Agus Mustofa Menafikan Adzab Kubur

Sarkub Share:
Share

SERI : MENELAAH PEMIKIRAN AGUS MUSTOFA

Pada buku Tak Ada Azab Kubur halaman 154-155, Agus Musthofa menulis, “Seluruh ayat-ayat yang terkait dengan barzakh, kubur, siksa, dan adzab, ternyata tidak satu pun yang menyinggung tentang adanya adzab kubur, alias siksa kubur. Sekali lagi kita menjadi merasa aneh, Kenapa peristiwa penting yang sudah di anggap sebagai kebenaran ini tidak muncul informasinya di Al-Qur’an. Lebih jauh, kalau kita berbicara tentang keimanan atau rukun iman, azab kubur juga tidak muncul menjadi salah satu rukun iman itu. Yang ditegaskan adalah Hari Kiamat dan Hari Akhir.”

 

Aneh, kata Agus Mustofa. Kita pun demikian, bahkan merasa, apa yang dikatakannya itu lebih aneh. Kita pantas bertanya-tanya, benarkah tak ada satu pun ayat Al-Quran yang menyinggung adanya adzab kubur?

 

Perlu dipahami, tidak semua permasalahan yang rujukan tegasnya tidak terdapat dalam Al-Quran, dengan serta merta menjadi ternafikan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, betapa banyak permasalahan yang rujukan tegasnya tidak tercantum dalam Al-Quran tetapi penjelasannya secara lugas diinformasikan lewat hadits Nabi SAW, yang juga harus diyakini kebenarannya.

 

Sebut saja misalnya QS Ibrahim: 27, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

 

Para pakar tafsir dan ahli hadits menyatakan, ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan adzab kubur, lewat keterangan sejumlah hadits yang menjelaskan makna ayat itu. Di antaranya, “Dari Al-Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim jika ditanya (oleh Malaikat Munkar dan Nakir) di dalam kubur, ia akan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Maka itulah maksud firman Allah: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al- Bukhari dan Muslim, juga Abu Daud (4752), An-Nasa’i (2056), At-Tirmidzi (3411), Ibnu Majah (4410), Imam Ahmad (18980), Ibnu Hibban (232), Al-Hakim (1403), dan masih banyak yang lain. Berdasarkan informasi hadits di atas, amat jelas bahwa ayat ini terkait dengan adzab kubur.

 

Masih ada beberapa ayat lain yang menyinggung perihal adzab kubur. Simak QS At-Takatsur: 1-3, yang diperkuat hadits diriwayatkan dari Sayyidina Ali KW, sebagai penjelas atas keterkaitannya dengan adzab kubur. Ini disampaikan secara lugas oleh pemuka ahli tafsir dan sejarah, Ath-Thabari, dalam kitab tafsirnya halaman 580. Begitu pula QS Thaha: 124, yang penjelasannya diberikan lewat informasi hadits dari Abu Hurairah RA sebagaimana disebutkan Tafsir Al-Lubab, karya Ibnu ‘Adil, halaman 114, serta oleh HR Ahmad (Al-Musnad No. 11642) dan Ibnu Hibban (Ash-Shahih Juz 7 hlm. 392).

 

Informasi yang dibawa hadits-hadits Rasulullah SAW itu merupakan argumentasi dari sisi asbabunnuzul ayat-ayat Al-Quran tersebut. Bahkan, terdapat bebe­rapa kitab yang secara khusus menghimpun dalil-dalil tentang adzab kubur, seperti kitab Itsbat ‘Adzab al-Qabr – memantapkan kebenaran adzab kubur, kar­ya Al-Baihaqi, dan Ahwal al-Qabr – kepanikan-kepanikan dalam kubur, karya Abul-Faraj Abdurrahman.

 

Untuk melengkapi akurasi data-data di atas, penulis juga menyebutkan hadits-haidits yang berkenaan dengan adzab kubur yang bersumber dari Al-Kutub as-Sittah (enam kitab induk hadits), masing-masing satu hadits, meski sesungguhnya pada setiap kitab hadits yang enam itu terdapat puluhan sampai ratusan dalil yang terkait adzab kubur. Enam hadits berkualifikasi shahih yang disebutkan itu diambil dari Shahih Al-Bukhari juz 1 hlm. 463, Shahih Muslim juz 8 hlm. 160, Sunan Abi Daud juz 2 hlm. 652, Sunan An-Nasa’i juz 4 hlm. 376, Sunan At-Tirmidzi juz 6 hlm 423, dan Sunan Ibnu Majah juz 1 hlm. 449.

 

Pertanyaannya, apakah sekian banyak informasi yang dibawa hadits-hadits shahih ini yang kemudian diamini segenap pakar tafsir dan ahli hadits sebagai dalil adzab kubur dapat dimentahkan beitu saja dengan pernyataan-pernyataan Agus Mustofa, yang kerap meragukan kebenaran hadits Nabi? Jelas tidak!.  Penjelasan padat hujjah yang lahir dari kombinasi antara kepakaran, keikhlasan, dan kehati-hatian yang luar biasa dari para ulama salaf penjaga benteng sunnah Nabi dari zaman ke zaman tentu tak sebanding dengan pendapat-pendapat spekulatif yang berdasarkan penafsiran atas terjemahan Al-Quran berbahasa Indone­sia semata.

 

Sampai di sini, jelaslah bagi kita, sejumlah ayat Al-Quran memang diturunkan dalam rangka menjelaskan kebenaran adanya adzab kubur. Jelas pula, kesimpulan “tidak ada adzab kubur” dari Agus Mustofa bukan karena ketiadaan infor­masi terkait adzab kubur dalam Al-Quran, melainkan lebih didasarkan pada eksplorasi yang dilakukan Agus Mustofa sendiri terhadap Al-Quran yang ternyata tak ia temukan.

 

Selain itu, dugaannya bahwa adzab kubur bukan bagian dari rukun iman, jelas bertolak belakang dengan aqidah Islam. Dugaan tersebut pada dasamya berangkat dari ketidak-pahamannya terhadap pengertian rukun-rukun iman itu sendiri. Dugaan itu juga menyiratkan tendensinya untuk menggiring pemahaman khalayak agar tak terlalu ambil pusing dengan masalah percaya atau tidak percaya adzab kubur. Seperti yang diungkapkan Agus Mustofa, “Sekalipun misalnya keliru, tenang saja, toh itu bukan bagian dari rukun iman.”

 

Kebenaran adzab kubur adalah bagi­an dari aqidah yang harus diyakini, sebab keyakinan ini didasarkan pada ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits shahih. Se- hingga, tidak percaya adzab kubur, sama artinya mengingkari Kitabullah (rukun iman yang ketiga) dan mengingkari hadits-hadits yang dibawa Rasulullah SAW. Dengan kata lain, tidak membenarkan dan meyakini dengan sebenarnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT (rukun iman yang ke-empat).

 

Pembahasan selengkapnya mengenai pemikiran Agus Mustofa yang harus kita waspadai bisa dibaca di buku terbitan Pustaka Sidogiri berjudul “Menelaah Pemikiran Agus Mustofa” – Koreksi Terhadap Serial Buku Diskusi Tasawuf Modern)

 

(Disadur oleh SARKUB dari Majalah Alkisah No. 01/2011 hal. 22-26)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

4 Responses

  1. brengos ningrat03/11/2012 at 23:20Reply

    ck…ck…ck…

  2. adi hardiana05/09/2013 at 14:09Reply

    owh jadi hadis itu yg bawa rosul yah kirain hadis baru muncul setelah 100th wafatx rosul saw…

  3. ridwan03/02/2014 at 08:21Reply

    Agus…agus tidak tidak semua ayat ayat mutasyabihad bisa dicerna oleh akal apalagi bila ayat ayat yang disartir menggunakan metode puzzle, dengan mengutip ayat disana sini lalu menggabungkan serta menerjemahkan berdasarkan imajinasi sendiri….Abu Hurairah mengatakan orang yang membaca Al Quran berputar dari belakang maka pikirannya juga sudah berputar…Nauzubillahiminzalik sudah berapa banyak orang lemah iman nya kau sesatkan….semua dosa2 mereka kau tanggungkan…tobatlah…

  4. As Gar17/05/2016 at 23:12Reply

    dalil yang ambigu,saat ini pendapat mustofa msh lbh baik tntang ketiadaan azab kubur

Tinggalkan Balasan