Sengaja mentahkik, mentakhrij dan meringkas kitab-kitab hadist yang jumlah halamannya besar untuk menyembunyikan hadis-hadis yang tidak mereka sukai.
Untuk membentengi dan memperkokoh ajaran wahabi yang rapuh secara dalil (naqli) maupun secara ilmiah (aqli), maka apa pun akan mereka lakukan. Segala cara akan mereka tempuh demi tercapainya tujuan “mulia” mereka itu, meskipunn dengan cara-cara tidak terpuji. Diantaranya adalah Sengaja mentahkik, mentakhrij dan meringkas kitab-kitab hadist yang jumlah halamanya besar untuk menyembunyikan dan membuang hadis-hadis yang tidak mereka sukai.
Tahkik adalah upaya penelitian secara mendalam terhadap sebuah manuskrip (makhthuthat) sebelum mencetak dan menerbitkan manuskrip tersebut. Tahkik biasanya terjadi pada naskah kuno yang masih ditulis tangan. Seorang Muhaqqiq (pentahkik), selain menyusun naskah kuno tersebut menjadi rapi dan terbaca sehingga siap dicetak, biasanya juga memberikan komentar-komentar terhadap naskah yang ditahkiknya itu.
Sedangkan Takhrij adalah upaya penelitian terhadap suatu hadits untuk menunjukkan atau menisbatkan hadits tersebut pada sumber-sumbernya yang asli, yang mengeluarkannya secara lengkap dengan sanadnya. Terkadang, kata takhrij juga dimaknai sebagai upaya penelitian terhadap tingkat kesahihan sebuah hadits. Takhrij juga diartikan sebagai upaya memisahkan antara hadits yang shahih, hasan, dho’if dan palsu atau mungkar dalam suatu kitab kumpulan hadits oleh seorang Mufti atau Muhaddits. Misalnya, kitab Sunan Ibnu Majah ditakhrij untuk mengeluarkan hadits-haditsnya yang shahih saja, sehingga terbitlah kitab Shahih Ibnu Majah.
Sebagai contoh, kasus hilangnya beberapa hadis dari kitab Shahih Muslim, Musnad Ahmad dan lainnya, yang diringkas dengan alasan untuk memudahkan dalam membacanya. Padahal, dalam buku-buku ringkasan dan takhrij tersebut, banyak hadis-hadis penting yang mereka buang karena tidak sesuai dengan faham mereka. Kasus ini diakui oleh tokoh-tokoh ulama timur tengah. Atas segala kejadian semacam itu, tokoh ulama terkemuka Syiria, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata :
“….Tetapi amanat Allah, ilmu dan mahluk-Nya, membuatku merasa terpanggil untuk mengingatkan umat islam dari perbuatan-perbuatan aneh seperti ini, yang telah dimanipulasi oleh orang-orang yang mengajak manusia untuk mengikuti mereka, bersandar kepada ajaran agama mereka ,dan meriwayatkan hadis-hadis dari nabi .”
Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hatilah wahai umat islam dari buku-buku terbitan Salafi Wahabi dan karya ulama mereka ,karena adanya bahaya laten dalam pemalsuan isi dan kandungan buku, sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh al-Buthi tersebut. Sejarah maupun data telah menunjukan bukti kuat bahwa mereka dikenal tidak amanah dalam menyampaikan ilmu. Karenanya , telitilah dalam membeli dan cermatilah dalam mencari buku bacaan, sehingga diri Anda, orang tua Anda, anak-anak dan istri Anda, serta orang-orang Anda cintai tidak tergelincir dalam kesehatan.
Mereka (wahabiyah) juga membuang hadis-hadis yang tidak mereka sukai dalam buku yang mereka terbitkan ,sehingga tidak sesuai dengan buku aslinya yang diterbitkan oleh penerbit lain.
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kitab kitab syarah muslim ,dimana mereka membuang hadis-hadis tentang sifat Allah . Juga sebagaimana hilangnya 49 kalimat dalam kitab shahih bukhari ,dan raibnya beberapa hadis tentang keutamaan Sayyidina Ali K.W dalam kitab Ash-Showa’iq al- Muhriqoh fi ar-rod ‘ala ahli Bida’ wa zindiqoh.
Kasus ini juga dialami oleh Imam al-Kautsari ketika dia mentahkik kitab al-Asma wa ash-Shifat karya Imam Baihaqi (h. 356). Dia mengatakan bahwa hadits yang disebutkan oleh Abu Bakr ash-Shamit al-Hanbali yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hanbal dalam kitab as-Sunnah telah menghilang dari buku terbitan mereka. Al-Buthi berkata, “Aku tidak menemukan hadits itu dalam buku yang mereka terbitkan, sepertinya dewan editor sengaja menghapusnya sebagai bentuk penyelewengan.”
Kaum wahabi lalu memalsukan buku-buku ulama yang mereka pandang strategis bagi umat dengan cara mencetak ulang buku tersebut. Namun hal itu dilakukan setelah tangan-tangan terampil mereka mengedit, mengubah, dan memalsukannya sesuai keinginan, pesanan, faham, dan cara berfikir mereka.
Sumber: “Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik” oleh Syaikh Idahram
dvd dan ebook islamy11/06/2012 at 22:48
Syukron jaziilan…sangat bermanfaat.
m.thalib11/04/2013 at 09:54
jazakaallah khair… ya akhi saling do’a bido’a semoga terjaga dari bahaya laten wahabi..