Orang Islam Harus Kaya

Sarkub Share:
Share

Yang jadi pengusaha jadilah pengusaha yang jujur. Yang jadi petani jadilah petani sukses…

Islam tidak mengajarkan kemiskinan bahkan sebaliknya. Pemutar balikan bahwa dunia adalah musuh yang harus diperangi, kekayaan yang harus dijauhi dan dibenci, dan  kegiatan dunia dapat menyesatkan merupakan propaganda ZIONIS agar muslim tetap miskin dan tetap kerdil.

NIO GWAN CHUNG ingat benar. Puluhan tahun silam, di rumah keluarganya di Sukabumi, Jawa Barat, ayahnya memulai percakapan.

”Nio, kamu boleh masuk agama apa saja. Konghucu atau Kristen, silakan. Buddha, silakan. Bahkan, kalau kamu anggap ateis itu baik, juga silakan!”

Nio terdiam.

”Hanya satu pesanku,” ujar sang ayah, serius. ”Jangan masuk Islam!”

”Kenapa?”

”Orang Islam itu miskin-miskin. Sandal di musala pun dicuri.”

Nio terperangah….!

Belakangan, Nio Gwan Chung justru menjadi seorang moslem yang taat. Kita lantas mengenalnya sebagai Syafei Antonio, pakar ekonomi syariah.

Dalam kegiatan buka puasa bersama dengan Himpunan Pengusana Nahdlatul Ulama (HPN) di Kantor PBNU, Jl.Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 Agustus 2011. Kang Said memberikan contoh tokoh-tokoh besar Islam yang memiliki kekayaan berlimpah, yang dalam perkembangannya dimanfaatkan untuk perjuangan memajukan Islam, diantaranya Abu Bakar, Imam Hanafi Abu Hanifah, hingga salah satu dari wali empat kutub Syech Abdul Qodir Al Jaelani.

“Tidak mungkin ngomong berjuang, ngomong ngurusi orang kecil tanpa menata perekonomian. Semua butuh biaya,” tegas Kang Said.

Seruan Kang Said juga disampaikan atas dasar ayat Al Quran yang menegaskan uang atau kekayaan adalah kebaikan yang harus dimiliki oleh setiap Muslimin. “Al Quran menyebut jika kita mati maka tinggalkanlah kebaikan. Salah satu kebaikan itu uang atau kekayaan, agar siapa saja yang kita tinggalkan tidak hidup sengsara,” lanjutnya.

Mengenai terbentuknya HPN, Kang Said berharap bisa meningkatkan kesejahteraan warga NU. Nahdliyin yang mendapatkan amanah menjadi pengusaha, diharapkan bisa berperan meningkatkan Nahdliyin lain sesuai bidangnya masing-masing. Meski demikian dia juga berpesan agar kegiatan perekonomian dilakukan tanpa meninggalkan syariat Islam.

“Yang jadi pengusaha jadilah pengusaha yang jujur. Yang jadi petani jadilah petani sukses yang tidak meninggalkan zakat, agar amanah harta yang kita miliki juga memiliki manfaat untuk sesama,” pungkas Kang Said. (sam/sam) [http://kangsaid.net/]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

2 Responses

  1. abdul03/07/2012 at 19:30Reply

    hmmmmmm…..tapi yg kutemui islam mata duitan….. saya sering ketipu yg gara gara duit…. padahal saya mualaf…sampai hat…al;ias kemanas hatinya…. jadi bimbang

  2. Author

    Dian Kusumaningrum04/07/2012 at 21:35Reply

    Mas Abdul,kebetulan sj mayoritas di Ind adalah Islam, jd ketipunya sama org yg agamanya Islam. Coba anda brkt ke Amerika/Eropa pasti anda ketipunya oleh agama selain Islam, jd jgn men-judge bhw Islam itu jelek..Di Indonesia itu adalah paling banyak ke-2 stlh Hadramaut yaitu para kekasih Allah-Nya. Islam itu adalah Agama yang paling Benar, itu harus mas yakini..

Tinggalkan Balasan