Diserang Gerombolan Cingkrang, Warga Bantul Minta Pesantren Ditutup

Sarkub Share:
Share

bosan jadi wahabiWarga sudah terancam dan tak nyaman tinggal berdekatan Darusunnah.

Warga di Kampung Nitipuran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, berencana akan menutup Pesantren, TK, SD, Darusunnah sebangai buntut penyerangan rumah warga oleh gerombolan bercadar, bercelana congklang (cingkrang), dan membawa senjata tajam berupa linggis dan samurai, Minggu. Warga menduga lebih kurang 50 penyerang itu adalah wali murid yang anaknya disekolahkan di pesantren itu.

Juru bicara warga sekaligus tokoh masyarakat kampung Nitipuran, Joko Budiyanto mengatakan di kampung itu terdapat sekitar 1.500 warga sudah dewasa dan siap memberikan persetujuan jika TK-SD Darusunnah tersebut ditutup selamanya.

"Warga sudah terancam dan tidak lagi nyaman tinggal berdekatan dengan Darusunnah yang pimpinannya tidak bersedia bermusyawarah atas atas penyerangan rumah warga," katanya, Senin 3 Maret 2014

Menurut dia, jika berpatokan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka ada toleransi dan ada aturan yang harus ditaati bersama. Apalagi ini melanggar dengan mengerahkan gerombolan masa bercadar dan bersajam.

"Selama 3 tahun lebih pesantren itu berdiri sama sekali tidak pernah ada pelajaran Pancasila, menyanyikan lagu Indonesia Raya, apalagi menggelar upacara bendera. Ajaran yang diberikan adalah ajaran garis keras," katanya.

Selain perusakan rumah milik Agus Windarto dan Sri Rejeki, beberapa orang juga diancam oleh tiga pelaku yang menggunakan senjata tajam. Mereka mengalungkan senjata ke leher korban dan ditanya apa agamanya. Setelah menjawab, korban diminta bersyahadat. "Ini jelas ancaman pembunuhan," ujar Joko. 

Meski nantinya ada mediasi antara warga dengan pimpinan pesantren, warga tetap akan menuntut penutupan kegiatan belajar mengajar. "Bagaimana mereka bersedia diajak bermusyawarah jika mereka menganggap warga Nitipuran ini semua kafir. Pasti tidak ada solusi yang terbaik," katanya.

Sri Rejeki, salah satu korban mengaku, perusakan rumah kemungkinan terjadi karena walimurid tak terima saat ditegur warga. "Mereka kalau mengantar anak lewat Gang Blorok Madu dan tak pernah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rendah. Meski di kanan-kirinya banyak warga di teras. Mereka juga tidak pernah menegur warga," kata Sri.

Teguran kepada wali murid dari siswa TK-SD Darusunnah dilakukan sudah berkali-kali namun tetap nekat mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Bahkan ada wali murid yang justru menantang warga.

Kapolres Bantul AKBP Surawan mengatakan, kepolisian telah melakukan mediasi dengan pimpinan SD-TK Darusunnah. Mereka bersedia bermusyawarah dengan warga. "Saya sendiri yang langsung menemui pimpinan pesantren dan menyatakan bersedia untuk bermediasi dengan warga,"katanya

Meski demikian polisi juga minta kepada pengurus pesantren untuk terbuka dan membantu polisi dalam mengungkap kasus perusakan dua rumah warga. "Meski nantinya ada kesepakatan bersama namun proses hukum tetap berjalan." (sumber:  Vivanews)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

13 Responses

  1. joko06/03/2014 at 09:24Reply

    begitulah kelakuan orang2 cingkrang mengaku murni mengamalkan qur’an dan hadits tapi mereka malah ingkar sunah, ajarannya kok perang, sudah saatnya mereka dibasmi. bagi warga disekitar pesantren jangan takut keras mari kita lawan dengan keras kami siap membantu

  2. sfs06/03/2014 at 10:20Reply

    Ane Setuju mas Mas Joko…

    gak ade abis2nye nih para Cingkrangiyah….

  3. Ahmed Hoeda06/03/2014 at 03:45Reply

    ya alloh….mudah2an lembaga itu segera d ttup…..klo perlu anggotanya d gantung…kecuali tobat….

  4. Must Eyoung06/03/2014 at 10:51Reply

    mohon ijin mbah sarkub mottonya ane pake buat moto buletin di daerah kami namanya buletin tawasul motonya santun brdakwah damai beribadah

  5. joko06/03/2014 at 18:49Reply

    tampilkan saja nama ketua cingkrang/anggota yang meyerang nanti akan ada yang menangani sendiri, mereka sudah ingkar sunah.

  6. Ferry Kurniawan07/03/2014 at 03:55Reply

    yang halal darahnya ditumpahkan adalah orang yang mengaku islam tapi perilakunya lebih biadab dari yang tak mengenal agama, dan yang suka mengkafirkan negaranya tetapi seumur hidupnya makan, berak, indehoy masih numpang di negara yang dikafirkannya.

  7. Bagas Fahmi Zulfiqar08/03/2014 at 15:04Reply

    klo ada begini sdr kta duri dlm daging wahabi ,kok gaada yg coment,sak ustad2nya yg sok islam sndri,percylah mereka kaum wahabi g bakal bsa gede,,,

  8. Nurul Yaqien Mohamed09/03/2014 at 10:01Reply

    semoga kaum2 yang gitu2 segera diberi hidayah atas kelakuannya,atau kalau tidak dimusnahkan saja dari bumi Indonesia,karna sudah tidak mencerminkan nilai Islami,mereka itu faham sesat atau saparatis?!

  9. kusmanta09/03/2014 at 20:37Reply

    Assalamu”alaikum . . . , dari uraian di atas dapat saya fahami bahwa mereka tidak mau musyawarah dengan warga, tetapi begitu aparat (polisi) yang menemui mereka menyatan bersedia bermusyawarah dengan warga, ada apa ini? apakah berdirinya pesantren,TK,SD ini tanpa ijin, terus bagaimana kurikulumnya? bagaimana pula dengan dinas pendidikan, sampai ada warga yang di kalungi senjata, kemana aparat pemerintah, miris rasanya, apakah islam yang seperti itu yang BENAR, ya Allah . . . .

  10. Durrohman Syafi'i Caknur10/04/2014 at 14:40Reply

    add me sob..

  11. Sinar Kujang24/04/2014 at 07:00Reply

    Must Eyoung>primen sih jarang nulis status kuh..mendi bae gus

  12. Ipmawan Rd.11/04/2015 at 09:55Reply

    Itu pasti ulah wahabi ngaku ngaku salafi padahal dia sebenarnya adalah kelompoknya Abu jahal.

Tinggalkan Balasan