Pengetahuan Mengenai Cara Meneliti Aib Sendiri

Sarkub Share:
Share

Sahabat Umar ra merupakan sahabat yang paling keras wataknya diantara sahabat-sahabat yang lain. Tetapi setelah bersyahadat dan mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasul, akhlaknya menjadi baik, lembut, bahkan sangat mewaspadai sikap ruhani pribadinya sendiri.

Umar ra pernah berkata :

“Rahmat Allah semoga tercurah atas siapa yang menunjukkan kepadaku segala cacat diriku”

Ia juga sering menanyakan hal tersebut pada Salman Al-Farisi,

 “Apa saja yang anda dengar tentang aku, yang tidak berkenan di hati anda?”

Umar ra juga pernah bertanya kepada Hudzaifah:

“Anda adalah seorang yang diberi tahu rahasia Rasulullah SAW mengenai siapa-siapa yang termasuk kaum munafik. Adakah anda melihat sesuatu dari tanda-tanda kemunafikan pada diriku?”

Begitulah ia sangat curiga kepada dirinya sendiri, meskipun beliau sangat mulia kedudukannya di sisi Allah dan memegang jabatan tinggi.

Bagaimana dengan kita yang hidup di jaman sekarang yang hingar bingar membutuhkan pujian banyak orang, jaim di depan orang, ingin terlihat dermawan. Ingin terlihat tawadlu dan terlihat terpandang. Bila dikritik sekali saja sudah tersinggung, mengajukan somasi, culik, hukum mati..Subhannallah..

Ada baiknya kita cermati dan introspeksi yang sesungguhnya merupakan kebaikan untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Yang kita butuhkan adalah penilaian Allah SWT kepada kita, apalah artinya kita hidup di dunia hanya butuh penilaian baik seseorang tanpa mengharap kebaikan dari Allah aza wajalla..

Apalagi di jaman sekarang ini sudah jarang pula seseorang yang mau menunjukkan aib atau kekurangan diri kita sejujurnya tanpa rasa takut atau demi perbaikan diri kita sendiri bukan karena penilaian karena rasa iri, dengki, hasud, bahkan Fitnah..Naudzubillah min dzalik…

Oleh karena itu mari kita bahas siapa sajakah yang ingin mengetahui cacat-cacat pada dirinya sendiri, hal tersebut dibagi menjadi 4 cara yaitu :

  1. Seorang Syaikh atau Guru Ruhani, beliau adalah yang mengetahui bagaimana isi hati kita. Saya sering sowan kepada ulama’ khowas almaghfurlah KH Hambali, Lasem, KH Abdul Wahab, Chafidz, Habib Mohammad Luthfi, Pekalongan dan lainnya yang ketika kita baru duduk saja sudah diuraikan masalah-masalah kita sebelum sempat kita menceritakan apa yang kita ingin sampaikan kepadanya. Terkadang sampai-sampai kita malu sendiri kekurangan kita dibuka byak sampai kepada hal-hal yang selama ini kita sembunyikan.

Maka hendaknya kita mematuhi apa yang beliau nasihatkan kepada kita dalam rangka mujahadah (perjuangan batin)nya. Beliau adalah orang yang sangat mengerti penyakit-penyakit hati yang kita derita dan mengetahui bagaimana solusi pengobatannya.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan