……”NkRI harga mati bagi kami. Kalau sampai pemimpin Jember takut melarang kegiatan ormas yang ingin mengubah NKRI dan Pancasila patut dicurigai pemimpin tersebut bagian dari ormas yang anti NKRI dan Pancasila,” tegas Ketua GP Ansor Jember
Barisan Ansor Serba Guna (Banser) berunjuk rasa membubarkan acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia di rumah makan New Sari Utama, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (1/5/2016).
Ratusan anggota Banser dipimpin langsung Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember Ayub Junaidi. Mereka menolak kehadiran HTI yang selama ini memperjuangkan bentuk negara khilafah Islam. “NkRI harga mati bagi kami. Kalau sampai pemimpin Jember takut melarang kegiatan ormas yang ingin mengubah NKRI dan Pancasila patut dicurigai pemimpin tersebut bagian dari ormas yang anti NKRI dan Pancasila,” kata Ayub.
Suasana aksi unjuk rasa sempat tegang. Aparat kepolisian membuat tapal kuda dan mencegah massa Ansor merangsek lebih jauh. Aksi saling dorong terjadi. Massa Ansor tak mau menyerah. Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Sabilul Alif sempat turun sendiri memimpin pengamanan.
Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif membubarkan paksa ratusan anggota Barisan Serbaguna (Banser) Jember yang “mengepung” acara Muktamar Tokoh Umat Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI) di gedung New Sari Utama di Jalan Hayam Wuruk, Minggu (1/5/2016). Sabilul mendesak anggota Banser untuk mundur.
“Banser Mundur! Banser mundur! Kalian mundur semua!” teriak Sabilul sambil mendorong beberapa pasukan banser untuk meninggalkan lokasi. Hampir semua anggota Banser pun dibuat menepi hingga ke ruas jalan. Namun, di tengah upaya desakan mundur itu, sempat salah seorang anggota banser menolaknya. Saat itu, dorongan tangan Sabilul dimentahkan oleh anggota Banser. Upaya perlawanan ini sontak menimbulkan kericuhan.
Puluhan anggota kepolisian lalu mengamankan anggota banser tersebut. Merasa kawannya diperlakukan seperti itu, pasukan banser juga melakukan perlawanan hingga sempat terjadi baku pukul. Tensi suasana mulai menurun saat Ketua GP Ansor Ayub Junaidi bersama Komandan Banser Lutfi Alif turun dan melerai kericuhan itu.
Kericuhan lebih jauh berhasil dicegah, setelah perwakilan massa Ansor dan Banser diizinkan masuk menemui pengurus HTI. Perwakilan Ansor meminta pengurus HTI menandatangani surat pernyataan tak akan menyebarkan ideologi khilafah, tunduk terhadap NKRI, dan mengakui Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Namun permintaan tersebut ditampik. HTI memang tak mengakui Pancasila. Namun mereka tetap mengakui negara Indonesia. Akhirnya, HTI memilih membubarkan acara muktamar anti pancasila & anti NKRI tersebut. (wangsit: detik & berita jatim)
Mbah Moncol01/05/2016 at 14:17
Tanya Kenapa… Acara Anti Pancasila Yg Berpotensi Merongsong Keutuhan NKRI, Kok Dikeluarkan Ijin?? Ada apaaa??
Eryanto22/07/2016 at 07:04
Berarti tdk ada masalah.. yg bermasalah yg mana trus?
Imam Mawardi03/05/2016 at 06:23
polisi gak ngerti kuhp
Eryanto22/07/2016 at 07:02
Kalau OPM ada acara kok tdk dibubarkan ya?