Ada sebuah dialog yang unik antara seorang Muslim Sunni yang meyakini Allah subhanahu wa ta‘ala ada tanpa tempat, dengan seorang Wahhabi yang berkeyakinan bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala bertempat. Wahhabi berkata: “Kamu ada pada suatu tempat. Aku ada pada suatu tempat. Berarti setiap sesuatu yang ada, pasti ada tempatnya. Kalau kamu berkata, Allah ada tanpa tempat, berarti kamu berpendapat Allah tidak ada.” Sunni menjawab; “Sekarang saya akan bertanya kepada Anda: “Bukankah Allah telah ada tanpa tempat sebelum diciptakannya tempat?” Wahhabi menjawab: “Betul, Allah ada tanpa tempat sebelum terciptanya tempat.” Sunni berkata: “Kalau memang wujudnya Allah tanpa tempat sebelum terciptanya tempat itu rasional, berarti rasional pula dikatakan, Allah ada tanpa tempat setelah terciptanya tempat. Mengatakan Allah ada tanpa tempat, tidak berarti menafikan wujudnya Allah.”
Wahhabi berkata: “Bagaimana seandainya saya berkata, Allah telah bertempat sebelum terciptanya tempat?” Sunni menjawab: “Pernyataan Anda mengandung dua kemungkinan. Pertama, Anda mengatakan bahwa tempat itu bersifat azali (tidak ada permulaannya), keberadaannya bersama wujudnya Allah dan bukan termasuk makhluk Allah. Demikian ini berarti Anda mendustakan firman Allah subhanahu wa ta‘ala:
اَللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ. (الزمر : ٦٢).
“Allah-lah pencipta segala sesuatu.” (QS. al-Zumar : 62).
Kemungkinan kedua, Anda berpendapat, bahwa Allah itu baru, yakni wujudnya Allah terjadi setelah adanya tempat, dengan demikian berarti Anda mendustakan firman Allah subhanahu wa ta‘ala:
هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلآَخِرُ. (الحديد : ٣).
“Dialah (Allah) Yang Maha Awal (wujudnya tanpa permulaan) dan Yang Maha Akhir (Wujudnya tanpa akhir).” (QS. al-Hadid : 3).
Keyakinan yang paling mendasar setiap Muslim adalah meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala Maha Sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Allah subhanahu wa ta‘ala Maha Suci dari menyerupai makhluk-Nya. Allah subhanahu wa ta‘ala juga Maha Suci dari tempat dan arah. Allah subhanahu wa ta‘ala ada tanpa tempat. Demikian keyakinan yang paling mendasar setiap Muslim Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Dalam ilmu akidah atau teologi, keyakinan semacam ini dibahasakan, bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala memiliki sifat Mukhalafatuhu lil-Hawaditsi, yaitu Allah subhanahu wa ta‘ala wajib tidak menyerupai makhluk-Nya.
Demikianlah dialog seorang Muslim Sunni dengan orang Wahhabi. Pada dasarnya, pendapat Wahhabi yang meyakini bahwa wujudnya Allah subhanahu wa ta‘ala ada dengan tempat dapat menjerumuskan seseorang keluar dari keyakinan yang paling mendasar setiap Muslim, yaitu Allah subhanahu wa ta‘ala Maha Suci dari segala kekurangan.
Tidak jarang, kaum Wahhabi menggunakan ayat-ayat al-Qur’an untuk membenarkan keyakinan mereka, bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala bertempat di langit. Akan tetapi, dalil-dalil mereka dapat dengan mudah dipatahkan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang sama.
[Oleh Muhammad Idrus Ramli, dalam bukunya “Pintar Berdebat Dengan Wahhabi”]
Almaz21/11/2011 at 03:22
Subhanallah wabi hamdih..
subhanallah hil ‘adziim…
Mantan NU30/07/2013 at 18:07
blog gak bermutu ngaku aswaja postingannya perdebatan smua??
emangnye ini agama lo yg buat?? seolah olah antum faham betul tentang islam ?
padahal kalo antum ngaca,,, ulama ahlusunnah mana yg memperbolehkan perdebatan dalam agama ??
sok”an buka blog yg bertemakan perdabatan antara NU vs Wahabi ..
emangnye hidayah ada ditangan anda wahai kyai ?? ngaca sdikit donk??
alfath31/07/2013 at 08:47
dialoq ini beneran ?,apa hanya naskah (mengira2 / meramal jawaban wahabi) ck ck hebat SARJANA KUBURAN
mantan wahabi31/07/2013 at 09:59
biasa ada yang kebakaran jenggot
maklum suka memutar balikkan fakta kalo ggak berkenan
sarkub memang menyejukkan amiin.
sarkub oke
GAnteng12/04/2014 at 19:41
Saya rasa perdebatan sperti ini ga akan ada apabila pihak2 sperti salafi wahabi ini bisa berdakwah dgn mulia tanpa banyak cincong menghukumi saudara2 semuslimnya dgn kata2 bid’ah,syirik,kafir,padahal Rasulullah tidak begitu dalam dakwahnya(liat kejadian di Thaif,Liat Fathu Makkah),dan Rasulullah sdh mengatakan dlm sabdanya bahwa memang akan terjadi banyak perbedaan pendapat dlam umatnya yg merupakan rahmat,bahkan para Ulama2 besar sperti Imam Maliki,Imam Syafii walaupun berbeda dalam bbrp fatwa beliau2 tdk ada tuh yg saling membid’ah2kan sperti yg sering dilakukan si salafi wahabi dlam berdakwah,daripada dakwah bgitu mending tuh urusin anak2 muda kita yg sudah banyak yg rusak kena racun media barat,pikiran mreka sdh diracuni oleh paham2 yg benar2 sesat dr barat,spereti sex bebas,narkoba dll,klo itu sudah jelas objeknya harus didakwahi,bukan mendakwahi yg tidak perlu,pikir ngapa pake otak jangan mrasa paling bener mlulu,ingat,Orang benar yg merasa benar itu sudah pasti orang itu salah.Dan satu lagi,apabila cara pem bid’ah2an ini terus terjadi yg berakibat perpecahan antara umat muslim,itu karena ulah2 dakwah kalian,dan dosa2nya kalian yang akan tanggung karena kalian sebagai biang kompor utamanya,bertobatlah…
Android cloud phone21/03/2015 at 19:41
Tidak jarang, kaum Wahhabi menggunakan ayat-ayat al-Qur’an untuk membenarkan keyakinan mereka, bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala bertempat di langit. Akan tetapi, dalil-dalil mereka dapat dengan mudah dipatahkan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang sama.
==== anda telh menuduh ayat-ayat allah bertentangan … sehingga anda berkata seolah-olah alqur'an memiliki standar ganda..