Dulu NU Mengislamkan, Kini NU Dikafirkan

Sarkub Share:
Share

Padang, NU Online
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, Nahdlatul Ulama mengislamkan orang-orang kafir. Namun kini kondisi tersebut terbalik. Saat ini ada pendatang baru, yang tidak pernah merasa pahit getirnya mendirikan dan mempertahankan republik ini, tiba-tiba telah mengkafirkan orang Islam, termasuk mengkafirkan orang-orang Nahdlatul Ulama.

Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud mengungkapkan hal itu pada pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Padang, Sabtu (14/1/2012) di asrama Haji Tabing Padang.

Pelantikan PCNU Padang oleh Wakil Ketua PWNU Sumbar Dasril, dihadiri Rais Syuriyah PWNU Sumbar Asassriwarni, Wakil Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah, Kepala Kemenag Sumbar Ismail Usman. Sedangkan yang dilantik, Rais Syuriyah Guswandi Syas, Ketua Tanfidziyah Yultel Ardi Tuanku Malin Sati dan pengurus lainnya.

Kondisi yang amat menyedihkan adalah, ketika SD anaknya diajar kelompok tertentu tentang Islam. Saat SMP diajarkan apa yang dilakukan selama tidak Islam, harusnya begini. Di SMA mulai menyalahkan amal ibadah ibu bapaknya. Setelah menyalahkan, mulai berani mengkafirkan orangtuanya karena tidak sepaham lagi dengannya. Dan akhirnya melakukan bom bunuh diri atas nama jihad, kata Marsudi.

Menurut Marsudi, dari lawatan ke berbagai negara di Uni Eropa, ternyata pemahaman mereka terhadap Islam selama ini keliru. Mereka menduga Islam itu, mengkafirkan pihak lain, melakukan pembunuhan, pembakaran rumah ibadah, sampai bom bunuh diri itu cermin Islam. Namun ketika diberi kesempatan menjelaskan Islam NU yang berpahamkan Ahlussunnah Waljamaah, salah satunya sikap NU berada di tengah-tengah, maka mereka pun kaget.

“Pandangan mereka terhadap Islam mulai berubah. Bahkan NU diminta untuk mengekspor paham keagamaan (Islam) yang dianutnya. Bayangkan, saat ini ada sekitar 169 masjid di Uni Eropa yang minta imam masjidnya dari NU. Ini menunjukkan paham Islam Ahlussunnah Waljaamaah menjadi perhatian dunia,” kata Marsudi.

Dikatakan Marsudi, dari total penduduk Muslim di dunia, sebanyak 12,9 persennya berada di Indonesia. Sedangkan warga NU di Indonesia ada sekitar 70 juta jiwa. Jika dibandingkan di salah satu negara yang berpenduduk 69 juta jiwa, berarti masih kecil dibanding Indonesia. Namun, empat orang menteri di Indonesia berasal dari non-muslim. Kenyataannya, di negara yang mengaku demokrasi, mayoritas penduduknya non muslim, tapi tak satupun menterinya dari muslim. Argumen itu ternyata membuat mereka sadar, sehingga membuka peluang untuk jabatan setingkat menteri dari muslim.

“Tak heran saat ini makin banyak negara lain yang ingin mempelajar tentang NU. Mereka minta buku-buku NU diterjemahkan ke dalam bahasanya. Ini merupakan peluang bagi pihak luar untuk memahami NU,” kata Marsudi.

Ketua PCPadang Yultel Ardi menyebutkan, saat ini PCNU Padang sudah melouncing program wakaf Al Qur’an. Sudah terkumpul sebanyak 1.000 Al Qur’an. Setiap malam Jumat menyelenggarakan lailatul ijtima’. PCNU Padang berupaya mensinergi programnya dengan program Pemko Padang. Diantaranya dengan mendukung program asma al husna dan zikir. “NU mendorong umat terus membaca qunut waktu shalat Subuh. Jadi baca qunut bukan hanya saat bencana sudah datang, tapi sebelum bencana datang pun kita baca qunut. Mudah-mudahan kita terhindar dari bencana itu,” kat Yultel menambahkan.

(sumber: http://www.nu.or.id/)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. adi22/05/2014 at 15:45Reply

    itu kok mahrus ali katanya menyandang gelar mantan kyai NU nya dari penerbit?kalau memang dari penerbit harusnya dia bikin blognya g pakai nama kyai NU juga dong,berarti mahrus ali bohong tuh,tuntut secara hukum saja,berjuang terus tim sarkub,saya juga jadi kepancing beli bukunya gara2 judulnya kyai NU,nyesel beli bukunya

Tinggalkan Balasan