Larangan Maulid di Saudi Dilandasi Kepentingan Politik

Sarkub Share:
Share

Perayaan maulid Nabi Saw di Arab Saudi sangat rawan dan membahayakan eksistensi pemerintah negara badui sangudi, oleh karena itu dilarang.

Semarak mauled Nabi Muhammad Saw setiap tahun di rayakan oleh jutaan manusia di belahan dunia Islam, seperti; India, Pakistan, Jazirah Arab, Afrika, Eropa, sampai Asia. Dari sekian banyak Negara, Arab Saudi salah satu negara yang terang-terangan menentang perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Penolakan itu sangat ber-alasan, karena menurut ulama Saudi (wahabi) Nabi Saw tidak pernah merayakan, dan tidak pernah pula menganjurkan. Dan barang siapa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan Nabi Saw, maka sama dengan merintis tradisi bid’ah (mengada-ngada dalam urusan agama). Nabi Saw sendiri mewanti-wanti di dalam sebuah hadis yang artinya:’’ barang siapa mengada-ngada di dalam urusanku ini (urusan agama/ ibadah), hal itu tidak akan diterima’’.

 Kendati melarang perayaan Maulid Nabi Saw dengan segenap kemampuan yang dimilikinya, tetap saja masih banyak penduduk Arab Saudi yang setia merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw di rumah-rumah, dan di tempat-tempat khusus. Sebab, merayakan Nabi Saw merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi kepada Rosulullah Saw. Larangan memperingati perayaan Maulid Nabi Saw saat ini sudah memasuki area republic Indonesia melalui lisan sarjana-sarjana lulusan Arab Saudi yang menyebar keseluruh pelosok nusantara, serta tulisan-tulisan terjemahan yang di bagikan kepada jamaah haji Indonesia.

 Memang benar jika larangan merayakan Maulid Nabi Saw di Arab Saudi. Jika ditinjau dari sudut pandang politik, Negara Arab Saudi itu khawatir bahwa perayaan Maulid Nabi Saw akan memberikan dampak kurang baik terhadap pemerintah. Apalagi, moment perayaan Maulid Nabi Saw melibatkan semua lapisan masyarakat, hal ini bisa menjadi ajang kritik dan politik terhadap kinerja pemerintah. Sebab, jika sampai terjadi, maka akan membahayakan masa depan kerajaan. Wajar, jika kemudian pemerintah Arab Saudi sepakat dengan ulama-ulama wahabi yang melarang secara keras terhadap perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Tidak tanggung-tanggung, bahwa merayakan Maulid Nabi Saw itu hukumnya bid’ah, dan tempat yang paling layak bagi pelaku bid’ah adalah neraka.

 Secara umum, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw tidak apa-apa dilakuan kapan saja. Akan lebih mengena, jika perayaan itu dilakukan tepat pada bulan Rabiul Awak, karena Nabi Saw dilahirkan pada bulan tersebut. Nabi Muhammad Saw, pernah ditanya oleh para sahabat periahal puasa hari Senin. Ya Rosulullah….!Kenapa engkau berpuasa pada hari Senin? Nabi Saw menjawab dengan singkat nan bijaksana:’’karena hari itu aku dilahirkan’’. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad Saw, tidak apa-apa. Sebab, Nabi Saw sendiri merayakan kelahirannya dengan berpuasa sunnah Senin. Sebagian lagi melarang, karena itu bersifat khusus bagi Nabi Muhammad Saw.

 Nabi Muhammad Saw adalah teladan sejati, apa yang dilakukan merupakan sunnah Nabi yang artinya mendapat pahala, dan tidak berdosa bagi yang meninggalkannya. Prof. Dr. Muhammad Alawi Al-Maliki berpendapat bahwa merayakan perayaan Maulid Nabi Muhammad itu merupakan perkara Ijtihadiyah. Artinya, merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw tidak harus pada bulan Rabiul Awwal yang bertepatan dengan hari Senin. Beliau juga mencontohkan bagaimana merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw setiap saat dan waktu dengan bersedekah dan memberi makan kepada orang lain. Ketika merayakan, Dr. Muhammad Alawi Al-Maliki, sambil melantunkan syair-syair indah seputar perjuangan beliau di dalam membela islam dan bagaimana metode dakwan Rosulullah Saw.

 Indonesia salah satu dari Negara islam terbesar yang paling suka merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. Ketika memasuk bulan Rabiul Awwal, musolla-musollah, masjid, serta masjis ta’lim berlomba-lomba merayakan Maulid Nabi Saw. Kemasanya beragam, seperti; mendatangkan Ustad, Kyai untuk berceramah seputar kelahiran Nabi Muhammad Saw, serta perjuangan beliau di dalam menegakkan agama Allah Swt. Tradisi membaca berjanji benar-benar mampu membangkitkan kaum muslimin, seolah-olah mampu menghadirkan Nabi Muhammad Saw di bumi pertiwi. Ketika Bulan Maulid Nabi Saw, seolah-olah Nabi Muhammad Saw menyempatkan diri telah berkunjung ke Indonesia, dari satu masjid ke Masjid lain. Nabi Saw merindukan umatnya yang berlomba-lomba menyambut kelahirannya. Nabi Saw pernah mengatakan:’’ beruntung sekali bagi orang yang tidak pernah melihatku, tetapi beriman kepadaku (HR Ahmad).

 Nabi Saw akan sangat bangga ketika melihat umatnya membanggakan dirinya dan menyambut kelahirnnya. Akan semakin bangga, jika umatnya yang tinggal di seluruh pelosok nusantara meneladaninya dalam semua aspek kehidupannya. Nabi Saw sangat mencintai pengikutnya saling mencintai karena Allah Swt, saling mengerti satu dengan yang lain, saling besilaturahmi, serta rajin sholat berjamaah. Nabi Saw pernah menuturkan:’’ janganlah kalian saling membenci, saling hasud, serta saling mengintai, tetapi jadilah kalian orang yang saling bersaudara’’. Dan, kemasan Maulid Nabi Saw di negeri ini mencerminkan betapa kuat dan kokoh persaudaraan umat islam di bumi pertiwi ini.

 Sesungguhnya, merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw dengan meneladani seluruh aspek kehidupanya merupakan salah satu usaha menghidupkan Nabi Muhammad Saw di bumi pertiwi. Akan semakin terasa, jika perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw itu kemudian mampu menjadikan nilai-nilai dan sifat Nabi Saw, seperti; Jujur, Adil, Amanah, Fatanah, mampu di aplikasikan oleh segenap lapisan masyarakat muslim Indonesia, mulai dari Pejabat (PNS), penggusaha kecil dan besar, dosen dan dokter, serta buruh dan petani di mana saja berada. Jika ini terjadi, maka Indonesia akan menjadi Negara makmur karena berkah dari kunungan Nabi Saw melalui untain kisah, syair, serta ayat-ayat suci al-Qur’an.

 Bulan ini manusia paling sempurna dilahirkan, tepatnya pada hari Senin, 9 Rabiul Awwal atau 20 April, 571 M, di Makkah al-Mukarramah. Malam-malam Rabiul Awal, merupakan malam yang paling indah nan menyenangkan bagi pencita perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Sebab, malam-malam itu Rosulullah Saw turut hadir di dalam perayaan tersebut melalui lantunan syair-syair indah, dan ceramah seputar kepribadian Nabi Saw yang agung dan Indah. Manakala bacaan sholawat atas Nabi Muhammad Saw yang di alunkan secara berjamaah dengan penuh kekhusukan, serta dari sanubari yang paling dalam, aka mampu menghadirkan kehadiran Nabi Muhammad Saw, karena setiap sholat yang terucap Nabi Muhammad Saw akan langsung menjawabnya. Allahummma Solli Ala Sayyidina Muhamma (اللهم صل على سيدنا محمد )

(Sumber: Abdul Adzim)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. abe04/02/2014 at 17:55Reply

    Bisa juga memang
    Umat akan semakin bersatu jika berkumpul dan bermaulid..
    Hanya cinta dan fanatik pada rosulullah lah umat islam akan mengambil alih kejayaannya!
    Allahu Akbar!

Tinggalkan Balasan