Wahabi Termasuk Golongan Khawarij (1)

Sarkub Share:
Share

Mayoritas umat Islam meyakini bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah itu pengikut madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Tetapi tidak sedikit pula yang berasumsi bahwa aliran Wahhabi juga masuk dalam golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Padahal menurut para ulama yang otoritatif di kalangan Sunni, aliran Wahhabi itu tergolong Khawarij, bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah.

Dalam sebuah diskusi tentang ASWAJA di Kantor PWNU Jawa Timur di Surabaya, ada pembicaraan mengenai Wahhabi, apakah termasuk Ahlussunnah Wal-Jama’ah atau bukan. Dalam kesempatan itu saya menjelaskan bahwa aliran Wahhabi atau Salafi itu bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Bahkan aliran Wahhabi itu termasuk golongan Khawarij. Mendengar penjelasan ini, sebagian peserta ada yang bertanya, “Mengapa aliran Wahhabi Anda masukkan dalam golongan Khawarij? Bukankah mereka juga berpedoman dengan kitab-kitab hadits yang menjadi pedoman kita seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan lain-lain?”

Aliran Wahhabi itu dikatakan Khawarij karena ada ajaran penting di kalangan Khawarij menjadi ajaran Wahhabi, yaitu takfir al-mukhalif dan istihlal dima’ al-mukhalifin (mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan mereka). Suatu kelompok dikatakan keluar dari Ahlussunnah Wal-Jama’ah, tidak harus berbeda 100 % dengan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kaum Khawarij pada masa sahabat dulu dikatakan Khawarij bukan semata-mata karena perlawanan mereka terhadap kaum Muslimin, akan tetapi karena perlawanan mereka terhadap Sayyidina Ali dilatarbelakangi oleh motif ideologi yaitu takfir dan istihlal dima’ al-mukhalifin (pengkafiran dan pengahalalan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan mereka). Sayyidah ‘Aisyah, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin al-’Awwam dan banyak sahabat yang lain juga memerangi Sayidina Ali. Sayidina Mu’awiyah bin Abi Sufyan juga memerangi Sayidina Ali. Akan tetapi karena latar belakang peperangan mereka bukan motif ideologi, tetapi karena semata-mata karena persoalan politik, maka mereka tidak dikatakan Khawarij.

Persoalan bahwa kaum Wahhabi juga merujuk terhadap kitab-kitab tafsir dan hadits yang menjadi rujukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, hal ini bukan alasan menganggap mereka sebagai Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kalau kita mempelajari ilmu rijal hadits, dalam Shahih al-Bukhari, Muslim dan lain-lain, tidak sedikit para perawi hadits yang mengikuti aliran Syi’ah, Khawarij, Murji’ah, Qadariyah dan lain-lain. Para ulama kita, termasuk dari kalangan ahli hadits, sangat toleran dengan siapapun, sehingga tidak menghalangi menerima hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para perawi ahli bid’ah untuk dimasukkan dalam kitab-kitab mereka dan kemudian menjadi rujukan utama kaum Muslimin Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Kalau setiap orang yang merujuk terhadap Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan kitab-kitab hadits lainnya harus dimasukkan dalam golongan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, maka kita tentunya harus pula memasukkan semua perawi hadits al-Bukhari dan lain-lain dalam Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Padahal faktanya tidak demikian.

Alasan utama mengapa aliran Wahhabi dikatakan Khawarij dan bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah, adalah paradigma pemikirannya yang mengusung konsep takfir dan istihlal dima’ wa amwal al-mukhalifin (pengkafiran dan penghalalan darah dan harta benda kaum Muslimin di luar alirannya). Dalam sebuah diskusi di PCNU Sumenep, pada 22 Mei 2010, tentang aliran Syi’ah dan Wahhabi, seorang ulama Wahhabi kelahiran Sumatera dan sekarang tinggal di Jember, berinisial AMSP menggugat pernyataan saya, bahwa Wahhabi mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin di luar mereka. Ia mengatakan:

“Wahhabi itu Ahlussunnah Wal-Jama’ah, bukan Khawarij. Karena Wahhabi tidak mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin yang berbeda dengan dirinya.” Mendengar pernyataan tersebut saya katakan: “Bahwa Wahhabi itu mengkafirkan dan menghalalkan darah kaum Muslimin, itu bukan kata saya. Tetapi itu pernyataan Syaikh Muhammad, pendiri aliran Wahhabi.

Misalnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:

“Aku pada waktu itu tidak mengerti makna la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam, sebelum kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula guru-guruku, tidak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut. Barangsiapa yang berasumsi di antara ulama Aridh (Riyadh) bahwa ia mengetahui makna la ilaha illallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu ini, atau berasumsi bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal tersebut, berarti ia telah berdusta, mereka-reka (kebohongan), menipu manusia dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya.” (Ibn Ghannam, Tarikh Najd hal. 310).

Dalam pernyataan di atas, jelas sekali Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan bahwa sebelum ia menyebarkan faham Wahhabi, ia sendiri tidak mengerti makna kalimat la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam. Bahkan tidak seorang pun dari guru-gurunya dan ulama manapun yang mengerti makna kalimat la ilaaha illallah dan makna agama Islam. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan guru-gurunya, semua ulama dan mengkafirkan dirinya sebelum menyebarkan faham Wahhabi. Pernyataan tersebut ditulis oleh muridnya sendiri, Syaikh Ibn Ghannam dalam Tarikh Najd hal. 310.

Dalam kitab Kasyf al-Syubuhat hal. 29-30, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Ketahuilah bahwa kesyirikan orang-orang dulu lebih ringan dari pada kesyirikan orang-orang masa kita sekarang ini.” Maksudnya kaum Muslimin di luar golongannya itu telah syirik semua. Kesyirikan mereka melebihi kesyirikan orang-orang Jahiliyah. Sebagaimana ia tulis dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, kitab pendiri Wahhabi yang paling ekstrem dan paling keras dalam mengkafirkan seluruh kaum Muslimin selain golongannya.

Dalam kitab al-Durar al-Saniyyah fi al-Ajwibat al-Najdiyyah, kumpulan fatwa-fatwa ulama Wahhabi sejak masa pendirinya, yang di-tahqiq oleh Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim, ulama Wahhabi kontemporer, ada pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa ilmu fiqih dan kitab-kitab fiqih madzhab empat yang diajarkan oleh para ulama adalah ilmu syirik, sedangkan para ulama yang menyusunnya adalah syetan-syetan manusia dan jin. (Al-Durar al-Saniyyah, juz 3 hal. 56). Pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini berarti pembatalan dan pengkafiran terhadap kaum Muslimin yang mengikuti madzhab fiqih yang empat.

Dalam berbagai kitab dan risalahnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab selalu menyebutkan kalimat-kalimat yang ditujukan kepada orang-orang musyrik. Namun ia tidak pernah menyebut seorang pun nama orang musyrik yang menjadi lawan polemiknya dalam kitab-kitab dan tulisannya. Justru yang ia sebutkan adalah nama-nama para ulama terkemuka pada waktu itu seperti Syaikh Ibn Fairuz, Marbad al-Tamimi, Ibn Suhaim, Syaikh Sulaiman dan ulama-ulama lainnya. Maksudnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan seluruh ulama pada waktu itu yang tidak mengikuti ajarannya. Bahkan secara terang-terangan, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, bahwa kaum Muslimin pada waktu itu telah memilih mengikuti agamanya Amr bin Luhay al-Khuza’i, orang yang pertama kali mengajak orang-orang Arab memuja berhala.

Pengkafiran terhadap kaum Muslimin terus dilakukan oleh ulama Wahhabi dewasa ini. Dalam kitab Kaifa Nafhamu al-Tauhid, karangan Muhammad bin Ahmad Basyamil, disebutkan:

عَجِيْبٌ وَغَرِيْبٌ أَنْ يَكُوْنَ أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرَ تَوْحِيْدًا للهِ وَأَخْلَصَ إِيْمَانًا بِهِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَتَوَسَّلُوْنَ بِاْلأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهِمْ إِلَى اللهِ. أَبُوْ جَهْلٍ وَأَبُوْ لَهَبٍ أَكْثَرُ تَوْحِيْدًا وَأَخْلَصُ إِيْمَانًا مِنْ هَؤُلاَءِ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. (محمد بن أحمد باشميل، كيف نفهم التوحيد، ص/١٦).

“Aneh dan ganjil, ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya kepada Allah dan lebih murni imannya kepada-Nya dari pada kaum Muslimin yang bertawassul dengan para wali dan orang-orang saleh dan memohon pertolongan dengan perantara mereka kepada Allah. Ternyata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak tauhidnya dan lebih tulus imannya dari mereka kaum Muslimin yang mengucapkan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah.” (Muhammad bin Ahmad Basyamil, Kaifa Nafhamu al-Tauhid, hal. 16).

Dalam pernyataan tersebut, Basyamil menganggap bahwa kaum Muslimin selain Wahhabi, lebih syirik dari pada Abu Jahal dan Abu Lahab. Kitab karya Basyamil ini dibagi-bagikan secara gratis oleh tokoh-tokoh Wahhabi kepada siapapun yang berminat. Demikian dialog saya dengan AMSP yang tidak berjalan lama. Karena ia minta agar dialog segera diakhiri.

(Oleh: Ustadz Muhammad Idrus Ramli)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

17 Responses

  1. Gig25/11/2011 at 09:15Reply

    ikut nyundul saja mbah gus ramli…
    sundul…

  2. puspita14/12/2011 at 06:06Reply

    WWW.SARKUB.COM WBSITE KONTROVERSIAL ADN LEBIH MENGANGKAT GOLNGANNYA SENDIRI…!!! TIKET MASUK SURGA BUYKAN PADA NU,MD,HTI,LDII,PARTAI POLITIK..TETAPI PD PEMGAMALAN DIENUL ISLAM YG BENAR SESUAI DG PEMAHAN ALQURAN DAN ASSUNNAH DAN PEMAHAMAN PARA SAHABAT DIJAMINN SELAMAT…!!!!

    • BINTANG RAYA14/08/2012 at 22:12Reply

      Mb puspita n fajar setyadi benar sekali.. lalu siapakah yang saat ini yang pengamalannya sesuai dengan alqur’an, assunnah dan sahabat-sahabat nabi..? jika anda tahu dan paham sejarah aliran2 ISLAM maka ASWAJA ‘ala NU inilah yang benar.
      Sarkub ada dalam rangka pembelaan ISLAM ASWAJA dari rongrongan sekte2 Islam yang selama ini “seneng ngafirke marang liyane.”
      jika anda mencap sarkub fanatis buta, maka anda lebih buta mata hati krn tidak mau tahu dan membuktikan kebenaran sumbernya.
      bravo sarkub….

      • alex03/07/2013 at 21:26Reply

        hahahahahhaa…..lucu sampeyan….jadi sarkub yang PALING benar….

    • mustofa10/04/2013 at 10:17Reply

      para salafi,wahhabi, pengikut manhaj salaf tau apa kek istilah2 yg indah itu…belum pada bisa baca ya untuk mencermati isi cuplikan kitabnya, Muhammad bin abdul wahhab ??? Coba apa pendapat anda2 atau apa pembelaan anda untuk pendapat muhammad bin abdul wahhab itu, kenapa marah…???? kalo wahhabi itu nggak sesat potong jenggot saya…(hihihi saya nggak punya jenggot…:-)

  3. Fajar Septiadi27/04/2012 at 07:52Reply

    Website ini penuh kontroversi, terlihat sekali fanatisme butanya

  4. elwafi27/04/2012 at 08:03Reply

    heee 😀

    boz g kebalik tuch?

  5. Massalam24/05/2012 at 04:59Reply

    Bagi pembaca y9 gag setuju, sebaiknya di cek langsung aja itu sumbernya. Kalo udah dicek, baru bilang kalo itu fanatisme buta jika tdk terbukti. Kitab2 wahhabi itu kita ada semua kok.. Bukan asal copas. Tapi emang nyata dikitabnya kayak gitu.

  6. Marhadi18/05/2013 at 22:47Reply

    Assalaamu’alaikum,

    Yth. saudara2ku,

    Jauhilah kata2 yang menyinggung dan penuh emosi, mari kita sama-sama

    introspeksi diri demi Islam yang tinggi.

    http://muslim.or.id/manhaj/buku-putih-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab-1.html#

  7. alex03/07/2013 at 21:22Reply

    sarkem…eeee maksud saya sarkub, suka sekali membahas wahabi….sementara kristenisasi,syiahisasi,LDII, Ahmadiyah,perdukunan sudah jelas di depan mata…nggak pernah dibahas.

  8. alex03/07/2013 at 21:24Reply

    website abal2….

  9. perusak akal14/07/2013 at 13:45Reply

    ketahuan kalau pemilik website ini adalah orang Fasiq. Fitnah dan kebohongan menjadi gaya model dakwah nya , dan gak beda dengan dakwah nya para missionaris dan orientalis .

  10. Abu Faraqna05/08/2013 at 08:46Reply

    Hati-hati dengan orang ini….. tokoh Mu’tazilah Tulen (Muhammad Idrus Ramli)
    yang telah berani menghujat para ulama Ahlussunah diantaranya Syaikh Muhamad bin Abdulwahab,syaikh Utsaimin,Syaikh bin Baz dan ulama lainnya dalam ceramahnya “Radikalisme Wahhabi”.

  11. manshur05/08/2013 at 16:17Reply

    abu farqna dkk, saudara ini seberapa jauh tentang aahlussunah, seberapa jauh saudara memahami ilmu alat untuk mengupas dan menterjemahkan al qur’an (nahwu&shorof) ck ckc ck. suadara sering memberi kami lebel/merk tp setelah kami kembalikan kepada saudara, saudara kebaran jenggot. lebih untuk saudara yang pakai nama perusak akal semoga saufara lekas mendapat hidayah dari allah. apakah saudara sudah pikir dengan baik tentang komentar seperti itu,
    kalo saudara abu faraqna dkk sibuk berpikir untuk mencari dalil yang ternyata tidak tepat untuk menghujat sesama muslim dimana letak ajaran rosulullah pada diri saudara. silahkan saudara beramal sesuai dengan keyakinan saudara. ilmu itu luas jangan merasa benar sendiri .
    semoga puasa kita maqbulan amin

  12. manshur05/08/2013 at 16:59Reply

    sebaik/selembut/sebijaksananya rosulullah berdakwah abu lahab tetap saja tidak suka, mari saudara2 jangan seperti abu jahal. tetap wasapada dan terus belajar juga beramal ggak usah menghujat, karena menghujat bukan ajaran agama kita

  13. Hafidz27/02/2014 at 16:26Reply

    Brow brow para pembaca berhati hatilah akan ghozul fikri yang dilakukan oleh orang2 yang membenci islam. Mereka selain mempergunakan fisik dengan pembantaian minoritas muslim di berbagai daerah seperti afrika, burma myanmar dll. Juga dengan logika dengan merusak para generasi pemuda dengan media(tv, internet, dll), memecah belah umat islam, memprovokasi yang benar itu salah dan yang salah itu benar. Oleh karena itu pesan saya (seseorang yang juga masih belajar) agar berhati2 dan terus meminta petunjuk ke jalan yang lurus kpd allah subhanahu wataala(spt dlm shalat). Dan terus belajar ilmu islam tanpa mengikuti nafsu. Ingatlah akan kematian yang kita tidak tau kapan datangnya. Hanya kita dan allah subhanahu wataala yang mengetahui isi hati kita. Jangan berharap kita menipu allah subhanahu wataala, justru kita yang menipu diri kita sendiri

  14. Hafidz27/02/2014 at 17:01Reply

    sebenarnya, Al-Wahabiyah merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad ke 2 (dua) Hijriyah, yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang meninggal tahun 211 H (sekitar 800Masehi). Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah , sangat membenci syiah . Khawarij ringkasnya sama dengan kelompok teroris yang banyak beredar di berbagai negara. Termasuk kelompok pimpinan Osama bin laden. Kelompok ini ingin menegakan syariat islam namun salah jalur, bayangkan saja Khawarij (termasuk osama bin laden) menganggap bahwa suadi bukan negara islam( bahkan mereka melakukan pengeboman di riyad)  mereka memusuhi ahlusunnah, termasuk salafi dan juga bermusuhan dengan Syiah dengan keras. Jadi mereka kwaharij adalah ekstrem kanan dan sangat ekstrim dalam agama. Salah satu keekstrimannya, mereka menganggap muslim pelaku dosa besar kekal dineraka. Nah inilah wahabi yang sesat itu. 

    Sedangkan Salafi atau kelompok yang dituduh wahabi adalah mengikuti Rosulullah dan 3 generasi pertama umat islam dan para ulama. Istilah salafi sudah ada  bahkan sebelum Muhamad bin abdulwahab(orang yang dianggap tokoh wahabi dan dinisbatkan nama wahabi kepadanya, wafat tahun 1792Masehi). Nah orang sekarang menuduh dan salah faham bahwa salafi adalah gerakannya abdul wahab abdurrahman bin rustum yang wahabi sesat itu. yang memang jelas jelas menyimpang dari islam.Sebagian kelompok justru mengaburkan hal ini sehingga dakwah salafi dituduh khawarij dan suka mengkafirkan orang lain. Padahal  Inti dakwah salafi yang adalah menyebarkan Tauhid, membrantas kesyirikan, mengamalkan sunnah rosul dan menjauhkan manusia dari bid’ah. Dua hal yang sangat berbeda. Muhammad bin Abdulwahab adalah salahsatu ulama yang menyebarkan dakwah tauhid disaat kesyirikan dan kebidhaan meraja lela ditanah arab. 

    Catatan penting disini, Salafi tidak pernah menisbatkan dirinya wahabi, namun julukan itu diberikan oleh Musuh musuh salafi atau orang yang tidak suka dengan salafy, termasuk yang paling getol adalah Syiah. mengapa syiah getol mengatakan salafy sesat, karena salafylah yang paling gencar dan paling getol dalam menjelaskan kepada umat islam bahwa syiah itu sesat dengan kesesatan yang nyata, seperti ajaran nikah mut’ah, mengkafirkan umar dan abubakar, mengatakan alquran sudah tidak asli lagi, mengatakan imamnya maksum dan mengetahui perkara yang gaib dan sebagainya bahkan kuburan orang munafik abu lulu yang membunuh khalifah umar dijadikan monumen dan didatangi oleh peziarah syiah dan menganggapnya pahlaman. Anehnya Orang syiah itu klo ngomong sok “saling menghormati ddan menghargai perbedaan, ini alaah taqiyah paling nyata dari syiah”. dan satu lagi. Tidak ada satu negarapun dimana syiah masuk kedalamnya pasti terjadi konflik, contoh indonesia, yaman, irak dan negara lainnya. Mengapa syiah selalu bikin rusuh karena mereka punya rukun islam yang namanya “AL-WILAYAH/IMAMAH” (kekuasaan) makanya dimana mana syiah datang pasi konflik karena mereka ingin menguasai daerah /negera tersebut seperti iraq, iran, yaman dan mungkin mesir salah satunya. 
    Sumber al islam indonesia.blogspot

Tinggalkan Balasan