Membaca Shalawat di Sela-sela Shalat Tarawih

Sarkub Share:
Share

sholawat-3Membaca shalawat merupakan amaliyah yang sangat dianjurkan didalam agama Islam serta merupakan amaliyah yang paling mudah di terima oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Shalawat juga dapat membuat amalan-amalan seorang hamba diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa, karena shalawat merupakan perbuatan yang pasti diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa.

 
Sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam merupakan pemberi syafa’at kepada segenap manusia, maka shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam juga merupakan pemberi syafa’at (penolong) bagi amalan-amalan manusia.
 
Hadits-hadits tentang keutamaan dan perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sangatlah banyak, diantaranya Nabi pernah bersabda :
 
مَنْ صَلَّى عَليَّ صَلاةً صَلَّى الله عليه بها عشرًا
“Barangsiapa bershalawat kepadaku (Nabi Muhammad) satu kali shalawat, niscaya Allah bershalwat kepadaya sebanyak 10 kali” (HR. Al-Bukhari) 
 
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا وَكَتَبَ لَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sebanyak 10 kali dan ditetapkan baginya 10 kebaikan”
 
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan dan diangkat derajatnya sebanyak 10 derajat”. (HR. An-Nasaa’i)
 
أوْلى النَّاسِ بي يَوْمَ القِيامَةَ أَكْثَرُهُمْ عَليَّ صَلاةً
“Manusia yang paling utama bagiku kelak di hari qiyamat adalah yang paling banyak mengucapkan shalawat kepadaku” (HR. At-Turmidzi)
 
Allah Subhanahu wa Ta’alaa telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi-Nya dengan perintah yang bersifat mutlak.
 
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab : 56)
 
Kemutlakan sebuah perintah menuntut adanya kemutlakan (keumuman) tempat, waktu, person maupun keadaan. Artinya boleh dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sehingga barangsiapa yang mengklaim bahwa shalawat dilarang diucapkan diwaktu-waktu tertentu seperti disela-sela shalawat tarawih, maka ia telah menyempitkan kelapangan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’alaa berikan.
 
Hal itu berarti orang tersebut telah membatasi sesuatu yang bersifat mutlak dan mengkhususkan sesuatu yang bersifat umum tanpa disertai dalil (larangan khusus). Tindakan seperti ini merupakan salah satu perbuatan tercela. 
 
Hendaknya pula, bila disebut nama makhluk yang paling agung yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, selalu ingat untuk mengucapkan shalawat kepadanya, demikian juga ketika disebut disela-sela shalat Tarawih, agar tidak tergolong manusia yang bakhil (kikir).
 
البخيلُ مَنْ ذكرتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يصلِّ عَليَّ
“Orang yang bakhil (kikir) adalah orang yang apabila namaku disebut disisinya, ia tidak bershalawat kepadaku” (HR. At-Turmidzi)
 
Sumber: MadinatulIman.Com

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

5 Responses

  1. manshur17/07/2013 at 08:41Reply

    smoga dengan lantaran sholawat kita beri kemudahan, kecukupan dan pertolongan di dunia dan akhirat amin.

  2. iwan18/07/2013 at 10:50Reply

    Aku suka Sholawat ..
    tapi sekarang kok banyak Sholawat berubah jadi lagu puji-pujian…
    nyanyi-nyanyi memuji Rosulullah, mirip nasrani memuji-muji yesus tuhan mereka…
    Bukankan sholawat itu DOA.. yang adabnya harus diucapkan dengan lirih penuh harapan agar Allah mengabulkan… Seperti hadist Rosulullah yg saat ditanya bagaimana kita harus bersholawat, dijawab oleh Rosulullah seperti dalam sholat.
    Ini berarti kan harus bermakna DOA permohonan dan diucapkan lirih seperti sholat walau tak apalah menggunakan kalimat yg berbeda.
    Sekarang ini banyak ahli agama protes mengenai berubahnya cara sholawat menjadi “nyanyian pujian” walau masih dalam bahasa Arab..

  3. iwan18/07/2013 at 10:58Reply

    Bukankah segala puji hanya milik Allah tidak untuk manusia
    Rosulullah saw. kan juga sama dengan kita (QS. Al Kahfi 110)
    Rosulullah sendiri kalau hendak kotbah selalu diawali dg kalimat “innal hamdalillah…”

    mengapa sekarang jadinya begini… ?

    lupakah kita dengan makna kalimat tahmid yg sering kita ucapkan?

  4. Mas Derajad22/07/2013 at 13:19Reply

    @Iwan :
    Bismillahirrahmanirrahim

    Bukankah selayaknya kita memuji Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam yang telah mengantarkan kita dari kegelapan menuju terang benderang ajaran Islam yang kita yakini ? Bahkan tanpa kita pujipun beliau sudah mempunyai nama “Ahmad”, “Muhammad”, yang terpuji.

    Bagaimana bisa saudara pisahkan pujian kepada Allah dengan pujian kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam ? Pujian kepada Allah jelas atas segala nikmatNya (Alhamdulillah) sedangkan memuji Rasulullah adalah dengan bershalawat dan beruluk salam kepada beliau.

    Kebenaran hakiki hanya milik Allah
    Hamba Allah yang dhaif dan faqir
    Dzikrul Ghafilin bersama Mas Derajad

Tinggalkan Balasan