Peran GP Ansor dan Banser NU Dalam Bentengi NKRI

Sarkub Share:
Share

Anggota Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) mengikuti apel pengamanan Natal & Tahun Baru di Gedung PP Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta Pusat, Selasa (22/12).Peran Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Dalam Membentengi NKRI Dibanding Ormas – Ormas Kepemudaan Lainnya.

Sejak reformasi pada tahun 1998 yang lalu, ketika kran demokrasi dibuka, banyak paham-paham yang masuk ke Indonesia dengan bebas. Tidak sedikit dari paham-paham itu yang menolak demokrasi dan Pancasila tapi memanfaatkan hasil demokrasi untuk menancapkan pengaruhnya di bumi Indonesia, seperti Wahhabi, Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin.

Maka tidak heran jika problem di Indonesia semakin komplek, di saat persolaan ekonomi belum pernah tertuntaskan, di sisi lain gangguan yang mengancam NKRI sudah semakin massif dan terorganisir rapi.

Puluhan ledakan bom yang dilakukan oleh Wahhabi melalui jaringan terorisnya sudah sering terjadi di Indonesia. Belum lagi teror-teror pemikiran dan opini juga terus dilakukan oleh Wahhabi melalui web, buku, radio dan televisi sehingga dapat mempengaruhi pemikiran umat islam di Indonesia.

Tapi sungguh disayangkan, komitmen Pemerintah saat ini dalam menjaga NKRI dan Pancasila sudah mulai dipertanyakan kalau tidak dikatakan layak untuk diragukan. Buktinya banyak kelompok-kelompok yang jelas-jelas menolak Pancasila dan mengancam NKRI tapi malah bisa bergerak leluasa bahkan menjadi ormas resmi yang terdaftar di Kemenkumham.

Wahhabi mendirikan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), JAT (Jama’ah Anshirut Tauhid), FUI (Forum Umat Islam) dan sebagainya. Hizbut Tahrir yang sudah dilarang di negara asalnya Yordania, tapi di Indonesia malah bisa menjadi ormas resmi yaitu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Ikhwanul Muslimin yang di negara asalnya, Mesir sudah menjadi organisasi bawah tanah, tapi di Indonesia malah bisa mendirikan Partai Keadilan (PK) yang pada tahun 2004 berubah menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang bisa ikut Pemilu dan mendulang suara cukup signifikan.

Nahdlatul Ulama, ormas yang didirikan Para Ulama sejak berdirinya pada tanggal 31 Januari 1926 sudah mempunyai komiten cukup tinggi dalam berperan menjaga NKRI dan Pancasila. Karena Pancasila dan NKRI ini merupakan hasil perjuangan para leluhur kita, ketika berjuang melawan kolonial. Bahkan sejak sebelum NU berdiri, Para kyai dan Santri sudah berjuang mempertaruhkan nyawa melawan kolonial demi kejayaan NKRI. Kiranya, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa NU adalah satu-satunya ormas yang masih dengan lantang menyuarakan NKRI Harga Mati dan mempunyai kesetiaan cukup tinggi kepada Pancasila sebagai dasar berbagsa dan bernegara.

GP (Gerakan Pemuda) Ansor yang merupakan salah satu Banon (Badan Otonom) NU yang menangani bidang kepemudaan dan menaungi Banser (Barisan Ansor Serbaguna) juga mempunyai kepedulian yang tinggai kepada NKRI.

Ansor merupakan cikal bakal dari Syubbanul Wahton (Pemuda Tanah Air) yang didirikan pada tahun 1925 oleh KH. A. Wahhab Hasbulloh, satu tahun lebih dahulu dibanding NU berdiri, yang kemudian setelah NU berdiri, Syubbanul Wahton bergabaung dengan NU lalu menjadi banomnya, GP. Ansor. Dalam berbagai peristiwa yang mengncam eksistensi Pancasila dan NKRI, GP. Ansor dan Banser sudah banyak menunjukkan perannya yang signifikan.

Di Tulungagung Jawa Timur, kurang lebih ada 25 truk personil Banser diturunkan untuk membubarkan kegiatan HTI yang diselenggarakan di masjid Al Munawar, Tulungagung Jawa Timur  pada Kamis malam 21 April 2016. Hampir saja terjadi bentrok fisik antara Banser dan HTI. Tapi akhirnya HTI membubarkan diri. Anehnya pada peristiwa itu diketahui satu anggota polisi aktif yang menjadi anggota HTI.

Di Jombang Jawa Timur, Banser berhasil membubarkan HTI yang amenggelar deklarasi Khilafah di depan Masjid Jami Baitul Mukminin, Alun-alun Jombang, Sabtu 30 April 2016. Keberhasilan Banser Jombang ini didukung penuh oleh pemerintah dan aparat setempat.

Banser Surabaya yang didukung penuh anggota Polsek Simokerto, Surabaya berhasil membubarkan kegiatan HTI, pada Minggu 1 Mei 2016. Kegiatan Muktamar Tokoh Umat 1437 di SIBEC Convention Hall ITC, Jalan Gembong Surabaya yang diselenggarkan oleh HTI ini ternyata tak mengantongi izin.

Masih pada Minggu 1 Mei 2016, Banser Jember membubarkan Muktamar Tokoh Umat yang diselenggarakann oleh HTI Jember di Gedung New Sari Utama di Jalan Hayam Wuruk, Jember. Tapi sayangnya, Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif malah memaksa Banser untuk membubarkan diri. Disinyalir bahwa Bupati Jember, dr. Faida memang simpatisan HTI aktif.

hti sesat sekali

Kasus Jember ini memancing protes banyak pihak kepada Kapolres dan Bupati Jember. Betapa tidak, HTI yang jelas-jelas anti Pancasila dan NKRI malah terkesan dilindungi. Sehingga Polres Jember memanggil ketua panitia acara HTI tersebut, setelah diusut ternyata acara HTI Jember tersebut tidak sesuai dengan izinya. Izinnya untuk pengajian Isra’ Mi’raj tapi ternyata berisi materi pengajian tentang Khilafah.

Masih banyak lagi peran serta GP (Gerakan Pemuda) Ansor dan Banser dalam berkiprah menjaga dan mengawal Pancasila dan NKRI di berbagai daerah lain. Lalu ke manakah ormas-ormas kepemudaan lainnya ?

Di negara kita, ada banyak ormas kepemudaan baik yang berbasis agama maupun nasionalis yang menerima asas tunggal Pancasila seperti Pemuda Muhammadiah, Pemuda Pancasila (PP), Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Pemuda Panca Marga (PPM), Generasi Muda FKPPI, FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia), Genep Dara, Forum Komunikasi 124, Angkatan Muda Marhaen, Relawan Desa Nusantara, Gerakan Bela Negara, dan sebagainya. Ketika terjadi kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada tindakan makar atau merongrong NKRI, kita jarang atau bahkan tidak mendengar peran mereka dalam melindungi Pancasila dan NKRI kecuali GP Ansor dan Banser.

Bangsa Indonesia merindukan para pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan dari berbagai elemen untuk ikut serta menjaga dan mengawal Pancasila dan NKRI dari setiap rongrongan seperti para pendahulu mereka saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang melahirkan semangat heroik untuk bersatu dan membela tanah air Indonesia.

Ataukah saat ini memang hanya pemuda Nahdlatul Ulama yang tergabung dalam GP Ansor dan Banser saja yang masih mempunyai kepedulian terhadap eksistensi Pancasila dan keutuhan NKRI??. Wallahu A’lam.

Oleh : Ust. Dafid Fuadi, M.Kub (Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

3 Responses

  1. aisyah m yusuf15/10/2017 at 21:02Reply

    Adakah konsep Khilafah dalam Khazanah Islam?
    https://bogotabb.blogspot.co.id/2017/10/adakah-konsep-khilafah-dalam-khazanah.html

  2. aisyah m yusuf30/10/2017 at 21:17Reply

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarkatuh
    Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

    “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka ingin berhukum kepada thaghut padahal mereka telah diperintahkan utk mengingkari thaghut itu. Dan syaitan ingin menyesatkan mereka dgn penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka ‘Marilah kamu tunduk kepada yang Allah turunkan dan kepada Rasul’ niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dari kamu dengan sekuat-kuatnya…” (QS.An-Nisa’:60-61)

    “Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada [hukum] Allah bagi orang-orang yang yakin.” (QS. Al-Ma’idah: 50)

    Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang artinya: “Mereka tuli, bisu dan buta sehingga tidak dapat kembali” (Al Baqarah : 18)

    Kaum Sekuler Anti Syariat Islam, Telinganya pekak dari mendengar kebenaran Alquran. Bisu mulutnya untuk menyatakan kepastian hukum Alquran dan buta matanya tidak melihat mu’jizat Alquran.

    “Diantara manusia ada yang membantah Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu). Sambil memalingkan lambungnya (dengan congkak) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Dia mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat akan Kami berikan kepadanya azab yang membakar” (Al Hajj : 8-9)

    Hukum merupakan wajah penjelmaan Allah Swt. Maka orang, kelompok, golongan masyarakat yang berhukum dengan hukum Allah, mereka adalah penyembah – penyembah Allah.

    Adapun orang, kelompok, golongan, masyarakat yang berhukum dengan KUHP dan Undang – undang sekuler lainnya, mereka adalah penyembah-penyembah pembuat hukum dan hawa nafsu.

    Sebagaimana disebut dalam Alquran :
    “Belum kamu lihat orang-orang yang bertuhankan hawa nafsunya, apakah engkau menjadi pelindungnya ?” (Al Furqan 25 : 43)

    “Maka demi Rabmu, mereka tidak beriman sebelum menjadikan engkau (Muhammad) sebagai HAKIM dalam perkara yang mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Annisa : 65)

    Pada ayat ini Allah bersumpah menyatakan tidak beriman orang – orang yang berhukum dengan hukum diluar syariat yang dibawa Muhammad Saw.

    Karenanya segenap kaum muslimin yang ingin berjumpa dengan Allah Swt, dia ridho kepada Allah, Allah pun ridho kepadanya.

    Dan kewajiban bagi setiap yang mengaku ummat Muhammad Saw untuk memperjuangkan tegaknya hukum yang dibawa Muhammad Saw. Wallahu a’lam bisshawab, Billahi fie sabilil haq.
    https://bogotabb.blogspot.co.id/2017/09/hukum-merupakan-wajah-penjelmaan-allah.html

  3. aisyah m yusuf30/10/2017 at 21:18Reply

    Umat Islam telah terperosok ke dalam sistem kehidupan berasaskan paham sekularisme.
    https://bogotabb.blogspot.co.id/2017/10/umat-islam-telah-terperosok-ke-dalam.html

Tinggalkan Balasan