Riddah- Sebab Murtadnya Seseorang

Sarkub Share:
Share


الردة الردة وهي قطع الإسلام، وتنقسم إلى ثلاثة أقسام: أفعال وأقوالٌ واعتقادات كما اتَّفقَ على ذلك أهل المذاهب الأربعة وغيرهم، كالنووي (ت676 هـ) وغيره من الشافعية، وابن عابدين ( ت 1252 هـ ) وغيره من الحنفية، ومحمد عليش ( ت1299 هـ ) وغيره من المالكية، والبهوتي ( ت 1051 هـ) وغيره من الحنابلة.

 

Riddah adalah memutuskan Islam. Riddah terbagi kepada tiga macam; riddah (keluar dari Islam) karena perbuatan, karena perkataan dan karena keyakinan. Pembagian ini telah disepakati oleh para ulama dari empat madzhab dan lainnya; seperti, al-Imam an-Nawawi (w 676 H) dan lainnya dari ulama madzhab Syafi’i, al-Imam Ibn Abidin (w 1252 H) dan lainnya dari ulama madzhab Hanafi, Syekh Muhammad Illaisy (w 1299 H) dan lainnya dari ulama madzhab Maliki, dan al-Imam al-Buhuti (w 1051 H) dan lainnya dari ulama madzhab Hanbali. Riddah adalah keluar dari Islam dan pelakunya disebut murtad. Riddah terbagi menjadi 3 :

  1. Riidah Qauliyah yaitu murtadnya seseorang dikarenakan perkataannya, seperti mencaci maki Allah, walaupun dalam keadaan marah
  2. Riddah Fi’liyyah yaitu murtadnya seseorang yang dikarenakan perbuatannya seperti melempar mushaf Al-Qur’an ke tempat-tempat kotor, menginjak mushaf dan semacamnya.
  3. Riddah Qalbiyyah yaitu murtadnya seseorang dikarenakan keyakinannya, seperti meyakini bahwa Allah adalah benda atau roh, meyakini bahwa Allah DUDUK/BERSEMAYAM diatas ‘arsy, meyakini bahwa Allah berada DIATAS / DILANGIT, meyakini bahwa Allah ada DIMANA-MANA / DI SEMUA TEMPAT, dan yang sejenisnya.

Khusus untuk “Riddah Qalbiyah” , inilah seburuk-buruknya murtad. Bagaimana mungkin Allah disifati layaknya makhluk seperti duduk, berbicara, memiliki tangan, turun, bertempat dan sejenisnya ? Jangan pula mengartikan bahwa sifatnya yang seperti itu (duduk,berbicara,dll) berbeda dengan sifat manusia. Sekali-kali jangan !! Allah tidak layak disifati sedikitpun dengan sifat makhluk. Allah suci dari sifat makhluknya. Jangan sedikitpun diantara kita wahai saudara-saudaraku yang berkeyakinan seperti ini. Sesungguhnya ini adalah benih-benih kekufuran yang tanpa kita sadari.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

 

وَلَقَدْ قَالُوْا َكلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ إسْلَامِهِمْ  …

 

Maknanya : “Dan mereka telah benar-benar mengatakan perkataan kufur, mereka telah kafir setelah mereka Islam”. (QS At-Taubah-74)

 

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

 

“Dan bila engkau (Wahai Muhammad) benar-benar bertanya kepada mereka (orang-orang murtad); maka mereka sungguh akan berkata: “Sesungguhnya kami hanya terjerumus dan hanya bermain-main (bercanda)”, katakan (wahai Muhammad); “Adakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian mengolok-olok? Janganlah kalian mencari alasan, sungguh kalian telah menjadi kafir setelah kalian beriman”. (QS. At-Taubah; 65-66).

 

na’udzubillah mindzaalik

 

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :” إنَّ الرَّجلَ لَيَتَكلَّمُ بالكلمةِ لا يَرى بها بأسًا يهوِي بِها سبعينَ خريفًا في النَّارِ ” رواه الترمذي وحسنه، وفي معناه حديث رواه البخاري ومسلم.

 

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya bila seseorang berkata-kata dengan kata-kata (kufur) walaupun dia tidak menganggap hal itu sebagai keburukan maka karena ucapannya tersebut ia akan masuk ke dalam neraka hingga dasarnya –yang jarak permukaan dengan dasarnya- adalah selama 70 tahun”. (HR. at-Tirmidzi dan ia mengatakan ini hadits Hasan. Hadits yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Shahih masing-masing).

 

قال الامام على بن أبي طالب رضى الله عنه :سىرجع قوم من هذه الامة عند اقتراب الساعة كفارا,ينكرون خالقهم فيصفونه بالجسم

والأعضاء

 

Sahabat Ali bin Abi Tholib Rodhiyallahu ‘Anhu berkata : “Ketika mendekati hari kiamat, sekelompok orang dari umat ini akan kembali menjadi orang-orang kafir. Mereka mengingkari sang Pencipta dan mensifati-Nya dengan benda dan memiliki anggota-anggota badan”. (Riwayat al Muhtadi wa Rajm al Mu’tadi , Halaman 558)

 

قال الامام الشافعي رضى الله عنه : من قال او اعتد ان الله جالس علي العرش فهو كافر

 

Imam Syafi’i berkata : “Orang yang meyakini bahwa Allah duduk di atas arsy, maka iya KAFIR” (Riwayat Ibnu Al Mu’allim Al Qurasyi – Kitab Najm al Muhtadi wa Rajm al Mu’tadi , Halaman 155)

 

قال الامام ابو حنىفة رضى الله عنه :من قال بحدوث صفة من صفات الله أو شك او توقف كفر

 

Imam Abu Hanifah berkata : “Orang yang berkata bahwa salah satu dari sifat-sifat Allah baharu, atau ragu atau diam, maka ia telah kafir” (Disebutkan dalam kitab al Washiyyah).

 

قال الامام احمد بن حنبل رضى الله عنه :من قال الله جسم لا كالأجسام كفر

 

Imam Ahmad bin Hambal berkata : “Orang yang berkata bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda maka ia telah kafir” (Riwayat al Hafizh Badruddin az-Zarkasyi dalam Tasyniif al Masami) 

 

Demikianlah “ngerinya” pengertian Riddah , dan dapat kita ketahui bersama dari dalil diatas bahwa betapa pentingnya kita untuk memahami aqidah. Sebab barangsiapa yang beribadah tetapi tidak mengetahui Tuhannya atau tidak memiliki aqidah yang benar maka ibadahnya akan sia-sia. dan ancamanya sangat jelas bagi mereka yang salah dalam beraqidah yaitu KAFIR.

 

Semoga kita sekalian dilindungi dari keadaan kafir setelah beriman . Na’udzubillahi Mindzaalik

 

Wallahu A’lam Bi Showaab.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan