Penelitian Seorang Yahudi Soal Masa ‘Iddah

Sarkub Share:
Share

Pengertian ‘Iddah atau masa menunggu seorang wanita pasca menikah, adalah masa dimana seorang istri harus menunggu dikarenakan perceraian atau ditinggal mati oleh suaminya guna memastikan bahwa ia tidak sedang dalam keadaan hamil sebelum ia menikah lagi. Selama masa `Iddah si istri tetap mendapatkan nafkah oleh mantan suaminya yang disebut nafkah `Iddah.

Pengertian Iddah menurut Q.S At-Thalaq : 4 adalah : “Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Hikmah adanya `Iddah

1. Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang hamil atau tidak.

2. Syariat Islam telah mentahbiskan masa `Iddah untuk menghindari kebingungan akan garis keturunan yang mana akan muncul jika seorang wanita ditekan untuk segera menikah.

3. Masa dimana seorang wanita menghabiskan masa `Iddahnya baik itu dalam jangka waktu yang pendek ataupun panjang mencerminkan keseriusan akan pernikahan dan seberapa jauh ikatan suci pernikahan tersebut.

Penelitian tentang Masa Iddah Perempuan, Membuat Pakar Genetika Yahudi ini Masuk Islam.

Seorang pakar genetika Robert Guilhem mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Muslimah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan.

Guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa pakar Robert Gelhem, pemimpin yahudi di Albert Einstain College dan pakar genetika ini mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Quran tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan.

Ia menambahkan, pakar Guilhem ini yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.

Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja. Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.

Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.

Islam adalah Agama Yang Sempurna, Allah berfirman: “… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. 5 : 3)

Dan Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan. Allah berfirman: “…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (QS. 2 : 185)

Semua yang telah Allah SWT gariskan melalui Al-Qur’an dan Sunnah-sunnah Rasul-Nya yang tadinya merupakan wacana bagi mereka (non muslim) musuh-musuh Islam kini dibuktikan sendiri oleh mereka sendiri (non muslim),Allahu Akbaaar ….

Wallahu ‘alam Bisshowab

( Sumber : islammemo/atb dan sumber-sumber lainnya )

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

3 Responses

  1. masmesha24/07/2013 at 19:59Reply

    Saya seorang Islam yang kritis. Biasanya saya sangat hati-hati dengan berbagai informasi yang tidak berdasar.

    Saya tidak menemukan nama Robert Guilhem di Albert Einstien College, ataupun tulisan ilmiah yang terkait penelitian masa ‘iddah tersebut.

    Jadi terus terang saya menyangsikan kasahihan tulisan di atas.

    Banyak informasi yang begitu mudah dicari di internet, dan banyak juga yang tidak memiliki dasar kuat yang sebenarnya hanya ditujukan untuk membodohi umat Islam itu sendiri.

    Saran saya, mari menjadi seorang Islam yang kritis dan logis. Masih banyak hal lain tentang Islam yang bisa dijelaskan secara ilmiah dengan dasar yang kuat.

    • Author

      Tim Sarkub27/07/2013 at 14:00Reply

      Maaf, anda siapa?

Tinggalkan Balasan