Problematika Ziarah Kubur

Sarkub Share:
Share

Akhir-akhir ini banyak orang yang membingungkan tentang hukum ziarah kubur hal ini membuat risaunya kaum awam yang sudah melakukannya sejak dahulu kala bahkan ziarah kubur itu sudah dikerjakan oleh nenek moyang para muslimin, lebih-lebih menjelang masuknya kita kedalam bulan suci Ramadhan para muslimin berbondong-bondong menuju kemakam kerabat-kerabat mereka dan hal itu dikenal didalam khalayak suku jawa dengan nyekar.

Ziarah adalah hal yang dianjurkan & diperintahkan agar kaum muslimin melakukannya bahkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat beliau melakukan ziarah kubur tersebut, diceritakan Nabi Muhammad SAW berziarah kepada perempuan yang selalu menghabiskan waktunya untuk membersihkan masjid, bahkan diriwayatkan oleh Imam Muslim “ Nabi Muhammad SAW berziarah pada makam ibunya dan disitu beliau menangis dan membuat orang-orang yang disampingnya menangis.

Adapun dari hadits Rosulullah SAW bersabda :

نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها ( أخرجه الامام مسلم في صحيحه 46-7

Artinya : “ Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur sekarang ziarahlah kalian semua”       ( HR: Imam Muslim ). Dan disebutkan didalam riwayat Imam Ibnu Majah, Rosul SAW bersabda :

كنت قد نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنّها تزهد في الدّنيا وتذكركم الأخرة.(أخرجه ابن ماجة 1-501

Artinya : “Dahulu aku melarang ziarah kubur, sekarang ziarahlah kalian semua karena sesungguhnya ziarah itu membuat kalian tidak tamak kepada dunia dan mengingatkanmu akan akhirat.

Dari hadits-hadits ini kita bisa ambil kesimpulan bahwa ziarah kubur itu hukumnya sunnah , dan juga para ulama’ pun ikut memberikan pendapat demikian sebagaimana diriwayatkan oleh ibnu Qodamah didalam kitab Mughni Imam Ahmad bin Hanbal beliau ditanya tentang ziarah kubur apakah lebih afdol ziarah kubur atau meninggalkannya ? maka beliaupun menjawab : “ ziarah kubur lebih afdol “. Doktor Muhammad Romadhon Albuthi semoga Allah menjaganya berkata : “sekarang ini banyak dari manusia yang mengingkari pembacaan             Al-Qur’an yang pahalanya ditujukan pada orang-orang meninggal dan menganggap remeh ziarah pada orang yang telah meninggal mungkin mereka yang mengatakan seperti itu mengingkari perintah Rosulullah SAW.”

Terlebih lagi dianjurkan bagi kaum muslimin untuk berziarah kepada makam Nabi Muhammad SAW karena perbuatan itu termasuk paling agungnya hal yang baik, paling mudahnya jalan untuk menuju kederajat yang tinggi, berkata Syeikh Yusuf : “ Barang siapa yang berkeyakinan tidak seperti hal ini maka dia benar-benar telah berpaling dari Allah SWT,      Rosul-NYA dan kelompok ulama’yang telah dipanuti.

Berkata Al-Qodhiy I’yad Rakhimahullah : “ Ziarah kemakam Rosul SAW itu merupakan ajaran dari ajarannya kaum muslimin yang sudah disepakati dan fadhilahnya sangatlah banyak.” Termasuk dari sunnah muakkadah menuju Madinah Almunawwarah untuk berziarah kemakam Nabi Muhammad SAW dan juga ke taman dari taman surga, Nabi Muhammad SAW  bersabda :

ما بين قبري ومنبري روضة من رياض الجنّة ومنبري على حوضي ( أخرجه البخاري 1196 & مسلم 3357

Artinya : “ Antara makamku dan mimbarku adalah taman dari taman surga dan mimbarku di atas telagaku.”)  HR imam Bukhori & imam Muslim )

Nabi Muhammad SAW pun bersabda :

من زار قبري وجبت له شفاعتي   ( أخرجه الدار القطني 2-278

Artinya : “ Barang siapa ziarah makamku maka wajib baginya mendapat syafaatku.”

Di dalam hadits yang lain Rosul SAW bersabda :

من زارني بالمدينة محتسبا كنت له شهيدا وشفيعا يوم القيامة ( ذكره السيوطي في الجامع الصغير 8716 ورمز لحسنه

وروي : من حجّ البيت ولم يزرني فقد جفاني

Artinya : “ Barang siapa yang berziarah kepadaku di madinah ikhlas maka aku menjadi saksi dan pemberi syafa’at kelak hari kiamat.” Diriwayatkan pula : “ barang siapa yang berangkat ibadah haji dan tidak berziarah padaku maka dia benar-benar telah menjadikanku bangkai.”

Dan ziarah kemakam Nabi Muhammad SAW setelah beliau meninggal seperti ziarah kepada beliau ketika beliau hidup, hal ini berkaitan dengan hadits Nabi Muhammad SAW :

من حجّ فزار قبري بعد وفاتي فكأنما زارني في حياتي )  أخرجه الدار قطني 2-278 )

Artinya : “Barang siapa yang melakukan ibadah haji kemudian dia berziarah ke makamku setelah aku meninggal maka dia seperti berziarah padaku ketika aku hidup.”

Di dalam hadits yang lain Rosulullah SAW bersabda :

من زارني بعد مماتي فكأنما زارني في حياتي ومن مات في أحد الحرمين بعث من الأمنين يوم القيامة

(أخرجه الدار قطني 2-278 )

Artinya : “ Barang siapa yang berziarah padaku setelah aku meninggal maka dia seperti berziarah kepadaku ketika aku hidup dan barang siapa yang meninggal di salah satu dari 2 tanah haram    ( haram Mekkah & haram Madinah ) maka dia dibangkitkan di hari kiamat dan tergolong orang-orang yang aman.”

Adapun amal dari para sahabat didalam berziarah diriwayatkan Sy. Umar bin Khottob keluar ke masjid Nabawy dan mendapati kemudian beliau mendapati Sy. Mua’dz disisi makam Rosulullah SAW dan Sy Mua’dz menangis….

Dan diriwayatkan didalam kita musnad Al-Firdaus, Rosulullah SAW bersabda :

” من حجّ إلى مكّة ثمّ قصدني في مسجدي كتبت له حجّتان مبرورتان “

Artinya : “Barang siapa yang hajji ke kota Makkah kemudian di bermaksud menuju masjid ku, maka dia dicatat sebagai orang yang melakukan 2 ibadah haji yang di terima oleh Allah SWT.”

Dari hadits-hadits Nabawiyyah & perkataan ulama’ yang telah kita baca maka ziarah kubur hukumnya adalah sunnah dan sangat dianjurkan oleh syariat akan tetapi bagi kaum hawa diperbolehkan untuk berziarah dengan syarat aman dari fitnah yang bisa mengundang adanya kemaksiatan dari segi berpakaian dsb dan ditambah bagi yang sudah bersuami harus mendapat izin suaminya terlebih dahulu.

Semoga bayan ini bermanfaat amin ya robbal alamin.

Wass.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan