Pentingnya Menyaring Informasi Dengan Logika

Sarkub Share:
Share

Penjelasannya, kalau kita baru saja menerima informasi, janganlah kita dahulukan rasa, sentimen dan stigma yang sudah terukir di otak kita. Seperti ungkapan Imam Abu Hasan Al-Asy’ary ra, lihatlah apa yang diucapkan, jangan lihat siapa yang mengucapkan. Kita harus mendahulukan pengetahuan, agar semua perasaan yang kita punya itu berawal dari pemahaman yang kita terima yang kemudian diolah oleh logika. Setelah memahami masalah dan menarik kesimpulan dengan logika, hati nurani otomatis akan meresapi kesimpulan (hikmah) itu melalui rasa yang kemudian menghasilkan keputusan benar atau salah, efektif atau tidak, bisa ditiru atau tidak dan lain-lain. Maka dari itu, agar rasa yang kita ekspresikan itu mendekati kebenaran, perlu kita mengumpulkan informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sedetail mungkin, sehingga kesimpulan yang kita buat tidak salah dan menipu diri kita.

Andaikan begitu kita menerima informasi lantas kia mendahulukan rasa, sentimen dan stigma, maka lahirlah kesimpulan yang membabi buta. Dari situlah lahir ungkapan “pokoknya dia selalu salah” atau “pokoknya dia selalu benar”. Perbuatan seperti itu hanya akan menimbulkan tertutupnya segala kemungkinan dan kebenaran. Kematian ilmu pengetahuan pun juga disebabkan oleh pikiran seperti itu, sehingga terciptalah kebuntuan dan kebodohan.

Seperti cerita anekdot, ketika seorang supir bentor (becak bermotor) menyetir bentornya yang berisi seorang turis dengan laju kencang dan tidak peduli sekitar. Sehingga tidak sadar di depannya teronggok batu besar di jalan. Sang turis pun berteriak “Hajar… Hajar… !!”

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan