Keteladanan Akhlak Para Wali Qutub

Sarkub Share:
Share

taklimIlmu tasawuf adalah "mustikanya" agama Islam. Imam Al-Ghazali sendiri pernah membuat kitab yang luar biasa;Ihya' Ulummudin. Kitab tersebut intinya adalah petunjuk cara menghidupkan agama Islam.

Menurut Imam Al-Ghazali, ilmu fikih tidak boleh berdiri sendiri, tanpa didampingi ilmu tasawuf.

Ibarat manusia, ilmu syariat adalah tubuh, sedangkan ilmu hakikat adalah ruhnya. Menerapkan ilmu fikih tanpa didampingi ilmu tasawuf, akan menjadikan agama Islam seperti "mayat"; kaku, dingin, dan menakutkan. Sebaliknya, agama Islam yang dilengkapi ilmu tasawuf, membuat agama terasa "hidup" dan indah.

Syech Abu Yazid Al-Busthami Dan Seekor Anjing 

Dahulu, di abad ketiga hijriyah, pernah hidup seorang alim ulama yang ahli ilmu fikih sekaligus ahli ilmu tasawuf bernama Abu Yazid Al-Busthami.

Beliau adalah sosok yang luar biasa. Murid-muridnya sudah lintas negara dan lintas kelompok tarekat. Bukan hal yang mudah membimbing ribuan murid yang berlatar belakang sangat kompleks seperti itu.

Tapi, suatu hari, saat berjalan dengan beberapa murid terpilihnya, beliau melakukan hal yang sepele tapi tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang biasa. Di jalanan yang sempit tersebut, dari arah berlawanan, datanglah seekor anjing berwarna kuning lagi dekil. Anjing itu berlari.

Seketika itu pula, Abu Yazid Al-Busthami berkata para muridnya untuk agak menepi, "Anjing itu pasti ada keperluan mendesak, sehingga anjing itu berlari, mari kita beri jalan."

Anjing berwarna kuning itu melewati rombongan para sufi tersebut sambil mengangguk, seperti memberi tanda berterima kasih. Kejadian yang tampak remeh, tapi sesungguhnya adalah sebuah cerita yang menunjukkan kualitas akhlak seorang Abu Yazid Al-Busthami.

Dari cerita yang tampak remeh di atas, kita bisa memetik sebuah ilmu hikmah yang luar biasa. Tak jarang kita yang hanya memiliki kelebihan yang sedikit saja sudah enggan bercengkerama dengan orang “di bawah” diri kita. Maunya hanya bergaul dengan orang-orang yang minimal selevel.

Marilah kita belajar pada sosok beliau. Abu Yazid Al-Busthami yang sudah berada di puncak derajat keulamaan dan tengah bersama para muridnya, tidak gengsi mengalah demi seekor anjing dekil.

Dalam ilmu tasawuf, tanda orang berderajat tinggi di hadapanNya adalah senantiasa merendahkan dirinya di hadapan makhluk-makhlukNya yang sangat rendah sekalipun.

 

Syech Hasan Al-Bashri Dan Non Muslim

Syeikh Hasan Al-Bashri hidup di tahun ke-21 sampai ke-110 Hijriyah, dan beliau merupakan penasehat spiritual Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a. (61-101 H). Beliau sangat terkenal dengan julukan "Panutan Zaman dari Bashrah", karena luar biasa hebat dan sholehnya.

Syeikh Hasan Al-Bashri adalah seorang alim ulama yang diakui sebagai mahagurunya para alim ulama generasi ke-3 (bahasa sederhananya; zaman cucu-cicit kanjeng nabi dan para sahabat). Lantas, bagaimanakah sikap beliau ketika menghadapi orang non-muslim?

Beliau tak cuma sekadar berteman biasa, beliau malah bersahabat erat dengan seorang pendeta Nasrani. Seringkali saat bertemu di jalan, keduanya berpelukan dan saling menanyakan kabar, bahkan terkadang si pendeta Nasrani "memamerkan" Syeikh Hasan Al-Bashri ke jemaatnya.

Syeikh Hasan Al-Bashri bersikap lembut pada orang non-muslim, adalah karena mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW.

Seperti kita ketahui, Baginda Rasulullah SAW selalu bersikap baik dan ramah pada siapa saja. Tidak hanya kepada para sahabat yang mau memeluk agama Islam, bahkan dengan kalangan non-muslim yang memusuhi pun Nabi Muhammad SAW selalu menampilkan akhlak mulia.

Nabi Muhammad SAW adalah orang pertama yang menjenguk orang Arab yang selalu meludahinya dan mendoakan segera sembuh. Nabi Muhammad SAW justru meminta Malaikat Jibril menahan diri, ketika penduduk kota Thaif sudah melewati batas penolakannya. Bahkan, kedua tangan mulia Baginda Rasulullah SAW yang menolong Abu Lahab dari lubang jebakan bikinannya sendiri.

Kepada orang non-muslim yang memusuhi saja, umat Islam diteladankan kanjeng nabi untuk tetap berakhlak mulia, apalagi dengan umat non-muslim yang tulus menjalin persahabatan.

Dari kisah Syeikh Hasan Al-Bashri tersebut, kita bisa memetik suatu ilmu hikmah, bahwa hendaknya kita selalu bersikap baik kepada siapa saja, seperti yang Nabi Muhammad SAW teladankan.

 

Syech Abdul Qadir Al – Jailany Dan Sifat Khusnuddhon

Seorang ulama yang menguasai banyak cabang ilmu agama Islam, seperti ilmu qira'ah, tafsir, hadits, fikih perbandingan antar mahzab, ushuluddin, ushulfiqh, nahwu, tasawuf, dan sebagainya. Beliau bernama Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany (470-561 H).

Suatu hari beliau bercerita kepada murid-muridnya tentang perasaannya saat menghadapi orang lain.

"Kalau aku bertemu orang lain, aku selalu berkata dalam hati bahwa orang itu lebih baik daripada diriku sendiri. Saat bertemu anak kecil, aku selalu membatin bahwa anak kecil itu belum pernah bermaksiat kepada Allah SWT. Saat bertemu orang sepuh, aku selalu membatin bahwa orang sepuh itu sudah lebih lama beribadah kepada Allah SWT. Saat bertemu orang awam, aku selalu membatin bahwa orang itu bermaksiat hanya karena bodoh saja, sementara aku tetap bermaksiat walaupun tahu akibatnya. Saat bertemu orang kafir, aku selalu membatin bahwa aku tidak tahu jalan hidup manusia; bisa jadi di ujung usianya dia jadi orang sholeh, sementara aku malah jadi orang kafir di kemudian hari."

Ketiga tiga ulama di atas adalah para wali quthub. Sederhananya, wali quthub adalah "pewaris nabi paling utama", jumlah golongan tersebut hanya ada satu orang di setiap masa.

Tugas mereka adalah memimpin semua orang sholeh di muka bumi minimal secara spiritual, bersama Nabi Khiddir a.s. Baik yang sudah wali, maupun yang bukan. Meski berganti-ganti orangnya, setidaknya ada satu persamaannya; berakhlak mulia.

Jadi, selain memahami ilmu fikih, setiap muslim sebaiknya juga memahami ilmu tasawuf. Hal ini karena ilmu tasawuf pada dasarnya adalah tentang pembersihan hati.

Perlu kita ketahui bersama, agama Islam punya sebutan lain, yaitu "agama akhlak".

 

SUMBER : Dikutip dari Bab 1, halaman 8-13, buku "Kembali Menjadi Manusia"

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

Tinggalkan Balasan