Mahabbah Kepada Seorang Guru

Sarkub Share:
Share

2 habib Allah swt berfirman: } ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﺳْﻮَﺓٌ ﺣَﺴَﻨَﺔٌ ﻟِﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَ ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ { ] ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ: [21 Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al Ahzab: 21. Seringkali kita dengar dari segelintir orang berkata :

JANGANLAH KALIAN BERGURU PADA SATU GURU TAPI BELAJARLAH KEPADA BANYAK GURU. Dan walhasil perkataan ini akan menjurus kepada ucapan SALAFI WAHABI yaitu jangan TAQLID BUTA.

Subhanallah, jangan sampai menyalahartikan ucapan ini karena segala sesuatu akan kamu pertanggungjawabkan kelak di akhirat nanti kawan. Belajar pada seorang guru yang kita yakini keistiqomahannya itu lebih afdhol dari kita belajar kepada buku ataupun dari seorang guru yang Keluar dari aqidah ahlu sunnah. Dan jangan sekali-kali anda menyamakan kecintaan murid kepada gurunya anda katakan FANATIK BUTA atau TAQLID BUTA, karena aqidah ahlusunnah menghalalkan taqlid kepada seorang guru yang diyakini keistiqomahannnya dan ini jelas bukanlah Taqlid buta karena perilaku ini adalah MAHABBAH yang sudah dilakukan oleh para ulama sebagaimana kecintaannya syekh Ali Baros kepada habib Umar Al-Attos shohibur rotib dan sebagaimana kecintaannya Allahu yarham Habibana Mundzir Al-musawwa terhadap sang guru mulia Habib Umar bin Salim bin Hafidh shohibul maulid dan perilaku ini wajib ditiru bagi para muhibbin sejati seperti kita.

Berhati-hatilah dari perkataan orang yang mendahulukan hawa nafsunya daripada ilmunya,dan jangan sampai kecintaan kita terhadap Habibana Mundzir Al-musawwa luntur karena perkataan-perkataan yang tidak jelas sumbernya dan ingatlah sabda nabi muhammad saw ini:

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝَ ﺟَﺎﺀَ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺘَﻰ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔُ ﻗَﺎﻝَ » ﻭَﻣَﺎ ﺃَﻋْﺪَﺩْﺕَ ﻟِﻠﺴَّﺎﻋَﺔِ .« ﻗَﺎﻝَ ﺣُﺐَّ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻗَﺎﻝَ » ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﻊَ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖَ .« ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ ﻓَﻤَﺎ ﻓَﺮِﺣْﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻓَﺮَﺣًﺎ ﺃَﺷَﺪَّ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- » ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻣَﻊَ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖَ .« ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃُﺣِﺐُّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻭَﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﻓَﺄَﺭْﺟُﻮ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮﻥَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻤَﻞْ ﺑِﺄَﻋْﻤَﺎﻟِﻬِﻢْ .

Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita: “Pernah seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?”, beliau bersabda:

“Apa yang kamu telah siapkan untuk hari kiamat”, orang tersebut menjawab:

“Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, beliau bersabda:

“Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai”, Anas berkata:

“Kami tidak pernah gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai, maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka.” (HR. Muslim).

Di Akhirat kelak kita akan dikumpulkan bersama orang – orang yang kita cintai. Itulah salah satu peringatan yang mengabarkan kepada kita akan pentingnya untuk berhati – hati menjatuhkan cinta kita. Sungguh, siapa yang kita cintai di dunia yang sebetar ini akan menentukan dengan siapa kita dikumpulkan di akhirat yang kekal kelak. Sungguh miris melihat keadaan saat ini, banyak orang yang sudah lupa akan kewajibannya untuk membalas cinta dari Seorang yang paling mencintainya melebihi semua orang di dunia ini,

wassalam

Sumber : Syekh Akasa Sayidina, Mkub

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

4 Responses

  1. Ahmad Zuhdi M Owah22/11/2013 at 03:22Reply

    subhanallah seorang habaib jg bisa nyuwuk, kenapa kk banyak yang mengkafirkan suwuk

  2. Dedi Ardi16/11/2014 at 08:35Reply

    Asal jangan mahabah karena ingin mendapat keuntungan dunia saja

Tinggalkan Balasan