Dua Hal Kemaksiatan Yang Diperangi Allah Dan Rasul-Nya

Sarkub Share:
Share

Allah Ta’ala tidak menyebutkan, Allah dan RasulNya tidak menyebutkan peperangan terhadap pelaku kemaksiatan kecuali orang yang melakukan dua jenis maksiat, Yaitu :

PERTAMA yang melakukan praktek RIBA diperangi.

Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman taqwalah takutlah kalian kepada Allah dan jauhi daripada perbuatan RIBA jika kalian beriman. Apabila hal tersebut tidak kalian lakukan maka dinyatakan perang dari Allah dan Rasul-Nya terhadap kalian”.

Maksiat yang KEDUA adalah dengan memusuhi para wali-wali, 

Allah Ta’ala berfirman di dalam Hadits Qudsi, “Bahwasanya barangsiapa yang memusuhi satu orang dari wali-wali-KU maka AKU nyatakan perang dengan orang tersebut”.

Berapa banyak keburukan, peperangan, kerusuhan, kekacauan yang menyebar di dunia ini di kalangan ummat semuanya ini setelah menyebarnya praktek-praktek RIBA dan juga permusuhan terhadap para wali-wali Allah. Orang-orang yang tidak mengerti tersebut mengingkari terhadap para wali-wali Allah dan hal-hal sunnah yang bersumber daripada AlKitab dan Sunnah . Mereka menamakan kelakuan yang dilakukan oleh para wali-wali dari kitab dan Sunnah tersebut sebagai BID’AH bahkan ada yang mengatakan itu SYIRIK.

 

"Sesungguhnya di antara BID’AH yang paling besar di dalam ummat ini ialah manakala mereka mengucapkan kata-kata yang kurang ajar terhadap para wali-walinya Allah dan juga dengan mengucapkan perkataan yang tanpa didasari ilmu."

Mereka ingkar terhadap orang-orang yang membaca surat YAASIN. Apakah ada SUNNAH yang mengingkari pembacaan Alqur’an? Mereka ingkar, tidak suka kalau ada orang yang membaca Al Qur’an di dekat kuburan. Apakah ada hal tersebut di dalam kitab dan sunnah yang mengajarkan untuk ingkar? Ilmu darimana sumbernya ini? Kemana dia berdasarkan dan bersandar? Darimana asalnya ilmu tersebut?

Nabi Muhammad sebagai Sang pengajar Sunnah, hanya mengharamkan pembacaan Al-qur’an untuk dibaca oleh orang yang dalam keadaan junub, janabah ataupun sedang dalam hadats besar ataupun dalam keadaan haid.

Maka darimanakah dasarnya mereka mengharamkan orang-orang yang membaca Al Qur’an selain daripada keadaan yang disebutkan tadi, dan kemudian menyebutnya sebagai perbuatan BID’AH?

 

"Barangsiapa yang mengharamkan dan mengingkari pembacaan Al Qur’an manakala dibaca oleh orang-orang yang TIDAK dalam keadaan hadas besar atau dalam keadaan datang bulan sesungguhnya mereka adalah pelaku bid’ah sebenarnya."

Al Qur’an itu besok datang di hari kiamat sebagai pembawa syafaat bagi orang-orang yang melazimkan dan membacanya. Orang-orang yang menjadikan Al Qur’an di depannya, maka Alqur’an akan memimpin dia menuju surga. Barangsiapa yang menjadikan Al Qur’an di belakangnya maka Al Qur’an akan mendorong dia ke dalam api neraka.

Ketahuilah bahwa bala’, musibah atau fitnah yang datang itu mempunyai tenggat waktu. Fitnah-fitnah ini akan mencapai tenggat waktunya dan tidak akan melebihi dari masa tersebut.

Sesungguhnya yang haq dan yang kebenaran akan bermunculan di Barat dan di Timur. Cahaya Allah ta’ala akan menyebar di seluruh penjuru dunia dan akan dimenangkan oleh Nabi Muhammad.

Kemenangan yang mulia, dimana dengan kemenangan tersebut Allah Ta’ala akan muliakan kaum Shodiqin di masa itu dan di masa tersebut Allah Ta’ala akan hinakan orang-orang yang hina dan orang-orang yang memiliki tujuan yang hina. Semoga Allah Ta’ala tidak hinakan kita di dunia maupun akhirat. Amiin…

Sumber : Pesantren Alfahcriyyah
Kutipan Ceramah Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz Bin Syekh Abubakar, Dalam Acara Haul Akbar Syekh Abubakar bin Salim.. Cidodol, Ahad 16 November 2014/ 23 Muharram 1436 Hijriyah

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. Must abi30/11/2014 at 21:26Reply

    أمـــــين يَآاللّهُ رَبَّ آلْعَلَمِيّنْ

Tinggalkan Balasan