Hati-Hati Minum Obat Amoxicilin

Sarkub Share:
Share

Amoxicillin merupakan antibiotika golongan penisilin yang paling sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia hingga mencapai 71%. Beberapa nama dagang/paten dari antibiotika ini ialah Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl, dan Yusimox. Amoxicillin digunakan untuk mengobati infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi pada kulit dan dapat digunakan untuk mengobati gonorrhea.

Obat ini tersedia di pasaran dalam bentuk Kapsul : 250 dan 500 mg. Tablet : 500 mg. Sirop kering : 125mg/5ml dan 250mg/5ml. Vial untuk injeksi : 1000mg dan 500mg.

Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu.

Dosis therapi untuk Amoxicillin pada orang dewasa adalah 250 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 8 jam, 500 mg setiap 12 jam, terggantung dari derajat keparahan dari penyakit yang di derita. Untuk pengobatan gonorrhea pada orang dewasa, diberikan Amoxicillin sebanyak 3 g sekali minum. Dosis untuk anak anak diatas 3 bulan adalah 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam, 20 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam, 40 mg/kg/hari terbagi setiap 8 jam atau 45 mg/kg/hari terbagi dalam 12 jam terggantung dari derajat keparahan penyakit.

Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.

Mekanisme kerja dari amoxicillin adalah mencegah pembentukan membran sel bakteri sehingga semua materi genetik yang ada di dalamnya terurai keluar dan menyebabkan bakteri mati. Bakteri yang menjadi target sasaran dari amoxicillin antara lain N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.

Berdasarkan mekanisme kerja dan penggunaannya yang luas di Indonesia maka perlu ada perhatian khusus dalam penggunaannya di dalam pengobatan. Selain itu, efek samping dari Amoxicillin yang ada seperti: diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan reaksi alergi berlebih yang dapat menyebabkan syok anafilaksis dan mengakibatkan kematian membuat antibiotik ini perlu mendapat perhatian lebih.

Berdasarkan data yang diperoleh dari survey, dari 2996 individu yang diwawancara, 486 (16%) menggunakan antibiotik. Hampir semua penderita (99%) yang menggunakan antibiotik mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kesehatan, bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan antibiotik (62%). Pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi bakteri sehingga perlu penyesuaian dalam dosis pemberian, frekuensi pemberian, dan lamanya pemberian obat antibiotik tersebut (how much, how often, dan how long).

Dosis yang diberikan haruslah tepat agar kadarnya di dalam darah dapat mencapai jendela terapi sehingga dapat menghasilkan efek terapi yang diharapkan. Pemilihan dosis yang tepat akan membantu tercapainya kadar obat dalam darah mencapai jendela tercapai. Penggunaan antibiotik sangatlah rentan terhadap resistensi yang mungkin dapat terjadi. Resistensi ini dapat terjadi jika dosis yang digunakan terlalu rendah atau ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik ini. Maka dalam penggunaannya, perlu diinformasikan kepada pasien mengenai interval waktu saat minum obat sehingga saat pasien minum obat yang kedua, kadar obat dalam darah belum berada di bawah Kadar Efektivitas Minimum (KEM). Dengan demikian, kadar obat yang ada di dalam darah tetap berada di dalam jendela terapi. Proses penyembuhan penyakit akibat bakteri membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan penyembuhan penyakit simptomatik seperti pusing, inflamasi, dan flu. Untuk itu perlu adanya batasan pemberian obat kepada pasien. Lamanya pemberian antibiotik kepada pasien berpengaruh pada tingkat kesembuhan penyakit pasien. Biasanya pemberian antibiotik untuk menyembuhkan penyakit tertentu adalah 5-7 hari. Ini dimaksudkan agar bakteri yang ada di dalam tubuh pasien sudah benar-benar mati. Walaupun pasien merasa sudah membaik pada hari kedua maupun ketiga, antibiotik yang diberikan harus tetap diminum agar tidak terjadi resistensi akibat tidak sempurnanya proses pembunuhan bakteri yang ada di dalam tubuh.

Dari uraian di atas maka perlu adanya penyampian informasi kepada pasien mengenai pentingnya ketaatan minum obat antibiotik terhadap kesembuhan pasien.

(Oleh: drg. Ika Kiromin Baroroh)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. Khusnul Abidin24/01/2015 at 03:52Reply

    Terima kasih informasinya. semoga bisa dibaca banyak orang dan bermanfaat

Tinggalkan Balasan