Mana Dalil Maulid?

Sarkub Share:
Share

ini tulisan lawas yang terpaksa saya posting lagi karena banyak wahabi yang permasalahkan masalah maulid…

Untuk para teman salafi yang masih saja bingung tentang maulid…. silakan baca dulu dan jika masih ada yang tidak berkenan silahkan tanya…

Seperti anda tau perayaan maulid itu sebuah kegiatan yang isinya tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir dan tauziyah, nah anda pasti sangat faham dalil-dalil tentang tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir dan tauziyah, sudah banyak bertebaran diseantero FB, silakan cari sendiri

Nah yang mnjadi masalah disini adalah bagaimanakah Dalil dari “PERAYAAN MAULID” benar tidak?
sampai – sampai anda menanyakan “MANA DALILNYA?”

Saya mungkin akan jelaskan sedikit, saya mulai dari suatu kaidah dalam ushul fiqh yang sering didengung- dengungkan oleh para Salafi,

“Asal semua ibadah adalah haram, sampai ada dalil yang menghalalkannya atau menyuruhnya”..

Nah dari kaidah ini sesuatu yang diangap ibadah selalu muncul pertanyaan  “mana dalilnya?” karen sifat dari ibadah yang tauqif

Permasalahnya adalah utk ibadah apakah kaidah diatas ?  Saya akan coba mengambil dari kitab,

الأصل في العبادات التوقيف

وفي هذه الليلة أود أن أقف عند قضية أساسية في العبادات جميعاً وهي قاعدة معروفة عند أهل العلم، ” أن الأصل في العبادات التوقيف ” كما “أن الأصل في المعاملات والعقود الإباحة”، وهذه قاعدة نفيسة ومهمة جداً ونافعة للإنسان، فبالنسبة للعبادات لا يجوز للإنسان أن يخترع من نفسه عبادةً لم يأذن بها الله عز وجل، بل لو فعل لكان قد شرع في الدين ما لم يأذن به الله، فلم يكن لأحدٍ أن يتصرف في شأن الصلاة أو الزكاة أو الصوم أو الحج زيادة أو نقصاً أو تقديماً أو تأخيراً أو غير ذلك، ليس لأحد أن يفعل هذا، بل هذه الأمور إنما تتلقى عن الشارع، ولا يلزم لها تعليل، بل هي كما يقول الأصوليون: غير معقولة المعنى، أو تعبدية، بمعنى أنه ليس في عقولنا نحن ما يبين لماذا كانت الظهر أربعاً، والعصر أربعاً، والمغرب ثلاثاً، والفجر ركعتين، ليس عندنا ما يدل على ذلك إلا أننا آمنا بالله جل وعلا، وصدّقنا رسوله صلى الله عليه وسلم، فجاءنا بهذا فقبلناه، هذا هو طريق معرفة العقائد وطريق معرفة العبادات، فمبناها على التوقيف والسمع والنقل لا غير، بخلاف المعاملات والعقود ونحوها، فإن الأصل فيها الإباحة والإذن إلا إذا ورد دليل على المنع منها، فلو فرض مثلاً أن الناس اخترعوا طريقة جديدة في المعاملة في البيع والشراء عقداً جديداً لم يكن موجوداً في عهد النبوة، وهذا العقد ليس فيه منع، ليس فيه رباً ولا غرر ولا جهالة ولا ظلم ولا شيء يتعارض مع أصول الشريعة، فحينئذٍ نقول: هذا العقد مباح؛

bahwa yang dinamakan ibadah sifatnya tauqif adalah sudah ditetapkan dan tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi atau mendahulukan atau melebihkan atau apapun itu….
Dan ini beda dengan muamalah yg asalnya boleh sampai ada dalil yg melarangnya… Nah sekarang kita lihat apakah sebenarnya ibadah tauqif itu….

التوقيف في صفة العبادة
العبادة توقيفية في كل شيء، توقيفية في صفتها -في صفة العبادة- فلا يجوز لأحد أن يزيد أو ينقص، كأن يسجد قبل أن يركع مثلاً أو يجلس قبل أن يسجد، أو يجلس للتشهد في غير محل الجلوس، فهيئة العبادة توقيفية منقولة عن الشارع

tauqifi dalam sifat ibadah
ibadah itu tauqifi dalam semua hal. dalam sifatnya,,,
maka tidak boleh untuk menambah dan megurangi. seperti sujud sebelum ruku’, atau duduk sebelum sujud, atau duduk tasyahud tidak pada tempatnya…oleh karena itu, yang namanya ibadah itu tauqifi dinuqil dari syari’ ( allah )

التوقيف في زمن العبادة
زمان العبادة توقيفي -أيضاً- فلا يجوز لأحد أن يخترع زماناً للعبادة لم ترد، مثل أن يقول مثلاً

tauqifi dalam waktu pelaksanaan ibadah , waktu pelaksanaan ibadah juga tauqifi. maka tidak boleh seseorang itu membuat buat ibadah di waktu tertentu yang syari’ tidak memerintahkannya.

التوقيف في نوع العبادة
كذلك لابد أن تكون العبادة مشروعة في نوعها، وأعني بنوعها أن يكون جنس العبادة مشروعاً، فلا يجوز لأحد أن يتعبد بأمر لم يشرع أصلاً، مثل من يتعبدون بالوقوف في الشمس، أو يحفر لنفسه في الأرض ويدفن بعض جسده ويقول: أريد أن أهذب وأربي وأروض نفسي مثلاً، فهذه بدعة!

tauqifi dalam macamnya ibadah, begitu juga ibadah juga harus disyaratkan sesuai dg syari’at..artinya termasuk dari jenis ibadah yang disyariatkan. maka tidak sah bagi orang yang menyembah sesuatu yang tidak disyariatkan, seperti menyembah matahari. atau memendam jasadnya sebagian sembari berkata : saya ingin melatih badanku misalkan. ini semua bid’ah.

التوقيف في مكان العبادة
كذلك مكان العبادة لابد أن يكون مشروعاً، فلا يجوز للإنسان أن يتعبد عبادة في غير مكانها، فلو وقف الإنسان -مثلاً- يوم عرفة بالـمزدلفة فلا يكون حجاً أو وقف بـمنى، أو بات ليلة المزدلفة بـعرفة، أو بات ليالي منى بالـمزدلفة أو بـعرفة، فإنه لا يكون أدّى ما يجب عليه، بل يجب أن يلتزم بالمكان الذي حدده الشارع إلى غير ذلك.

begitu juga tauqifi dalam tempat ibadah. maka ini juga harus masyru’. maka tidak boleh beribadah tidak pada tempat yang sudah disyari’atkan. seperti jika seseorang wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji. atau wuquf dimina, atau bermalam ( muzdalifah ) di ‘arafah, dan sebaliknya, maka ini semua bukanlah sesuatu yang masyru’. kita wajib melaksanakan ibadah sesuai tempat yang sudah disyari’atkan oleh syari’

Nah dari penjelasan kitab diatas dapat ditangkap 4 point, dan bila diperhatikan maka disitu didapat kesimpulan bahwa ibadah yang sifatnya tauqif itu adalah ibadah mahdoh… faham??
Jadi yg dimaksd ibadah dalam kaidah “Asal semua ibadah adalah haram, sampai ada dalil yang menghalalkannya atau menyuruhnya”.. adalah ibadah yang sifatnya mahdoh saja, bukan semua ibadah

Nah untuk bisa membedakannya ibadah harus dilihat wasail (perantara) dan maqoshidnya (tujuan)
Untuk ibadah yang sifatnya mahdoh Cuma ada maqoshid, sedangkan untuk goer mahdoh ada maqoshid ada wasail

Ok… langsung contoh saja….biar gampang, perhatikan baik-baik….

Sholat, sudah jelas karena ibadah yang dzatnya adalah ibadah, maka yang ada Cuma maqoshid (tujuan) tidak ada wasail

Anda menulis di FB, Kegiatan mnulis sendiri itu bukan ibadah maka hukumnya mubah. Tapi karena anda mengharapkan ridho Allah dalam rangka dakwah dengan jalan menulis di FB maka dalam Islam ini berpahala dan termasuk ibadah
(wasailnya anda menulis di FB, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka berdakwah)
Tapi jika anda menganggap kegiatan menulis ini sebuah ibadah yang dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah

Saya kasih contoh lagi, kegiatan pengajian dan tabligh, awalnya bentuk kedua kegiatan ini bukan ibadah dan tidak ada contoh dari rasul jadi hukumnya mubah, tapi karena isi dari kegiatan ini adalah ibadah macam (tholabul ilmi dan tauziyah atau bahkan dakwah) maka kegiatan pengajian dan tabligh insyaallah berpahala dan bernilai ibadah  (wasailnya kegiatan pengajian dan tabligh, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka holabul ilmi n berdakwah)
Sekali lagi jika anda menganggap kegiatan pengajian n tabligh ini sebuah ibadah yg dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah

Begitu juga dengan maulid, maulid adalah wasail (perantara atau ada yang bilang sarana), maqoshidnya adalah mengenal Rasul dan mengagungkannya…

Bagaimanakah hukum awal dari Maulid? Jawabnnya adalah mubah boleh dilakukan boleh tidak
Tapi kenapa menjadi sunah?? Mnjadi sunah dikarenakan hukum maqoshidny adalah sunah (mengenal dan mengagungkan Rasul adalah Sunah) karena yang namanya hukum wasail itu mengikuti hukum maqoshid (Lil Wasail hukmul Maoshid) – ini adalah kaidah ushul fiqh

Contoh gampangnya untuk (Lil Wasail hukmul Maoshid), anda membeli air hukumnya mubah, mau beli atau gak, tidak ada masalah. Tapi suatu saat tiba waktu sholat wajib sedangkan air sama sekali tidak ada kecuali harus membelinya dan anda punya kemampuan uutuk itu maka hukum membeli air adalah wajib.

Kembali lagi ke maulid. Apakah maulid bisa menjadi sesuatu yang bid’ah (dholalah)? ya bisa jika anda menganggap maulid adalah sebuah ibadah yang dzatnya adalah ibadah seprti sholat wajib

Nah perlu saya garis bawahi pertanyaan – pertanyaan seperti,  apakah dasar merayakan maulid?
^
^
INI ADALAH PERTANYAAN YANG SALAH.  tidak ada ceritanya namanya wasail ada dalil qothinya,

contoh lagi biar lebih gampang mencerna :
anda beragkat ke bersekolah, ini adalah wasail, maqoshidnya tholabul ilmi, tapi karen tholabul ilmi itu hukumny wajib maka berangkat kesekolahpun menjadi wajib dan bernilai ibadah. Dalil yang ada adalah dalil teteng tholabul ilmi.

Bagaimanakah dalil yang menyuruh kita berangkat kesekolah? JELAS TIDAK ADA!! karena ini adalah wasail atau sarana
Begitupula dgn maulid, kalau anda tanya dalil maqoshidnya yaitu tetang mengenal dan mengagungkan Rasul ya pasti ada.
Tapi jika anda tanya dalil wasailnya, yaitu perayaan Maulid? JELAS TIDAK ADA!! karena ini adalaha wasail atau sarana
sedikit tambahan, ini juga dasar kenapa bermadzab itu wajib hukumnya bagi kita, karena madzab adalah wasail, dan ini satu – satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengerti agama ini, kita tidak mugkin bertanya lagunsg ke Rasulullah
sedangkn maqoshidnya agar kita bisa mengerti tetang agama islam sehingga kita bisa mengamalkannye dengan benar (hukumnya ini wajib).  maka bermadzab menjadi wajib.  kalau anda tanya mana dalil naqlinya secara leterleg yang menyuruh kita bermadzab? yaa tidak ada, lha wong bermadzab itu cuma wasail.

saya harap setelah ini wahabi salafi bisa belajar dan lebih mengerti sehingga tidak serampangan dalam bertanya..

Jangan sedikit – sedikit bertanya “MANA DALILNYA?” , tanpa tau sesuatu hal itu perlu dalil atau tidak ….

by : Kang UD

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

28 Responses

  1. eksak19/12/2011 at 14:39Reply

    Assalamu ‘alaikum! Keren, yai… Ane jd bisa njelasin ke org yg tanya, “MANA DALILNYA?”

    wassalam…

  2. Agung Dwi Prasetyo18/01/2012 at 04:53Reply

    alhamdulillah, dapet ilmu lagi
    apdet terus!
    haha

  3. hoeda28/01/2012 at 12:15Reply

    saya kok kangen dengan komentarnya anggraeni itu ya ??
    kira-kira kalau baca artikel ini bagaimana komentarnya ? hehe

  4. dwiki04/02/2012 at 04:09Reply

    kebodohan yang bisa diungkap….

    menggunakan dzahir alasan dasar “mengenal dan mengagungkan Rasul ”

    tapi ini maulid itu suatu perayaan…

    KETIKA AKAL MANUSIA MENGINGKARI HADIST, PADAHAL ADA HADIST 😛
    “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari raya yang lebih baik dari dua hari raya kalian, yaitu Hari ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adh-ha.” HR. Abu Dawud dan An-Nasa`i dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2021.

    Ini di antara yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ingin ada hari raya dalam Islam kecuali ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adh-ha.

    • Qamar al-Barqy24/07/2012 at 23:04Reply

      Ternyata Wahabi juga terus menampakkan kebodohannya? Kasian, orang yang mengaku paling dekat dengan al-Qur’an dan al-Hadith ternyata kesasar dekat dengan Ibn Abd. Wahhab yang “hebat” bisa menundukkan raja Sa’udi, lalu berkolaborasi dengan Amerika dan rela menjadi boneka.
      Logika orang Wahabi memang payah, perlu diobati dengan kemenyan!

    • Abu Gosok25/07/2012 at 08:25Reply

      Peringatan maulid Nabi disamakan dengan Hari Raya? Duh,belajarlah dulu Logika. Kacau banget!

  5. Afif Fatkhurrohman05/02/2012 at 15:12Reply

    yang bilang peringatan maulid Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam siapa mas?

  6. Afif Fatkhurrohman05/02/2012 at 15:13Reply

    ralat: yang bilang peringatan maulid Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam hari raya siapa mas?

  7. muchtar18/04/2012 at 14:19Reply

    “Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2021.”

    Yah, ngambil hadits yang ada embel itu sih, susah buat dapetin ilmunya.

    Seorang habib pernah bilang, percuma berdebat dengan mereka, sebab hati mereka sudah terlalu tertutup dengan “dalil bid’ah” mereka. Hanya hidayah Allah Ta’ala aja yang bisa membuka hati dan pikiran mereka.

  8. Marathon23/04/2012 at 16:59Reply

    Mohon maaf sebelumnya,
    Allah saja memperbolehkan dan malah mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Yakhya as…………………….
    Tentu saja boleh memperingati Maulid Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam

  9. pilat kaba21/05/2012 at 02:56Reply

    visit ” http://abul-jauzaa.blogspot.com/ ” kalo mau dalilnya,ato visit ” http://basweidan.com/ ” kalo mau dalilnya
    ana aneh,kok antum benci banget dgn salaf/wahabi,afwan yang antum maksud itu muhammad bin abdul wahab ato abdul wahab bin rustum…????
    ana juga mantan tharekat bahkan lebih parah dari antum,ana sadar.kalo antum uda pasti masuk sorga,mending antum mati saja,ngapain antum payah2 nulis artikel.
    skarang ana tanya aqidah antum apa???
    kl ana liat antum tu lakzabandiyah/sufiyah/batiniyah.
    udah berapa kitab yang antum baca,???jangan cm kitab kuning + sifat 20.
    ato jangan2 antumini dhoif cuma COPAS doang
    ..

  10. pilat kaba21/05/2012 at 03:06Reply

    satu lagi kalo memang antum percaya dgn habib(yg katanya keturunan nabi) ana minta jelaskan sanadnya?????
    jangan di ta’wil ato di karang karang,kalo dikarang2 ana juga bisa ngaku habib.
    jg tampilkan artikel kitabnya,??,dan sumbernya??? sekali lg jangan dikarang karang.
    antum mencela wahabi,tolong bawakan kitab asli muhammad bin abdul wahab,??biar pengunjung blog antum ini tau kl antum al kadzabbb…..

    • david18/09/2012 at 12:03Reply

      akhi pilat kaba benar… pemilik blog ini telah berdustsa dan lebih2 fitnah… pendusta

  11. Abu Faraqna21/05/2012 at 05:33Reply

    Ajaran sufi atau tasawuf adalah ajaran yang dibuat oleh orang-orang zindiq/munafiq yang merupakan ajaran sesat diluar islam yang dimasukkan kedalam islam oleh orang-orang jahil. Beribadah dengan ghuluw/melampau batas,mencintai Rasululloh dengan cara diluar cara sunnah yang Rasulalloh ajarkan.

    “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.”
    (HR.Abu Dawud)

    Orang-orang / kaum yg suka memperingati ulang tahun hari kelahiran / maulid dan ulang tahun hari kematian / haul adalah orang Nasrani & Syiah. Kaum ini telah sesat dan diluar Islam yang disampaikan Rasululloh. Tim Sarkub yang sangat hobby dengan maulid dan haul telah mendakwahkan kepada umat selalu menganggap benar apa yg mereka lakukan. Padahal Rasululloh dan para sahabat tidak pernah mencontohkan perbuatan tersebut.

    Kata Imam Malik gurunya Imam Syafi’i : “Barang siapa yang membuat syariat baru dalam islam berarti dia telah menuduh bahwa Rasululloh telah berkhianat dalam menyampaikan Risalah,karena Allah telah berfirman bahwa “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu. (QS.Al Maa’idah:3)

    “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[1] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan” (QS. AT Taubah : 31)

    Note : 1. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal

    “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al Jaatsiyah :18)

    • Qamar al-Barqy24/07/2012 at 23:07Reply

      Sudah Bung, Wahabimu semakin lucu dan dungu!
      Baca sejarah dulu yang banyak, bukan sejarah Ibnu Abd. Wahhad orang Najd itu, tak perlu! tapi sejarah Peradaban Islam. Ngerti!
      Bodoh kok ngotot, ngeyel!

    • K. JENGGOT04/09/2012 at 13:52Reply

      kok jek ono egone yo, ooooo
      la kok podo kabeh…
      sy setuju dengan membuka wawasan seorang yg arif akan lebih memahami apa yang seharusnya di lakukan. tidak membabibuta….
      carilah ilmu, cari tahu kebenarannya dengan mengamalkan, petik kebenaran dengan hasil yang pasti (yang sudah dijanikan Allah).
      karena yang baik buat kita belum tentu baik buat allah. begitu juga kebenaran yang kita yakini.
      semoga membuka wawasan kita untuk tidak menganggap kitalah yang paling benar.

  12. Saya08/06/2012 at 09:47Reply

    Jadi boleh dong merayakan Valentine, Hari Kartini atau hari raya kelahiran diri sendiri. Itukan urusan muamalah. Selama gak ada dalil yg melarang maka di bolehkan.
    hihihi…..

  13. Ahmad Machmudi29/06/2012 at 14:01Reply

    Alhamdulillah, Syukron Buat Kang UD,
    buat Ahli Ngeyel, baca! baca! (bagi orang yang suka tnya mana dalilnya, itu bukan tanya, tapi niatnya adalah ngetes dan bntutnya adalan NGEYEL, sebetulnya dia mau ikutan, tapi karena dah terlanjur NGEYEL,jadinya NGEYEL dan terus NGEYEL,,,,,,,,,

    • Qamar al-Barqy24/07/2012 at 23:11Reply

      Sepakat Mas, di beberapa Blog Wahabi awalnya saya selalu berusaha berkomentar ramah, namun karena sifat ngeyel itu, akhirnya saya gemes juga, eh, ujung-ujungnya komentar saya di blacklist, ha ha …. bodoh pengecut!

  14. Ahmad Machmudi29/06/2012 at 14:02Reply

    AFWAN DA YANG LUPA, IJIN COPAST LOGONYA,,,,,,,,,SYUKRON

  15. muhammad choiri22/05/2013 at 11:28Reply

    Ngeyel itu sifat dari Bani Isroil…….yg sampai sekarang tetap ngeyel dan perampas,..

  16. Gunawan27/09/2013 at 21:09Reply

    Yang ingin saya Tanya, kenapa jaman para sahabat, tabiin tabiut tabiin mereka ga merayakan maulid Rasulullah SAW. Padahal kecintaan mereka Kpda Rasulullah, kepintaran mereka, tidak diragukan… Kenal mas ??

  17. Gun30/09/2013 at 16:01Reply

    Assalamualaikum akhi, kalo saya ga perlu pake Dalil deh, td Kan Ada yg bilang logika Wahhabi payah dungu, sekarang oke kita pake logika, antum sepakat gak kalo para sahabat RA adalah org2 yg paling mencintai Rasulullah SAW, antum sepakat gak kalo tabiin adalah generasi terbaik dari Islam, ? Mereka paling pintar jenius dalam islam. Dan antum sepakat gak para imam (Bukhori, Muslim atau 4 imam madzhab) adalah generasi terbaik dan jenius Serta yg paling penting lagi mereka paling mencintai Rasulullah SAW. Pertanyaan saya kenapa ya mereka ga da yg ngerayain maulid NABI ??? Apakah generasi yg sekarang yg merayakan maulid menganggap mereka Lbh mencintai Rasulullah SAW ? Mereka lebih hebat dari sahabat, tabiin, tabiut tabiin ? Atau menganggap islam ini belum sempurna kayak nya kalo ga Ada maulid … Begitu akhi ??? Tolong jawab

  18. firman28/10/2013 at 14:07Reply

    ngeliat komentar abu faraqna seperti ngeliat orang yg baru tau tentang sesuatu dan menyangka orang lain blm tau, klo dari awalnya udh gk suka, biarpun artikel sejelas ini ilmunya tetep aja wahabi gk bisa buka matanya, ajaran wahabi kyk coran semen yg ngalir ke hatinya, yg terbentuk cuma kebencian, orang yg bru tau agama klo belajar sama ustad wahabi, dijamin ngeliat sodaranya sendiri kyk ngeliat musuh yg jijik dan bodoh

  19. Ardiansyah Fallaw13/01/2014 at 19:39Reply

    mantap ustadz….saya mau share tapi gak ada tombol klik nya…

  20. Harry Pasolima27/03/2014 at 02:23Reply

    assalam'ualaikum warahmatullahhi wabarakatu mf saya masih awam dan hanya sedikit membaca keterangan yang saya tahui amal ibadah yang tidak datangnya dari ALLAH dan Rassulullah bukankah tertolak, kalaulah benar perbuatan itu baik tentulah para sahabat dan ulama-ulama terdahulu yang lebih dulu mengenal islam lebih dulu melakukannya sebelum kita ini, dan saya yakin jika ini telah terjadi tentunya beritanya akan sampai kekita saat ini, melalui keterangan-keterangan mereka yang tercatat di dalam hadist, walahu alam bisawab..

  21. Ramadlan Ahlus Sunnah27/03/2014 at 12:31Reply

    sip sip. mujarab banget nih penjelasannya.
    kalau wahabi masih belum bisa menerima penjelasan yang rajih dan gamblang kayak ini, mungkin otak mereka perlu dicuci pakai air raksa kali hehehe

  22. Kausar Oezil D'Sensei07/07/2014 at 02:28Reply

    tapi metode pelaksanaan maulid itu gimana dong ?
    karna di kampung saya ust penceramah kalo tidak di kasih bon cek dia gak mau ceramah maulid, dan satu hal lagi ust penceramah kalo udah ceramah itu yang berkenaan dgn sirah nabi hanya 15 menit dia ceramah selebihnya dia hanya jadi pelawak dia habis ceramah masuk kantong jamaa dengar masuk kuping kiri keluar kuping kanan, kan kalo ane pikir kurang berfaedah juga kalo bgitu metode pelaksanaan maulid nabi ,,,,
    jadi gmana ne ust metode pelaksanaan maulid ini di laksanakan
    mohon penjelasannya ust

Tinggalkan Balasan