Diceritakan, ada seorang pemuda di zaman Nabi Musa AS yang bandelnya bukan main. Segala bentuk kejahatan dia lakukan, tanpa memandang bulu. Sikat sana, sikat sini. Halal-haram, hantam saja.
Ulah pemuda ini sangat melampaui batas dan meresahkan warga. Maka akhirnya warga, yang kesal, berencana untuk menghakimi pemuda tersebut.
Tibalah saatnya, pemuda itu dihakimi massa sampai ajal merenggutnya. Tidak cukup sampai di situ, mayat si pemuda pun dilemparkan ke dalam bak sampah.
Beberapa waktu kemudian, aneh bin ajaib, bak sampah yang berisikan tumpukan sampah yang sehari-harinya mengeluarkan bau tak sedap itu berubah menjadi semerbak mewangi.
Keajaiban ini menjadi perhatian warga. Dan karena begitu besar keingintahuan warga, mereka akhirnya mem- bongkar bak sampah itu.
Apakah gerangan yang telah terjadi? Ternyata semerbak wangi yang keluar dari bak sampah tersebut, sumbernya adalah jasad pemuda nakal yang mati dihakimi massa itu.
Mengapa mayat seorang penjahat yang mati mengenaskan dan dibuang di bak sampah mengeluarkan wangi semerbak? Ketahuilah, sesungguhnya pemuda tersebut, walaupun preman jahat, masih punya hati dan ta’zhim kepada Nabi Muhammad SAW. Inilah kemuliaan dan keagungan yang ada pada dirinya.
Pemuda tersebut, ketika membuka dan membaca kitab Taurat, menemukan tulisan Ahmad. Lalu ia amati secara seksama sampai jatuh hati kepada tulisan tersebut. Diterangkan dalam kitab Taurat, yang bernama “Ahmad” inilah nabi terakhir yang akan membawa keselamatan bagi seisi alam.
Dalam keterangan lain disebutkan, tulisan tersebut dirobek sang pemuda dari kitab Taurat kemudian disimpannya sebagai jimat.
Karena telah jatuh hati pada nama tersebut, ke mana pun ia pergi, lembar yang bertuliskan Ahmad itu selalu dibawanya, tak pernah lepas dari tangannya sampai ajal menjemputnya. Kisah ini diceritakan dalam kitab Hujatullah ’ala al-’Alamin karya Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani.
Renungkanlah. Seorang pemuda yang nakal dan mati mengenaskan, jasadnya mengeluarkan wangi semerbak, karena begitu besarnya perasaan cinta pada lembaran yang bertuliskan Ahmad. Apalagi kita, sebagai umat Nabi yang mengamalkan ajaran dan mau bershalawat terhadap beliau.
Sebagai umat Islam, lebih-lebih Ahlussunnah Wal Jama’ah, kita sangat dianjurkan untuk mengamalkan shalawat. Dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56 disebutkan, ”Innallaha wa Malaikatahu yushalluna ’alannabi, ya ayyuhalladzina amanu shallu ’alaihi wasallimu taslima”, Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, maka bershalawatlah”.
Betapa dahsyatnya nilai dan kedudukan shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Bahkan Allah SWT dan para malaikat-Nya pun bershalawat atas Nabi Muhammad SAW.
Emka Shofa03/03/2012 at 21:52
Mantab!
Wong Tegal03/03/2012 at 22:28
nggeh.. mbah,, ^_^
Triyono05/03/2012 at 03:14
Cerita takhayul israiliyah yang palsu dan membodohi umat
Mbah Jo05/03/2012 at 09:38
Umat lain saja menghormati Rosululloh saw,sungguh aneh yg mengaku umatnya Rosululloh saw, tidak mencintai Rosululloh saw..
Sebagian kelompok,mengklaim mengikuti jalan salaf soleh dan mengaku paling nyunnah,tapi caranya mereka dakwah tak ubahnya bak penjajah..
Manakah manifestasi ‘uswatun hasanah dan rahmat bagi seluruh alam’ dari Rosululloh saw,bila saling MENUDUH SESAT/KAFIR sesama sodara muslimnya..?
Pernahkah Rosululloh saw mengajarkan seperti itu..? Manakah akhlaqul karimah yang dijunjung sebagai sikap mulia itu..?
pabro01/05/2012 at 22:55
kebenaran hanyalah milik ALLAH.kisah yg menarik
pabro01/05/2012 at 23:48
mantap