang satu kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh. Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan selamat.

Disebutkan di dalam kitab al-Qirtas: “Telah menjadi tradisi bagi para sesepuh kami, khususnya tradisi dari al-Habib Husein bin Umar membaca Ratib al-Attas adalah setelah solat Isya’. Kebiasaan itu dilakukan oleh Habib Husein beserta pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali di bulan Ramadhan. Adapun di bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca sebelum solat Isya’. Tetapi bagi yang gemar berzikir banyak yang membaca ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di waktu sore, sebab di antara kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir yang disunnahkan untuk membacanya di waktu pagi dan di waktu sore seperti tertera di dalam hadis-hadis Nabi s.a.w.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

18 Responses

  1. Triyono09/03/2012 at 06:23Reply

    Rasulalloh tidak pernah mengajarkan ratib-ratib kepada umat-umat pilihan Allah yaitu para sahabatnya. Barang siapa yg menganggap bahwa membaca ratib-ratib itu baik berarti dia telah berani membuat syariat baru. Amalkan & jalankan semua yg Rasulalloh ajarkan,jangan sekali-kali mensejajarkan dirimu dengan Rasulalloh dengan berani membuat syariat-syariat baru.

    • hadiwijaya11/04/2012 at 23:23Reply

      kepada sdr Triyono seiman dan seagama, memang jika membaca komentar anda yg menganggap bidah adanya ratib, seakan hati ini meledak ingin berdiskusi tatap muka dg mu tetapi waktu yg membatasi, gini mas, memang kewajiban kita sbg Orang Sunni madzhab Imam Syafii emberitahu sdr Triyono yg belum tahu apa sih maksud bacaan Ratib itu? scr singkat gini mas, Dasar Hukum adanya diperbolehkan umat Nabi Muhammad SAW membuat “Ratib”, “Ratib” berasal dr bhs Arab artinya menyusun berbagai macam Doa yang ada di dalam Kitab Suci Al Qur’an dan sebagaian kumpulan Doa2 Nabi Mjuhammad SAW dlm hadist yg di susun jadi satu naskah untuk dibuat bacaan dalam rangka Iyyakana’ budu Wa iyyaakanastaiin ( Artinya:”Hanya kepadaMulah aku Menyembah dan Hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan- Al Qur’an Surah Al Fatihah)serta Ajaran Nabi Muhammad SAW tentang Doa Perlindungan diri dari ancaman musuh apapun yg diriwayatkan Bukhari Muslim,yang berbunyi “Bismillaahilladzii la yadurru ma’asmihi syaiul fil ardi walaa fissamaa’i wahuwassamiiul ‘aliim (Artinya:” Dengan Nama Alloh yang karena Bersama NamaNYA, tidak ada sesuatu apapun di langit atau di bumi yang mampu mendatangkan bahaya, dan DIAlah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). jadi Ratib itu bukan syariat baru tetapi justru dianjurkan oleh Rasululloh saat para sahabat kumpul dlm suatu majelis,sedang Ratib Haddad atau ratib Athos itu berisi kumpulan ayat-ayat dari Kitab Suci Alqur’an dan Do’a 2 yg pernah diajarkan Rosululloh melalui hadist2 shoheh. saya sarankan jangan antipati terhadap orang muslim yg suka memohon Do’a kepada Alloh di majelis2 di masjid atau di musholla, BACA dulu isi Ratib itu baru Berkomentar,Jangan menghujat perbuatan orang yg melakukan kebaikan kepada Alloh dan manusia, kalau bisa pakai otak anda dan hati nurani berdasarkan pengetahuan syariat yg ada, ingatlah diatas Langit masih ada Langit. Camkan itu spy hatimu tidak dikuasai nafsu benar sendiri jika tidak sepaham dg mu atau memang pengetahuan agamamu memang kurang. demikian komentar sy sbg sesama muslim karena sesuai Ayat ” Al haqu mirrobikum walaa takuunanna minal mumtariin (Artinya:” Sesungguhnya Kebenaran itu hanyalah milik Alloh semata, jika ada salah saya itu berasal dari saya sendiri sbg seorang hamba akan tetapi jika ada benarnya keterangan dari saya itu semata-mata berasal dari Rahmat Alloh Yang Maha Mengetahui. wassalama..

    • cek cobain08/06/2012 at 22:28Reply

      triyono ;ente ngaji buku terjemahan aja berani comment…semua yg ada di dalam rotib ini,perintah dari rosululloh…otak udang ngomong sembarang
      nama ente aja gak islami….

    • Ahmad Machmudi30/06/2012 at 21:34Reply

      Nabi tidak mengajarkan menulis di website, kenapa anda menulis di website, apalagi website ini bukan untuk orang yang iseng, Apakah dengan begini “koen” mau dianggap bikin syariat baru ? udahlah gak usah neko**

    • Saepul18/03/2019 at 09:01Reply

      Apakah rasulullah mengajarkan kepada para sahabat untuk membukukan alquran?jika tidak, berarti alquran sekarang bukan ajaran rasulullah…katena rasululllah tdk memerintahkan alquran di bukukan…..(#berpikirlahcerdas)

  2. Said Andhika Al-attas20/08/2012 at 03:08Reply

    Nabi ga pernah mencontohkan naik mobil,motor,pesawat n bikin undang2 tapi kita umatnya menjalankan itu, kajilah dahulu permasalahannya secara lengkap n baru komentar. Jangan mudah menyimpulkan sesuatu itu bid’ah,haram dllsbnya sebelum dipelajari dngn seksama.

  3. rachman11/06/2013 at 14:59Reply

    dear admin,, bisa di berikan link download buat rotib al aththas sekalian kalo ada terjemahannya lbh mantep, soalnya kalo sekedar baca aja menuru saya individu kurang mantep.. kalo ada terjemahannya sekalian biar orang2 diluar sana paham maksudnya…syukron,..

  4. arif17/09/2013 at 20:27Reply

    apakah perlu ijazah untuk mengamalkan ratib ini? syukran

  5. Arif22/12/2013 at 19:52Reply

    Mohon Ijin Untuk Mengamalkan…Mas Admin…Semoga Barokah…

  6. Jpm As-shofa05/03/2014 at 15:27Reply

    Abdullah.yang saya maklumi saudara triyono sudahkan sholat anda khusuk.sudahkah zakat anda di bayarkan ketika tidak dibulan puasa.sudahkah mantap amal anda pasti di terima .la kan ratib itukan isi dari pada ayat suci sl qu'an dan do'a 2 yang di ajarkan rosulullah saw terlebih ada sholawatnya .yang dngan syafaatnya rasulallah kita andalkan trus apa yang slah dngn kita membaca wirid ratib .semoga kita di ampuni dosa2 yang telah lalu dan yang akan datang .amin…………

  7. shohib28/04/2014 at 15:39Reply

    triyono ilmu sak cingkrang wae sok nyalahno,,,lebih nyaman cangkemmu meneng,,

  8. Taufik Alatas06/04/2015 at 10:47Reply

    Mas Hadiwijaya….. anda ga usah panjang lebar jelaskanya …., orang dia hatinya sudah tertutup…, biarkanlah dia berpendapat seperti itu. kita doakan saja semoga di terangkan hatinya….uwes gitu saja kok repot.

    • kamilinsanifiscal09/10/2015 at 02:56Reply

      Rasanya ungkapan …………………seperti memegang bara api….sangat tepat. Dan sdh pasti sangat repot dan tdk bisa hanya guyonan “begitu aja kok repot ” …………spt kita sepakati Rasululloh diutus Aulloh ta alla saat akhlak manusia arab dititik 0 alias jahil dan cenderung mengikuti pakem. Jadi ya….. celotehan2 dari orang2 kafir kurais macam2 dan spt benar dan titik titik ……….. semoga saya dan saudara seiman ,Aulloh limpahkan kemudahan bertolabul ilmi hingga memasukan kita kedalam 1 golongan yg haq dari 73 golongan yg ada.. waulohu a.lam

  9. Abu Aqdam17/10/2015 at 11:39Reply

    Mantab … Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

  10. Samidi Syabudin28/10/2017 at 19:19Reply

    Assalamualaikum izin print ya pak

  11. rickmaher22/12/2017 at 05:04Reply

    diketerangan diatas disebutkan ulama ahli salaf, apa maksudnya ulama ahli salaf ini?
    lalu dikatakan para salaf berkata ratib ini mujarrab mengabulkan permintaan jika dibaca 41 kali, siapa nama para salaf ini?? apakah penyusun ratib ini hidup saat zaman salaf? mohon maaf…

  12. Saepul18/03/2019 at 08:57Reply

    Parah nih…tolong di perbaiki lagi, kalimah nya banyak yg salah,kalo yg gk hafal ratib,mngkin dibaca terus….tolong admin,diperbaiki, cari sumber yg valid,jngn asal copas

Tinggalkan Balasan