Takbiran Hidupkan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Takbiran lebaran idul fitri adha
Sarkub Share:
Share

Semoga hari ini menjadikan kita lebih tawakal, saling berbagi, mempertebal iman, dan selalu Ridlo apa yang telah Allah SWT berikan pada kita, aamiin.

Kebanyakan dari masyarakat awam dalam menyikapi malam dua hari raya ini dengan cara tidur, bermalas-malasan, bahkan menyalakan petasan, kembang api, yang lebih parah lagi pacaran di tempat dekat berkumpulnya orang sedang mengumandangkan Takbir, Tahmid, Tahlil, Masya Allah sungguh mengenaskan.

Bagaimana sebaiknya cara menghidupkan malam hari raya yang mulia ini,

Sabda Rasulullah SAW : “Hiasilah Ied kalian dengan Takbir”.

 

Shighot Takbiran

Dalam mazhab Hanafi dan Hambali shighot takbir sebagai berikut:

 

اَللّٰهُ أَكْبَرُ اَللّٰهُ أَكْبَرُ. لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ

وَاللّٰهُ أَكْبَرُ. اَللّٰهُ أَكْبَرُ. وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Allahu akbar (2x)  La ilaha illa-llah wa-llahu akbar, Allahu akbar Wa lil lahil hamd.

Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir, dan sebagaimana yang dilakukan oleh dua orang Khalifah Rasyidah dan Ibnu Mas’ud.

 

Dalam mazhab Maliki dan Syafii (dalam qaul jadid) kalimat takbir sebagai berikut:

اَللّٰهُ أَكْبَرُ

“Allahu akbar” (3x) 

Kalimat takbir ini saja sudah bagus menurut mazhab Malik . Tapi jika ditambah dengan

 

لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ. اَللّٰهُ أَكْبَرُ. وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ    

“La ilaha illa-Llah wa-Llahu akbar, Allahu akbar
wali-Llahi l-hamd”

tidak masalah kata mereka (mazhab Maliki), karena ada hadits riwayat dari Jabir dan Ibnu Abbas tentangnya.

 

Menurut madzhab Syafii disunnahkan menambah bacaan

اَللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا. وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

“Allahu akbar kabiro wa l-hamdu li-Llahi katsiro wa subhana-Llahi bukrotan wa ashila”

sehabis mengulang kalimat takbir diatas sebanyak tiga kali. Karena Nabi SAW pernah mengucapkannya ketika berada di Shofa.

 

Kemudian disunnahkan menambah bacaan setelahnya dengan

لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَلَانَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ. لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ. وَاللّٰهُ أَكْبَرُ  اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

“La ilaha illa-Llah wa la na’budu illa iyyah, mukhlishina lahu d-din wa lau kariha l-kafirun, la ilaha illa-Llah wahdah, shodaqo wa’dah, wa nashora ‘abdah, wa hazama l-ahzaba wahdah. La ilaha illa-Llah wa-Llahu akbar”.

Tambahan di atas ini diperbolehkan (tidak disunnahkan) oleh mazhab Hanafi.

 

Dan diperbolehkan pula takbir ditutup dengan bacaan sholawat:

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad wa ‘ala ashhabi Muhammad wa ‘ala azwaji Muhamad wa sallim tasliman katsiro”.

 

Sabda Rasulullah SAW : Barang siapa yang mengucapkan SUBHANALLAH WABIHAMDIHI pada hari Idul fitri sebanyak 300 kali, dan menghadiahkan untuk umat muslimin, maka masuklah pada setiap kubur 1.000 cahaya, dan Allah jadikan dikuburnya kelak baginya bila ia wafat 1.000 cahaya pula

Barang siapa yang menghidupkan malam idul fitri dengan  Tahajjud dan mengingat dosa dan bertafakkur, maka Allah akan membuat hatinya terus hidup pada saat matinya semua hati.

Semoga Bermanfaat

Wallahu ‘Alam

(Mukasyiaftulquluub – Imam Ghazali bab Fadhlul Ied)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan