Mereka Salah Memahami Arti “Thaghut”!

Sarkub Share:
Share

Thaghut dari segi etimologi berarti “melampaui batas.” Dari segi terminologi, thaghut mempunyai beberapa pengertian sesuai pendapat para ulama: setan, al-kahin (dukun), tandingan-tandingan selain Allah, berhala-berhala, dan segala sesuatu yang dengannya seorang hamba melampaui batas, baik berupa yang diibadahi, yang diikuti, atau yang ditaati.

Siapakah thaghut? Apakah pemerintah dan aparatnya, mulai dari Presiden, menteri, gubernur, bupati, camat hingga ketua RT, bisa disebut thaghut? Apakah pegawai negeri seperti guru, dosen, pegawai rumah sakit yang menolong orang melahirkan, pegawai kantor pos yang mengantar surat, pegawai PLN yang mencatat rekening listrik, pegawai dinas kebersihan yang mengutip sampah setiap pagi,  Polisi yang berjemur menjaga lalu lintas di tengah jalan, TNI yang membangun jalan dan jembatan di desa, ustadz dan ulama yang berkhutbah di masjid-masjid, anak-anak sekolah mulai dari SD hingga SMA dan mahasiswa, bisa disebut thaghut?

Kalau jawabnya “ya”, berarti kita semua adalah “thaghut”. Itu berarti, Islam semakin tumbuh sebagai tragedi kemanusiaan ketimbang sebagai “rahmat”, juga serta merta menyuguhkan suasana traumatik di kalangan umat beragama. Berarti ada yang salah dalam pemahaman beragama kita, sehingga kita salah kaprah dalam memahami istilah-istilah yang diproduksi ajaran Islam. Kerancuan ini sekaligus menjadikan istilah-istilah itu sebagai doktrin dan agitasi yang menimbulkan radikalisasi dan perpecahan.

Tetapi demikianlah, dengan doktrin, semuanya bisa “dibereskan”. Mengapa doktrin? Karena masih ada pemimpin-pemimpin di jaringan underground yang bisa memberikan pengaruh kepada rekrutan-rekrutan baru. Apalagi doktrin dan agitasi dengan menggunakan bahasa agama sulit dideteksi dan juga tidak ada undang-undang yang bisa menjerat mereka yang menganjurkan kebencian atau perbuatan teror.

Gerakan Islam dengan karakter-karakter “radikal” atau “ekstrim” jelas sarat dengan kekerasan dan cenderung menghalalkan agitasi dan peperangan. Gerakan Islam seperti ini pun kemudian mengagitasi umat secara ideologis dengan mengacaukan gambaran perjuangan Islam yang hakiki,  mempersulit perjuangan dengan mengusung interpretasi yang “salah” terhadap simbol-simbol Islam. Tidak heran bila kejadian-kejadian teror yang marak belakangan ini serta merta dikaitkan dengan kelompok jihadis yang mengusung kekerasan sebagai basis penghayatan dan applikasi beragamanya. Ambil contoh JAT (Jama’ah Ansharut Tauhid) yang berideologi “jihad dan dakwah” lebih mengedepankan indoktrinasi dan brain washing (cuci otak) ketimbang nilai-nilai moral dan humanisme ajaran Islam. Akibatnya, semua orang yang berseberangan dengan pemahaman mereka dianggap “thaghut” dan musuh yang harus dihabisi melalui aksi-aksi kriminal yang dijustifikasikan sebagai ajaran Islam seperti “ightiyalat” (operasi membunuh aparat) dan “isytisyhadiah” (bom bunuh diri).

Konsep “thaghut” ditafsirkan secara sepihak, seolah-olah thaghut bermakna tunggal, yaitu penguasa yang zalim, korup, menindas dan tidak adil. Pemerintah dan semua aparatur negara dijadikan target tuduhan kafir, musyrik. Padahal, hingga hari ini, tak ada satupun definisi thaghut yang dapat disepakati oleh semua pihak, baik ulama terdahulu (salaf) maupun ulama kontemporer (khalaf). Artinya, telah terjadi ikhtilafan katsiran (perbedaan pendapat yang banyak) sejak dahulu dalam memaknai thaghut. Oleh karena hal itu telah menjadi ajang konflik  dan medan pertarungan pemikiran, maka tidak ada siapapun yang berhak memberikan justifikasi dan mengklaim interpretasinya yang paling benar atau mempunyai legalitas di sisi syari’at. Tentu saja pendapat segelintir orang tidak bisa menjadikan yang haram itu halal, namun fakta ini bisa menjadi petunjuk bahwa pendapat ulama dalam hal ini tidaklah tunggal.

Kesalahan dalam memahami pengertian thaghut berpengaruh dalam gerakan jihadis berhaluan keras. Jadi, radikalisme yang hadir di Indonesia bukan semata-mata sebagai fenomena impor tetapi salah kaprah di dalam memahami konsep politik Islam. Artinya, pemanipulasian konsep thaghut menjadi pendorong aksi-aksi teror mereka.

Para ekstremis dan teroris religius, meminjam istilah John L. Esposito, telah memperkuat kepercayaan ini tatkala mereka dengan bebasnya mendeklarasikan jihad untuk mensahkan serangan-serangan terhadap pembunuhan semua orang yang tidak sependapat dengan mereka. Gerakan jihad semacam ini tidak mendapat dukungan luas dari umat keseluruhan.

Maraknya gerakan radikalisme dalam masyarakat Muslim secara langsung memperteguh citra lama tentang Islam bahwa pada dasarnya agama ini bersifat radikal dan intoleran. Kesan ini sulit dibantah, karena gelombang radikalisme Islam telah menjadi bagian penting dari rentetan kekisruhan politik sejak pertengahan abad ini. Meskipun demikian, sulit pula membenarkan pandangan yang umumnya tersebar dalam media massa Barat bahwa radikalisme adalah ciri inheren Islam. Karena ciri utama agama ini sebenarnya adalah rahmatan lil ‘alamien, bukan ghadhab (radikalisme) dan irhab (terorisme).

Maka diperlukan agenda prioritas untuk mengembalikan salah kaprah ini sehingga umat Islam bisa menjadi penyumbang terbesar terhadap kedamaian dunia yang menepati misi suci agama ini sebagai “rahmatan lil ‘alamien.”

Bagi anda yang mengatakan Pemerintah itu Thaghut apakah punya buku nikah? coba cek gambar di halaman depan! maka jelas anda juga pengikut Thaghut!

 

Bagi anda yang mengatakan Indonesia itu negara Thaghut apakah punya KTP? coba cek gambar di bagian belakang. Ternyata anda juga punya kartu anggota thaghut!

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

34 Responses

  1. Isake04/09/2012 at 15:54Reply

    inilah sekelumit fakta yg ada saat ini…
    Hanya org2 yg bernyali kerupuk yg pasrah akan keadaan…Islam bukan untuk menyesuaikan zaman…Tapi Islam hadir untuk mengubah zaman ke jalan yg benar itulah Islam…
    melabelkan Radikal pada pejuang Islam adalah sesuatu yg memalukan dan menjijikan
    Right

    • Author

      Tim Sarkub04/09/2012 at 19:46Reply

      Yang namanya terorisme itu bertentangan dengan Islam jadi jelas merugikan, mencoreng, menghina Islam. jadi jelas mereka bukan PEJUANG ISLAM!!
      mereka tidak mati syahid tapi mati sangit

      • damai03/11/2012 at 14:29Reply

        pintar-pintarlah anda memahami sesuatu, iman menurut Ajaran ISlam Kafir menurut non Islam. Kafir menurut Islam itu iman menurut non Islam.
        Yang bilang teroris itu siapa, densus setan atau para ulama. untuk kepentingan apa…
        masa mengungkapkan teroris begitu mudah dan sederhana saja…
        sedang mengungkap koropsi dan penyimpangan dalam pemerintahan yang sudah ada bukti administrasinya sampai bertahun-tahun …
        jadi sudah masanya kita umat Islam menggunakan kepintaran kita, karena kecerdasan orang islam itu dua kali orang kafir…
        ingat itu, kalau gak kenal masalah gak usah ikut komentar …

        • Author

          Tim Sarkub03/11/2012 at 20:06Reply

          Surat al-Ma’idah: 44, salah satu ayat yang disalahgunakan untuk melegalkan aksi para teroris atas nama agama; mereka sengaja manipulasi makna kandungan ayat tersebut untuk mencuci otak & rekrut anggota. Waspada…. jangan sampai anda terjebak…!!!

          Al-Imam Abu Nashr al-Qusyairi, [dan Jumhur Ulama] berkata bahwa pendapat yang menyatakan orang yang tidak memakai hukum Allah maka ia telah menjadi kafir adalah pendapat kaum Khawarij. Kelompok ini mengatakan bahwa siapa saja yang tidak memakai hukum Allah, walaupun dalam masalah kecil, maka ia telah menjadi kafir; keluar dari Islam

          • Anonim23/12/2014 at 09:24

            Orang yang tidak memakai hukum Allah memang belum tentu thaghut. Namun, Sistem/Pemerintahan yang tidak memakai hukum Allah adalah Thaghut. Pertanyaannya, maukah menjadi orang yang mendukung dan mempertahankan sistem/pemerintahan thaghut itu? Jika jawabannya iya, maka itulah pengikut Thaghut. Jika jawabannya tidak, maka serulah manusia meninggalkan thaghut itu.

          • beetree01/07/2017 at 10:11

            bukankah polisi muslim, percaya atw bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan nabi muhammad adalah utusan allah (syahadat) mengapa mereka disebut thaghut dan diserang didlm mesjid ketika mereka sedang beribadah kpd allah (shalat)?
            *syahadat dan shalat adalah hukum allah-rukun islam

      • Anonim23/12/2014 at 10:00Reply

        Teroris memang bukan pejuang islam dan pejuang islam bukan teroris. Pejuang thagut bisa disebut teroris jika menghambat dan hendak menghancurkan pejuang2 islam.

    • cok04/09/2012 at 23:50Reply

      ini kuat untuk dicuci otak..teroris pengecut beraninya mencuci otak para pemuda..

      • damai03/11/2012 at 14:40Reply

        hai.. hai … cuci otak, apaan tuh, hidup hendaklah berdasarkan syari’at Islam, berakhalaq muslim…
        anda berprasangka saja, sebenarnya anda sudah menjadi teroris bagi umat Islam, anda membenarkan saja semua pendapat dari media dan kepolisian, …
        pernahkah anda membuktikan kesalahan orang yang dianggap teroris, ingat surat al-hujurat ayat 6.
        tabayunlah, … masa saya yang cuma tamat sd lebih pintar dari anda yang sudah tamat sekurang-kurangnya SMA

        • Author

          Tim Sarkub03/11/2012 at 20:04Reply

          Surat al-Ma’idah: 44, salah satu ayat yang disalahgunakan untuk melegalkan aksi para teroris atas nama agama; mereka sengaja manipulasi makna kandungan ayat tersebut untuk mencuci otak & rekrut anggota. Waspada…. jangan sampai anda terjebak…!!!

      • Anonim23/12/2014 at 09:55Reply

        Mudah mudahan kita tidak termasuk orang dicuci otaknya oleh thaghut dengan media massa sekulernya

  2. Cak Yud04/09/2012 at 22:57Reply

    Tim sarkub ini yang bakal mati sangit, tulisan yang dibahas penuh dengan bid’ah dan kebencian. Na’dzubilahimindzalik….

    • jewawut05/09/2012 at 13:56Reply

      Sebaiknya tim Sarkub menafsirkan kembali makna “Santun Berdakwah Sejuk Beribadah”.

  3. Mas Derajad05/09/2012 at 12:41Reply

    @Cak Yud
    Alah Cak Yud, sampean wong Jawa Timur ta ? Koq gawe jeneng Cak ? 😀

    Santai Cak, kalau menurutku sing sering ngebom iku orang yang pemahamane kacau. Mangkane belajar ngelmu sing bener Cak. Ke Ulama’ yang jelas ketawadu’annya, ilmunya dalam, dan yang penting tidak menyalahkan ibadah orang lain.

    Lek ngono iku sampean jenenge “sengit” Cak. =D

    Kebenaran hakiki hanya milik Allah
    Hamba Allah yang dhaif dan faqir
    Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad

  4. Abu Sholeh05/09/2012 at 16:26Reply

    Termasuk Arab Saudi, apakah Thoghut jg??

    • Anonim23/12/2014 at 09:33Reply

      Arab Saudi bisa jadi dianggap thaghut, jikaaaaa (tanda kutip) Sistem/pemerintahannya tidak menjadikan Allah sebagai pemimpin tertingginya, Rasul sebagai tauladannya, dan Hukum Allah sebagai undang-undangnya. Seperti itu ga Arab Saudi saat ini? Silahkan kaji masing2.

  5. Ahmad Machmudi08/09/2012 at 19:53Reply

    Falaa Tuzakkuu Anfusakum, Walloohu A’lamu Bimanittaqoo

  6. anshori dahlan18/08/2013 at 18:16Reply

    pasuruan hadir mbah

  7. Linda Wahyuni22/08/2014 at 14:13Reply

    Muslim WAJIB berhukum kepada hukum Allah dan mengingkari segala macam Thaghut. Kalimat Tauhid “Laa Ilaaha Illa Allah” artinya tiada sesuatupun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau disembah/diabdi selain Allah.

    …Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak berhukum (memutuskan perkara) menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah: 44)

    WAJIB baca sampe tuntas: https://hukumallah.wordpress.com/wajib-syariat-islam/

  8. Ahmad Yakin09/11/2014 at 11:43Reply

    jadi semua pejuang Islam semenjak Nabi Muhammad, abu bakar, umar, ali, khalid, hingga salahudin, mereka semua itu teroris ya ?

    • Anonim23/12/2014 at 09:42Reply

      Menurut Thaghut, para pejuang Islam seperti Rasullullah dan sahabat lainya, mereka adalah teroris. Seperti Kaum Quraisy mencap Rasul tukang sihir.

  9. Anonim23/12/2014 at 09:07Reply

    Semua orang yang ada dalam pemerintahan thaghut, bukanlah thaghut selama pengabdiannya bukan atas nama pemerintahan thaghut. Mereka adalah orang tertindas yang berada dibawah naungan pemerintahan thaghut yang harus diajak masuk dalam pemerintahan Allah dan Rasul-Nya. Jika mereka itu menolak ajakan para penyeru kepada Allah dan Rasul-Nya, maka yang dikhawatirkan adalah mereka menzalimi diri sendiri dan menjadi para pengikut thaghut itu. Maukah seperti itu? Jangan sakit hati kawan, Thaghut memang akan mencap para penyeru Allah sebagai teroris dsb, seperti halnya kaum Quraisy mencap Rasul tukang sihir, gila dsb. Allah akan menunjukkan siapa yang berada pada jalan yang lurus.

  10. Amin Akbar18/01/2015 at 11:39Reply

    Situs situs Islam Radikal memang Mudah dibfahm katimbang bahasa yg di paparkan di situs ini,jadinya banyak teman mengeluh dg bahasa yg semrawut di atas….sederhanakan bahasanya itu lebih baik…mengingat hal inisangatpentingbsbgbjawaban atas mereka

  11. noer03/05/2015 at 17:46Reply

    Sebelum menulis opini sebaiknya Anda tabayun dulu. Apabila yg Anda tuduhkan tentang ISIS tidak benar maka Anda sudah menyebar fitnah.
    Apakah Anda sendiri menyaksikan kekerasan yg dilakukan IS? Anda hanya mendengar berita2 tentang IS dari media masa yg bersumber dari negara2 yg memusuhi Islam. Sangat disayangkan media2 masa di negara ini menerima mentah2 berita tersebut. Apakah Anda bisa memastikan berita2 tersebut benar adanya? Atau itu kebohongan dan rekayasa musuh2 Islam? Ketahuilah bahwa media masa adalah salah satu alat bagi musuh untuk menghancurkan Islam. Maka hendaklah Anda meneliti dulu kebenarannya sebelum berkomentar.

  12. M Risnan Ramelan15/06/2015 at 23:45Reply

    Kita semua tetap mencari secara syar'i yakni bagaimana kehendak Allah dan Rasulnya SAW maksud dari istilah Toghut ini.

  13. Anggara28/08/2015 at 23:34Reply

    Anda aja togut nya jangan bawa bawa saya ……

  14. Anggara28/08/2015 at 23:36Reply

    Saya bukan togut anda saja yang thought saya muslim ….. bukan thought yah ….. anda saja yang menyadari nya …. ok makasih jelas sekali ini ….

  15. Farid Hanif20/01/2016 at 01:28Reply

    Banyak yg mudah nuduh pemerintah toghut. Usul aja. Lbh baik admin menyangkal golongan penuduh dengan dalil ulama2 ahlusunnah…

  16. Thala Wengkar01/02/2016 at 02:10Reply

    ANDA MENULIS : "Thaghut dari segi etimologi berarti “melampaui batas.” Dari segi terminologi, thaghut mempunyai beberapa pengertian sesuai pendapat para ulama: setan, al-kahin (dukun), tandingan-tandingan selain Allah, berhala-berhala, dan segala sesuatu yang dengannya seorang hamba melampaui batas, baik berupa yang diibadahi, yang diikuti, atau yang ditaati."

    Tapi kenapa tulisan anda selanjutnya jadi membuat pertanyaan : "Siapakah thaghut?"

    Tidak perlu mencari pembenaran, karena yang hak itu jelas dan yang bathil itu jelas

  17. Zaenal Toriqbin Jiyad13/03/2016 at 15:20Reply

    Ini situs jil buatan taghut juga

  18. Samsul11/06/2017 at 16:59Reply

    Akhi perlu anda ketahui semua kebaikan yg tdk bersandar alquran itu baik tapi gak ada pahalanya org beriman itu hrs cerdas shg Allah akan mempercayakan hukumnya kpd org yg hanya memurnikan aturanya waloupun dlm niat.

  19. beetree01/07/2017 at 09:58Reply

    bukankah polisi muslim, percaya atw bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan nabi muhammad adalah utusan allah (syahadat) mengapa mereka disebut thaghut dan diserang didlm mesjid ketika mereka sedang beribadah kpd allah (shalat)?
    *syahadat dan shalat adalah hukum allah

    • Hehehe01/06/2019 at 04:55Reply

      Polisi walaupun muslim ttp menegakkan hukum ilyasiq pekerjaan haram

  20. noname01/06/2019 at 04:53Reply

    Muslim diwajibkan menjalankan syariah secara kaffah. Perjuangan utk mewujudkannya dihalangi oleh orang Islam sendiri terutama organisasi berkedok Islam ttp sebenarnnya ultra nasionalis sekuler krn mengutamakan hawa nafsunya dan poltik kekuasaan

Tinggalkan Balasan